Liputan6.com, Jakarta - Miliarder dan Pendiri Virgin Galactic Holdings Richard Branson menjual sebagian sahamnya hampir USD 300 juta atau sekitar Rp 4,31 triliun (asumsi kurs Rp 14.379 per dolar Amerika Serikat). Setelah aksi jual tersebut, saham Virgin Galactic Holdings turun hampir tiga persen pada Jumat, 13 Agustus 2021.
Berdasarkan dokumen yang disampaikan ke regulator, Richard Branson menjual lebih dari 10 juta saham antara 10 dan 12 Agustus 2021. Langkah ini dilakukan sebulan setelah perusahaan pariwisata luar angkasa menyelesaikan uji terbang pertama yang sepenuhnya diawaki ke luar angkasa dengan Branson di dalamnya.
Baca Juga
Dana dari penjualan saham akan digunakan untuk mendukung bisnis perjalanan dan liburan dari grup Virgin yang dilanda pandemi COVID-19 serta untuk mengembangkan bisnis baru. Hal itu berdasarkan pernyataan juru bicara miliarder asal Inggris tersebut. Demikian mengutip dari laman Channel News Asia, ditulis Minggu (15/8/2021).
Advertisement
Dengan demikian, Branson memiliki 46,3 juta saham senilai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 17,25 triliun pada harga penutupan terakhir saham. Pada April 2021, miliarder Richard Branson menjual saham senilai lebih dari USD 150 juta.
Virgin Investments adalah pemegang saham terbesar dari perusahaan pariwisata luar angkasa dan memiliki saham sekitar 22 persen pada Juni, berdasarkan data Refinitiv. Saham Virgin Galactic turun ke posisi USD 25,18 pada Jumat pekan ini.
Â
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Didirikan pada 2004
Sebelumnya, pada 2004, Branson mendirikan Virgin Galactic untuk menerbangkan penumpang pribadi ke luar angkasa. Branson tidak berniat turut dalam penerbangan luar angkasa.
Akan tetapi, setelah sesama miliarder Jeff Bezos mengumumkan akan terbang bersama Blue Origin pada 20 Juli, Virgin Galactic mengatur ulang jadwalnya yang bertujuan untuk menerbangkan Branson sembilan hari sebelum Bezos.
Hal itu menjadikan Branson sebagai pendiri perusahaan ruang angkasa pertama yang mengendarai pesawat ruang angkasanya sendiri. Perusahaan sendiri telah melihat volatilitas besar pada pergerakan saham SPCE yang didorong oleh investor ritel yang bereaksi terhadap peristiwa itu.
Advertisement