Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 27 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum perdana. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perusahaan terbanyak yang mencatatkan saham atau listing di pasar modal untuk tingkat ASEAN.
Analis Pengembangan Calon Perusahaan Tercatat BEI, Kandita Dara menyebut masih terdapat 25 perusahaan yang sedang dievaluasi oleh BEI dan OJK untuk masuk ke pasar modal.
Baca Juga
"Ini salah satu bukti ukuran pasar modal di Indonesia. Untuk tahun ini saja sudah ada 27 perusahaan yang melakukan IPO saham dengan total fund raised Rp7,66 triliun. Ini belum dengan Bukalapak yang akan tercatat besok," ujar dia Kamis (5/8/2021).
Advertisement
Setelah Indonesia yang berada di posisi pertama, terdapat Thailand dengan 15 perusahaan yang melakukan IPO hingga kuartal II 2021. Lalu urutan ketiga ada Malaysia dengan 12 perusahaan, Singapura 3 perusahaan dan Filipina 2 perusahaan.
"Obligasi juga enggak kalah ramai karena ada 37 penerbit dengan 51 emisi, total fund raised nya itu Rp54,03 triliun masih ada 23 penerbit yang dalam proses evaluasi," ujarnya.
Peningkatan perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia diakui Kandita terjadi sejak tiga tahun terakhir. Khusus 2018, BEI mencatat adanya 55 perusahaan yang melakukan IPO.
"Jumlah IPO saham di Indonesia terus meningkat, tiga tahun terakhir cukup tinggi di 2018 ada 57 perusahaan IPO, 2019 ada 55 perusahaan IPO dan 2020 terdapat 51 perusahaan IPO," tuturnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ada Optimisme Perusahaan yang Himpun Dana di Pasar Modal
Sebelumnya, BEI menyebutkan 64 perusahaan yang telah mencatat saham, obligasi dan sukuk hingga 30 Juli 2021.Dengan melihat jumlah perusahaan tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan minat perusahaan untuk menghimpun dana di pasar modal Indonesia masih dinilai baik.
"Ditinjau dari perkembangan perusahaan yang mencatatkan efeknya di Bursa berupa saham, obligasi dan sukuk pada 2021 ini pertumbuhannya relatif baik,” ujar dia kepada wartawan, Rabu, 4 Agustus 2021.
Selain itu, pada 30 Juli 2021, terdapat 48 perusahaan yang berada dalam pipeline saham, obligasi, sukuk. Nyoman menuturkan, kemungkinan bertambah lagi mengingat ada waktu sekitar lima bulan hingga akhir 2021.
“Hal ini mengindikasikan ada optimisme pada perusahaan-perusahaan yang akan himpun dananya di pasar modal Indonesia,” kata dia.
Advertisement