Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kondisi ketidakpastian akibat pandemi COVID-19, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mampu menorehkan kinerja baik di bisnis brokerage atau sekuritas. Yakni dengan total nilai transaksi mencapai Rp 410,3 triliun pada 2020, melesat 97 persen dibandingkan 2019.
"Milestone penting yang berhasil kami capai adalah menjadi perusahaan sekuritas terbesar di Indonesia sejak 25 September 2019 hingga saat ini. Kami ingin berterima kasih kepada klien, karyawan, dan mitra media kami atas pencapaian luar biasa ini,” ujar CEO Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Taye Shim, Rabu (13/1/2021).
Taye menambahkan, pada 2021, memang masih banyak ketidakpastian, tetapi Mirae Asset meyakini dengan sentimen positif vaksinasi COVID-19, akan memberikan angin segar bagi pemulihan ekonomi nasional, dan berimbas ke pasar modal.
Advertisement
Baca Juga
Perusahaan berkomitmen untuk terus menyediakan produk dan layanan yang inovatif melalui transformasi digital. Di antaranya melalui penyediaan informasi investasi tepat waktu yang dikurasi dengan cermat oleh tim riset dan pemasaran.
Mirae Asset juga akan terus meningkatkan infrastruktur IT dan layanan pelanggan untuk memenuhi permintaan pelanggan yang tumbuh pesat.
"Mirae Asset ingin menjadi mitra investasi untuk mencapai tujuan jangka panjang nasabah dengan variasi produk yang berbeda sesuai profil risiko dan tujuan investasi nasabah,” kata Taye.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Prediksi IHSG pada 2021
Sebelumnya, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi ke level 6.880 hingga akhir 2021. Hal ini ditopang sentimen positif terkait vaksinasi COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang membangkitkan optimisme dari investor.
"Target indeks di akhir 2021 kita adalah 6.880. Kita melihat ini dengan mudah bisa tercapai," ujar Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya dalam siaran pers - Mirae Asset Media Day di Jakarta, Rabu, 13 Januari 2021.
Sementara dana investor asing yang masuk ke Indonesia, Hariyanto mengatakan juga ada tren penguatan yang masih akan terus berlangsung.
Hal ini menimbang terpilihnya Joe Biden sekaligus senat yang berasal dari partainya di Georgia. Dengan begitu memudahkan Biden untuk menerapkan kebijakannya. Salah satunya tentang kenaikan pajak.
"Biden sendiri akan menaikkan pajak cukup tinggi di AS. Namanya investor akan selalu mencari return, mereka akan menghindari pajak yang besar,” kata Hariyanto.
Dengan begitu, investor akan melirik pasar di pasar berkembang, seperti Indonesia. Hariyanto menuturkan, Indonesia memiliki potensi besar, karena dari sisi valuasi masih cukup murah dibandingkan pasar berkembang lainnya.
Selain itu, dari sisi return and equity Indonesia juga cukup besar. Serta dari sisi pertumbuhannya, Hariyanto mengatakan Indonesia adalah salah satu yang paling bagus.
"Jadi kita melihat bahwa foreign inflow ini akan terus berlanjut di 2021. Dan saya perkirakan ini akan menjadi positif inflownya akan net buy,” pungkas dia.
Advertisement