Terkena Sengketa Pajak, Bagaimana Prospek Saham PGAS?

Analis menyampaikan prediksinya mengenai target harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Jan 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2021, 08:00 WIB
Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) merosot pada Senin, 4 Januari 2021 di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat pada perdagangan perdana saham awal 2021.

Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) merosot 6,95 persen ke posisi Rp 1.540 per saham. Harga saham PGAS berada di rentang Rp 1.585-Rp 1.540 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 77.844 kali dengan nilai transaksi Rp 1,2 triliun.

Direktur Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai, tren ini dipengaruhi sentimen kabar atas sengketa pajak PGAS. Mahkamah Agung (MA) mengabulkan peninjauan kembali yang diajukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada 2019. Keputusan MA tersebut menyebabkan potensi sengketa pajak senilai Rp 3,06 triliun ditambah denda.

Maximilianus menilai, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ini mampu untuk memenangkan perkara ini. Bahkan secara fundamental PGAS dinilai masih bisa mencatatkan kenaikan saham.

"Jadi ini kembali hanya kepada sentimen berita saja. Sejauh fundamental kami melihat masih memiliki nilai yang sangat positif,” ujat dia kepada Liputan6.com, ditulis Selasa, (5/1/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Target Saham PGAS

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dihubungi secara terpisah, Head Of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menuturkan hal serupa. Lanjar menyebutkan target PGAS untuk setahun masih ada potensi naik ke level 2.000. 

Hal tersebut ditopang oleh sektor industri yang diperkirakan pulih seiring dengan vaksinasi pada  2021. Sentimen itu mendorong potensi naiknya penggunaan gas. Sementara situasi ini, menurut Lanjar, akan dimanfaatkan investor melakukan profit taking atau aksi ambil untung.

“Kalau saya lihat cash perusahaan yang masih cukup memenuhi kebutuhan sengketa ini. Jadi tidak begitu pengaruh terhadap kinerja bisnis ke depan," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya