Pendapatan Naik Tipis, Laba Intiland Merosot 69,47 Persen pada 2020

PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk 2020 tercatat Rp 76,8 miliar. Hasil tersebut turun 69,47 persen.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 30 Apr 2021, 17:31 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2021, 17:31 WIB
20161026-Gedung Intiland Sudirman-Jakarta
Gedung Intiland Sudirman, lokasi jatuhnya gondola yang menewaskan satu orang teknisi, Rabu (26/10). (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Intiland Development Tbk (DILD) membukukan pendapatan sebesar Rp 2,89 triliun sepanjang 2020. Angka tersebut meningkat 5,7 persen dibandingkan 2019 yang mencapai Rp 2,73 triliun.

Di sisi lain, PT Intiland Development Tbk mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk 2020 tercatat Rp 76,8 miliar. Hasil tersebut turun 69,47 persen dibandingkan 2019 sebesar Rp 251,4 miliar.

Laba tahun berjalan pada 2020 tercatat sebesar Rp 69,0 miliar, turun 84,2 persen dari Rp 436,7 miliar pada 2019. Hasil ini disebabkan oleh liabilitas keuangan dari penerapan PSAK 72. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, (30/4/2021).

Sementara itu, pendapatan berulang pada 2020 tercatat sebesar Rp 176 miliar, meningkat 10,4 persen dari Rp 159 miliar di 2019.

Emiten pengembang properti ini juga menyebut, pendapatan pengembangan memberikan kontribusi sebesar Rp 2,30 miliar sepanjang 2020, atau meningkat 8,9 persen dari Rp 2,11 miliar pada 2019.

Sedangkan pendapatan berulang berhasil menghasilkan Rp 589,9 miliar sepanjang 2020, atau turun 5,3 persen dari Rp 623,1 miliar pada 2019.

Komposisi pendapatan dari pendapatan pembangunan dan pendapatan berulang sepanjang 2020 masing-masing adalah 79,6 persen dan 20,4 persen. Di sisi lain, masing-masing komposisi dari pendapatan pembangunan dan pendapatan berulang pada 2019 adalah 77,2 persen dan 22,8 persen.

Kontribusi tertinggi dari total pendapatan sepanjang 2020 berasal dari segmen mixeduse dan high-rise sebesar Rp 1.832 miliar, diikuti oleh segmen recurring Rp 589,9 miliar, segmen pendapatan rumah tinggal Rp 432,8 miliar dan segmen kawasan industri Rp 36,7 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kontribusi Pendapatan Utama

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Pendapatan utama dari proyek mixed-use and high-rise dihasilkan dari penjualan Graha Golf, Rosebay, Spazio Tower, Praxis, 1Park Avenue, Sumatra36, Regatta dan Aeropolis.

Pendapatan yang berasal dari segmen perumahan tapak terutama berasal dari pengiriman unit rumah di Graha Natura, Serenia Hills, 1Park Homes, Talaga Bestari, Magnolia Residence, Graha Famili Estate, South Grove dan Griya Semanan.

Selain itu, ada penjualan sebidang tanah 3,2 ha di Pantai Timur, Surabaya sebesar Rp 58,3 miliar sebagai kelanjutan dari penjualan non intitransaksi aset tahun lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya