BEI Buka Suspensi Saham IRRA Mulai Sesi I pada 13 Januari 2021

BEI suspensi saham IRRA seiring peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham IRRA sehingga perlu dilakukan cooling down.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 13 Jan 2021, 10:25 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2021, 09:03 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali perdagangan saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) pada perdagangan saham Rabu (13/1/2021).

Hal ini juga menunjuk pengumuman bursa Nomor:Peng-SPT-008/BEI.WAS/01-2021 pada 11 Januari 2021 perihal penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA).

"Pembukaan perdagangan saham IRRA itu dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai mulai perdagangan sesi I,” dikutip dari pengumuman BEI diteken Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M.Panjaitan dan Kepala Dvisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy.

Sebelumnya,  PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan atau suspensi saham PT Itama Ranoraya Tbk, emiten distributor alat kesehatan pada Selasa, 12 Januari 2021.

BEI suspensi saham IRRA seiring peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham IRRA sehingga perlu dilakukan cooling down.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan saham  Senin, 11 Januari 2021, saham IRRA melonjak 25 persen ke posisi Rp 3.700 per saham

Dalam sepekan periode 4-8 Januari 2021, saham IRRA melonjak 85 persen ke posisi Rp 2.960 per saham. Saham IRRA sempat berada di level tertinggi 2.960 dan terendah 1.610 per saham. Total frekuensi perdagangan 185.225 kali dengan nilai transaksi Rp 2 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Kena Suspensi BEI, Ini Penjelasan IRRA

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membuat PT Bursa Efek Indonesia (BEI) harus menghentikan sementara perdagangan atau melakukan suspensi saham. Melihat hal tersebut, IRRA menjelaskan prospek bisnis perusahaan yang meningkat tajam.

Dalam surat yang diberikan kepada BEI, Direktur IRRA, Pranoto Satno Raharjo mengatakan, perseroan memiliki target pertumbuhan 80 persen hingga 100 persen dari indikasi kinerja perusahaan pada 2020.

"lndikasi kinerja perusahaan di tahun 2020 tumbuh di kisaran 90 persen hingga 95 persen untuk pendapatan dan kisaran 70 persen hingga  80 persen untuk laba bersih dibandingkan tahun 2019 (YoY)," tulisnya dalam dalam keterbukaan informasi di BEI, Selasa, 12 Januari 2021.

Salah satu kontributor penjualan perusahaan yang cukup signifikan ditahun 2020 ialah produk Swab Antigen. Terkait test di kuartal lV tahun 2020 IRRA bisa mencapai 2.4 juta unit. Hal ini membuat perseroan memiliki target 5 sampai 10 juta di tahun 2021 terkait Swab Antigen. Untuk bulan Januari 2021 saja, IRRA sudah berhasil menjual 1.5 juta unit.

"Saat ini kami mempersiapkan transformasi dari model bisnis medical equipment supplier menjadi manufacturer dan innovator peralatan medis. Tujuannya untuk memperbesar ruang inovasi bisnis kami kedepan dan memperkuat positioning kami saat ini, seperti misalnya mempekuat kerjasama dangan mitra-mitra kami (Produsen)," tulisnya.

Terkait rencana produk baru di tahun 2021, IRRA akan menghadirkan merk Avimac berupa immunomodulator untuk peningkatan imun tubuh yang dapat mendukung percepatan penanganan Covid-19 di lndonesia.

"Produk ini sudah di produksi di Australia dan saat ini sudah mendapat izin edar dari di BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) sebagai suplemen," tulisnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya