Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang terjadi membuat ekonomi di Indonesia mengalami dampak cukup besar. Akibatnya beberapa bisnis mengalami kerugian dan harus gulung tikar.
Melihat hal ini, Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri menyebut ada beberapa hal yang perlu dipahami pebisnis untuk bisa bertahan saat pandemi COVID-19.
"Sektor yang akan survive adalah sektor yang berhubungan dengan kesehatan, sektor yang mampu mentransformasi dirinya dengan era digital," ujar saat Webinar Meet The Expert Mandiri Sekuritas, Jumat (29/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Meski masa sulit saat ini mirip dengan krisis 1998, Chatib menilai perubahan mencolok dari cara berbisnis ialah era digital yang dimanfaatkan banyak pihak, terlebih pandemi membuat orang harus saling menjaga jarak.
"Pada saat kiris 1998, salau satu cara untuk bisa survive itu adalah jualan makanan, termasuk artis jualan makanan, dimunculkan namanya warung tenda. Sekarang polanya juga sama, jualan makanan juga, hanya saja karena pandemi enggak mungkin buka warung tenda, jadi yg dilakukan adalah melalu Instagram dan Facebook," ujarnya.
Selain transformasi ke digital, pebisnis juga perlu melihat peluang yang ada. Pandemi COVID-19 yang terjadi membuat masyarakat enggan berinteraksi dengan orang lain, hal ini sebaiknya dimanfaatkan dengan baik.
"Ketiga adalah bisnis yang mampu melihat perubahan. Misalnya restoran, setelah ada pandemi mungkin harus menggunakan jarak dan menambah meja ke luar ruangan. Ini banyak dilakukan di Eropa," tuturnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jaga Privasi Konsumen
Chatib menegaskan, agar bisa bertahan di masa sulit saat ini, pebisnis perlu menjaga privasi konsumen dan mencari cara membuat masyarakat nyaman menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
 "Sekarang juga kalau weekend yang banyak sekali dipesan itu private room. Mereka berani datang dan makan karena enggak share dengan orang lain. Atau liburan kemarin banyak yang road trip karena menghindari menggunakan angkutan umum," ujar dia.
Â
Advertisement