Ada Pelantikan Presiden AS Joe Biden, Bagaimana Dampaknya ke IHSG?

Analis Asia Valbury Futures, Lukman Leong menuturkan, sentimen global menjadi fokus pelaku pasar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Jan 2021, 15:11 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 15:11 WIB
Kandidat presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara dalam rapat umum kampanye drive-in di Lexington Technology Park, Senin, 2 November 2020, di Pittsburgh. (Foto AP / Andrew Harnik)
Kandidat presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden berbicara dalam rapat umum kampanye drive-in di Lexington Technology Park, Senin, 2 November 2020, di Pittsburgh. (Foto AP / Andrew Harnik)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan dilantik pada Rabu, 20 Januari 2021 waktu setempat. Lalu bagaimana dampak pelantikan Joe Biden terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?

Analis Asia Valbury Futures, Lukman Leong menuturkan, sentimen global menjadi fokus pelaku pasar. Salah satunya pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden.

Sedangkan dari dalam negeri, hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan mengumumkan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) akan berdampak minim terhadap IHSG.

"IHSG diperkirakan akan turun terbatas. Sentimen bursa global mixed cenderung negatif,” ujar dia.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan positif untuk pasar seiring optimisme pemulihan ekonomi melalui stimus fiskal akan pengaruhi laju IHSG.

Sedangkan dari dalam negeri, pasar dinilai antusias menanti pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk menetapkan Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7 DRR).

"Penetapan suku bunga acuan Bank Indonesia memberikan sentimen positif terhadap pasar. Karena menurut saya ini juga paling krusial agar optimisme meningkat sehingga posisi di pasar modal, mereka (investor) beralih investasi kepada aset-aset yang berisiko dalam rangka untuk menjalankan high risk high return," kata Nafan.

Untuk saham-saham yang dapat dicermati antara lain dari sektor bank yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Sementara itu untuk sektor manufaktur, saham-saham yang bisa  dicermati antara lain saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak IHSG pada Sesi I

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu kembali perkasa pada perdagangan saham Rabu, 20 Januari 2021. Penguatan IHSG didukung aksi beli investor asing.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,31 persen atau 82,97 poin ke posisi 6.404,82. Indeks saham LQ45 menguat 2,06 persen ke posisi 1.009,43. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

270 saham menghijau sehingga mendorong IHSG menguat. 205 saham melemah dan 133 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG menguat ke posisi 6.334,51. Selama sesi pertama perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.415,80 dan terendah 6.299,39. Investor asing beli saham Rp 529,50 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 14.067.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 0,36 persen. Sektor saham tambang naik 3,36 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Diikuti sektor saham industri dasar naik 2,08 persen dan sektor saham keuangan mendaki 1,73 persen.

Saham-saham cetak penguatan terbesar atau top gainers antara lain saham GLOB naik 34,45 persen ke posisi Rp 160 per saham, saham CANI melonjak 34,21 persen ke posisi Rp 204 per saham, saham IPCC mendaki 25 persen ke posisi Rp 675 per saham, saham DCII naik 24,76 persen ke posisi Rp 3.830 per saham, dan saham TFAS menguat 24,65 persen ke posisi Rp 354 per saham.

Sedangkan saham-saham yang merosot tajam atau top losers antara lain saham PLAN turun 8,08 persen ke posisi Rp 91 per saham, saham FIRE merosot 6,99 persen ke posisi Rp 1.065 per saham, saham SGER susut 6,94 persen ke posisi Rp 1.005 per saham, saham INAF turun 6,92 persen ke posisi Rp 4.570 per saham, dan saham KAEF tergelincir 6,92 persen ke posisi Rp 4.570 per saham.

Investor asing masih membeli saham bank pada sesi pertama perdagangan. Investor asing beli saham BMRI sebanyak Rp 235,5 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 146,8 miliar, saham BBCA sebanyak Rp 37,9 miliar, saham MDKA sebanyak Rp 16,9 miliar, dan saham ASII sebanyak Rp 10,1 miliar.

Selain itu, investor asing melepas sejumlah saham antara lain saham HMSP sebanyak Rp 13,4 miliar, saham PWON sebanyak Rp 8,9 miliar, saham BFIN sebanyak Rp 8,2 miliar, saham MAPI sebanyak Rp 6,8 miliar, dan saham CPIN sebanyak Rp 5,4 miliar.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat dipimpin IHSG. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,58 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,28 persen, dan indeks saham Shanghai menguat 0,19 persen.

Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,46 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,60 persen, indeks saham Singapura turun 0,06 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,64 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya