Intip Dana Kelolaan Manulife Aset Manajemen hingga September 2021

Total dana kelolaan Manulife Aset Manajemen tercatat meningkat jika dibandingkan dengan periode Juli 2021 dan Agustus 2021

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2021, 17:40 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2021, 17:39 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dana kelolaan (asset under management-AUM) PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tembus Rp 49 triliun per akhir September 2021.

Data tersebut dikutip Liputan6.com dari PT Infovesta Utama. Total dana kelolaan Manulife per akhir September 2021, khusus untuk produk reksa dana rupiah dan tidak termasuk produk reksa dana penyertaan terbatas mencapai sebesar Rp 49,08 triliun.

Total dana kelolaan tersebut tercatat meningkat jika dibandingkan dengan periode Juli 2021 dan Agustus 2021.

Per Juli 2021, total AUM Manulife tercatat sebesar Rp 44,86 triliun. Sementara per Agustus 2021, total AUM Manulife meningkat menjadi Rp 47,65 triliun.

"Total dana kelolaan ini hanya akumulasi untuk produk berbasis rupiah, dan tidak termasuk produk penyertaan terbatas," kata Head of Investment Research PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana kepada Liputan6.com, Senin (11/10/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Reksa Dana Manulife

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mengatakan, dengan penurunan angka kasus positif COVID-19 dan vaksinasi yang semakin masif membuat pelonggaran aktivitas masyarakat Indonesia dapat dilakukan. Sehingga potensi pemulihan ekonomi domestik semakin terbuka. 

Sehingga stabilitas makro ekonomi, terutama eksternal bisa lebih kuat. Bahkan dengan meningkatnya cadangan devisa , terkendalinya inflasi dan pertumbuhan neraca perdagangan yang masih baik diharapkan dapat menjaga volatilitas rupiah jelang Fed tapering.

Beberapa indikator utama (indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, penjualan properti, dan sektormanufaktur) diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, menyusul pelonggaran aktivitas pada kuartal keempat 2021.  

Untuk pasar saham, kata Freddy, antusiasme dan optimisme para pelaku pasar terhadap pemulihan aktivitasdomestik mulai terlihat pada pergerakan pasar saham domestik sepanjang tahun berjalan hingga akhir kuartal ketiga 2021, IHSG menguat 5,1 persen.

Pemulihan sentimen yang ditopang oleh katalis positif (meningkatnya vaksinasi, kenaikan harga komoditas,stabilitas rupiah, dan perbaikan earnings perusahaan) diharapkan dapat mendorong pergerakan pasarsaham Indonesia ke depannya. 

"Investor dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk masuk atau menambah porsi kepemilikannya direksa dana, baik reksa dana pendapatan tetap maupun reksa dana saham, disesuaikan dengan profil risiko masing-masing," kata dia. 

Freddy menggambarkan reksa dana Manulife Obligasi Unggulan Kelas A (MOU Kelas A) mampumemberikan imbal hasil 1 tahun sebesar 6,90 persen pada periode akhir September 2020 hingga akhir September 2021, melampaui tolok ukurnya (rata-rata bunga deposito 3 bulan net setelah pajak) yangsebesar 3,97 persen.

Pada periode yang sama, reksa dana Manulife Saham Andalan (MSA) memberikanimbal hasil 1 tahun sebesar 74,79 persen, jauh melampaui tolok ukurnya (indeks IDX80) yang sebesar21,05 persen. 

Selain itu, berdasarkan data PT Infovesta Utama, ada dua produk reksa dana Manulife yang menghasilkan imbal hasil lebih dari 20 persen secara year to date (30 Desember 2020 hingga 30 September 2021), yaitu Manulife Institutional Equity Fund, dengan imbal hasil sebesar 45,98 persen, dan Manulife Saham Andalan, dengan imbal hasil sebesar 24,61 persen.

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya