Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (Bukalapak) menyampaikan langkah yang dilakukan untuk membantu pelaku usaha yang memiliki warung agar naik kelas pada rapat dengar pendapat umum (RDPU) di depan DPR.
Perseroan mengatakan selain membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk berdagang melalui online, tetapi juga warung. CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin menuturkan, warung tradisional cukup tertinggal dengan ritel modern. Oleh karena itu, Bukalapak menghadirkan aplikasi mitra bukalapak yang bertujuan membantu warung naik kelas menjadi ritel modern.
Advertisement
Baca Juga
"Aplikasi ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Bisa menjual barang virtual dan digital. Beli token listrik, pulsa, bayar tagihan, e-commerce bisa dilakukan di situ," ujar Rachmat, saat RDPU dengan Komisi VI DPR bersama CEO E-Commerce, dikutip Jumat (17/9/2021).
Advertisement
Ia menambahkan, melalui Mitra Bukalapak, pemilik warung dapat memesan barang kelontong. Perseroan membantu melalui logistik infrastruktur atau supply chain management. Logistik infrastruktur tersebut sudah ada di 28 provinsi dan ratusan distributor.
"Seperti ritel modern tinggal ketik di komputer. Di aplikasi kita mereka tinggal pesan barang, kita antar, mirip sepeti ritel modern," kata dia.
Perseroan juga menambahkan layanan kirim uang, paket dan termasuk membantu pengelolaan keuangan saat bertransaksi dengan fitur-fitur. Misalkan untuk mencatat utang.
"Di aplikasi untuk teman-teman catat utang. Kalau dicatat utang biasa di bungkus rokok, itu piutang bisa hilang kalau bungkus rokok hilang. Kami siapkan dan agar mereka bisa disiplin, ciptakan software punya sistem sederhana supaya mereka naik kelas lagi (warung-red)," ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perluas Perdagangan Online Melalui Warung
Selain itu, Rachmat menuturkan, pihaknya juga membantu UMKM untuk akses modal ke bank sehingga mendapatkan modal kerja bagi pelaku UMKM.
"Kalau UMKM datang ke bank sistem pembukuan mungkin kurang dipercaya. E-Commerce yang datang kami tunjukkan transaksinya seperti apa mereka bisa dapatkan working capital," kata dia.
Kemudian dengan digitalisasi, Rachmat menuturkan, pemilik warung ini juga memperluas produk penjualan seiring barang yang banyak dijual melalui online. Selama ini hanya menjual 200-300 jenis barang, kini pemilik warung juga menjadi reseller dan drop shipper untuk produk lainnya.
"Selama ini jualan mie instan, air, dan sabun, mereka ikutan bisa jualan aksesoris hp, baju, sparepart karena dibelakang ada e-commerce. Jadi di bayangan kita yang siap online pakai aplikasi. Tang belum siap online tetap bisa terkoneksi perdagangan online melalui warung-warung ini," ujar dia.
Ia menambahkan, melalui platform online dan offline dapat memperluas perdagangan online melalui warung tersebut. Saat ini platform Bukalapak ada 13,5 juta UMKM, dan 7 juta warung offline pada 2020.
Advertisement