Tebar Dividen 30 Persen dari Laba Bersih, Begini Kinerja SMCB pada 2020

Presiden Direktur SBI, Aulia Mulki Oemar menuturkan, 30 persen dari laba bersih ini ditetapkan sebagai dividen atau sekitar Rp Rp 195,2 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Mar 2021, 14:21 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2021, 14:21 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk atau SBI (SMCB) mencatatkan laba bersih sepanjang 2020 sebesar Rp 650,98 miliar. Laba bersih SMCB meningkat 30,42 persen dibandingkan 2019 sebesar Rp 499,05 miliar.

Presiden Direktur SBI, Aulia Mulki Oemar menuturkan, 30 persen dari laba bersih ini ditetapkan sebagai dividen atau sekitar Rp Rp 195,2 miliar. "30 persen atau sama dengan Rp 195.296.346.200, atau sama dengan Rp 25,49 per lembar saham ditetapkan sebagai dividen tunai,” ujar dia dalam public expose usai RUPST, Selasa (30/3/2021).

Sementara 70 persen sisanya, atau sekitar Rp 455,6 miliar akan digunakan untuk mendanai kegiatan operasional perseroan.

Perseroan mengakui, pandemi COVID-19 membayangi kinerja SBI sepanjang 2020. Peningkatan jumlah kasus positif yang berimbas pada peningkatan mitigasi pemerintah melalui berbagai upaya pembatasan pada aktivitas masyarakat, serta fokus pemerintah untuk mengalihkan pendanaan pada pencegahan COVID-19 turut mempengaruhi performa pasar semen domestik.

Penurunan konsumsi pasar semen domestik tercermin pada kinerja SBI. Hal ini seiring terjadi penurunan volume penjualan semen dan terak SBI dari 11,9 juta ton pada 2019, menjadi 10,5 juta ton pada 2020 atau sebesar 11,6 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Penjualan Ekspor

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kenaikan hanya didapat dari penjualan ekspor yang melonjak dari 502 ribu ton pada 2019, menjadi 1,5 juta ton pada 2020 atau sebesar 198,1 persen.

Penurunan volume juga terjadi di sektor bisnis beton jadi dari 1,5 juta m3 pada 2019 menjadi 874 ribu m3 pada tahun 2020 atau sebesar 41,8 persen,  serta sektor bisnis agregat yang turun dari 2,3 juta ton menjadi 614 ribu ton pada tahun 2020 atau sebesar 73,2 persen. 

Penurunan volume ini berdampak pada penurunan pendapatan dari Rp 11,1 triliun pada 2019, menjadi Rp 10,1 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 8,6 persen. Laba kotor naik dari Rp 2,9 triliun pada 2019, menjadi Rp3 triliun pada 2020 atau sebesar 3,4 persen.  Ebitda naik dari Rp1,8 triliun pada 2019, menjadi Rp 2,5 triliun pada 2020 atau sebesar 39,5 persen. 

Program-program efisiensi yang dijalankan oleh perseroan sepanjang 2020, mampu membantu menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 12,8 persen. Sehingga perseroan mampu meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak penghasilan dan akhirnya mencetak laba bersih dari Rp 499 miliar pada 2019, menjadi Rp 651 miliar pada 2020 atau sebesar 30,4 persen.

Saham SMCB turun 1,45 persen ke posisi 1.705 per saham pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Selasa, 30 Maret 2021. Saham SMCB dibuka melemah 5 poin pada level 1.725 per saham. 

Saham SMCB berada di level tertinggi Rp 1.740 dan terendah Rp 1.705 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 43 kali dengan nilai transaksi Rp 60,5 juta.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya