Liputan6.com, Jakarta - Teka teki investor baru dibalik PT Pradipa Darpa Bangsa yang beli saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), emiten pengelola hypermart akhirnya terjawab.
PT Multipolar Tbk melepas 11,9 persen saham MPPA kepada tiga investor pada 6 April 2021. Tiga investor itu antara lain Panbridge Invesment Ltd sebesar 3,33 persen, PT Pradipa Darpa Bangsa sebesar 4,76 persen dan Threadmore Capital Ltd sebesar 3,81 persen.
Melalui keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/5/2021), PT Multipolar Tbk menjelaskan, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dan PT Dompet Karya Anak Bangsa masing-masing memiliki 99,99 persen dan 0,004 persen saham PT Pradipa Darpa Bangsa. PT Pradipa Darpa Bangsa berdomisili di Jakarta Selatan dan bergerak di jasa aktivitas professional, ilmiah dan teknis.
Advertisement
Susunan anggota dewan komisaris antara lain Andre Soelistyo sebagai komisaris. Susunan anggota direksi terdiri dari Hans Patuwo sebagai presiden direktur dan Thomas Kristian Husted sebagai direktur.
Sementara itu, Panbridge Investment Ltd berdomisili di Cayman Islands. Susunan manajemen Panbridge Investment Ltd yaitu Henner Investment Inc sebagai direktur. Lalu Threadmore Capital Ltd berdomisili di Cayman Islands dan Muscat Assets Limited sebagai direktur. Perseroan menyatakan pertimbangan masuknya tiga pemegang saham itu seiring potensi investasi MPPA.
"Latar belakang dan pertimbangan atas masuknya ketiga pemegang saham tersebut menjadi pemegang saham MPPA karena MPPA merupakan investasi strategis yang memiliki tingkat pengembalian yang baik di masa akan datang," demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI, yang diteken Direktur PT Multipolar Tbk Agus Arismunandar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Dampak terhadap Kinerja
Perseroan mengatakan, transaksi pelepasan saham MPPA sebesar 11,9 persen tidak berdampak terhadap kegiatan operasional dan kinerja keuangan Perseroan.
Namun, perseroan menyatakan pelepasan 11,9 persen saham MPPA itu berdampak pada jumlah aset perseroan yang meningkat sekitar dua persen dari dana hasil pelepasan saham MPPA. Jumlah ekitas perseroan meningkat sekitar tujuh persen. Sedangkan jumlah liabilitas perseroan tidak terpengaruh atas transaksi ini.
“Jumlah penjualan neto perseroan tidak terpengaruh atas pelepasan saham MPPA namun perseroan membukukan laba atas pelepasan saham MPPA tersebut sehingga rugi bersih konsolidasi menurun sekitar 30 persen pada proforma laporan laba (rugi) perseroan,” tulis perseroan.
Selain itu, perseroan menyatakan, transaksi pelepasan saham MPPA sebesar 11,9 persen tidak berdampak terhadap kinerja keuangan perseroan.
Perseroan tidak memiliki fakta dan informasi material atau kejadian penting yang dapat berpengaruh signifikan terhadap perseroan. Termasuk hal yang dipandang dapat mempengaruhi fluktuasi perdagangan saham perseroan yang belum diungkapkan kepada publik.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 11 Mei 2021, saham MPPA turun 1,72 persen ke posisi Rp 855 per saham. Saham MPPA dibuka stagnan di posisi Rp 870 per saham. Saham MPPA berada di kisaran Rp 820-Rp 885 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.567 kali dengan nilai transaksi Rp 107,3 miliar.
Sedangkan saham MLPL merosot 2,59 persen ke posisi Rp 226 per saham. Saham LPPF dibuka naik dua poin ke posisi Rp 234 per saham. Saham
Advertisement
Gerak Saham MPPA dan MLPL
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 11 Mei 2021, saham MPPA turun 1,72 persen ke posisi Rp 855 per saham. Saham MPPA dibuka stagnan di posisi Rp 870 per saham. Saham MPPA berada di kisaran Rp 820-Rp 885 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.567 kali dengan nilai transaksi Rp 107,3 miliar.
Sedangkan saham MLPL merosot 2,59 persen ke posisi Rp 226 per saham. Saham LPPF dibuka naik dua poin ke posisi Rp 234 per saham. Saham MLPL bergerak di kisaran Rp 220-Rp240 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.479 kali dengan nilai transaksi Rp 71,7 miliar.