Kerugian Bank Global Tembus Rp 144,90 Triliun Akibat Kejatuhan Archegos Capital

Bank Swiss UBS mengungkapkan kehilangan USD 774 juta atau sekitar Rp 11,21 triliun karena Archegos Capital Management pada bulan lalu.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Apr 2021, 19:20 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2021, 19:20 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Liputan6.com, London - Kerugian bank global yang disebabkan oleh runtuhnya hedge fund Archegos Capital Management telah mencapai USD 10 miliar atau sekitar Rp 144,90 triliun (asumsi kurs Rp 14.490 per dolar AS).

Bank Swiss UBS mengungkapkan kehilangan USD 774 juta atau sekitar Rp 11,21 triliun karena Archegos Capital Management pada bulan lalu. Pukulan itu lebih besar dari yang diperkirakan banyak analis.

Pengumuman itu menyusul ketika Nomura Jepang mengatakan akan membukukan kerugian sebesar USD 2,9 miliar karena Archegos. Jumlah itu meningkat dari perkiraan USD 2 miliar.

Bank global kini telah mengungkapkan kerugian mencapai USD 10,4 miliar akibat Archegos, family office di New York yang dikelola Bill Hwang. Bank kecil kemungkinan juga terkena pukulan. Dampaknya juga telah memangkas pendapatan kuat bagi bank-bank global.

Credit Suisse telah diguncang paling keras. Bank Swiss tersebut juga mengatakan, kalau kerugian akan mencapai USD 5,5 miliar.

Akibat Archegos Capital Management, sejumlah bankir investasi dan chief risk office pun mengumumkan mengundurkan diri. Selain itu, dewan eksekutif juga tidak akan menerima bonus 2020.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dibutuhkan Transparansi dan Pengawasan Ketat Hedge FUnd

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sementara itu, Morgan Stanley menderita kerugian USD 911 juta, dan Mitsubishi UFJ Securities memperkirakan akan kehilangan sekitar USD 300 juta.

Archegos memakai dana pinjaman untuk mengambil posisi besar saham termasuk perusahaan media ViacomCBS dan Discovery.

Archegos tidak dapat kembali membayar pemberi pinjamannya ketika harga saham turun. Kerugian besar yang diderita oleh pemberi pinjaman telah menimbulkan kekhawatiran tentang bahaya utang dan menyebabkan seruan untuk regulasi yang lebih ketat.

"Kami membutuhkan transparansi dan pengawasan yang kuat untuk memastikan hedge fund tidak menekan ekonomi bersamanya,” ujar Senator Demokrat Elizabeth Warren dilansir dari CNN, Selasa (27/4/2021).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya