Mengenal Shiba Inu, Koin Kripto yang Saingi Dogecoin

Nilai koin Shiba Inu melejit 45 persen pada Rabu, 27 Oktober 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2021, 22:25 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2021, 22:25 WIB
Shiba Inu
Shiba Inu (coinpedia.org)

Liputan6.com, Jakarta - Pekan ini menjadi euforia altcoin terutama pada Rabu, 27 Oktober 2021 terjadi penjualan besar- besaran. Namun, koin Shiba Inu mencetak rekor level tertinggi.

Saat ini, aset digital yang berasal dari sebuah meme justru mengambil alih posisi dogecoin. Masuk ke dalam peringkat 10 teratas aset digital terbesar.

Nilai koin Shiba Inu melejit 45 persen pada Rabu, 27 Oktober 2021 ke level USD 0,00006220 berdasarkan CoinGecko. Total keuntungan selama sebulan terakhir mencapai 710 persen. Dengan nilai pasar USD 30,9 miliar atau Rp 438,7 triliun. Harga tersebut menempatkan Shiba Inu berada di posisi 11.

Apa Itu Koin Shiba Inu?

Shiba inu merupakan koin alternatif berbahan dasar seperti ether pada dogecoin. Penggembar koin meme ini adalah Elon Musk dan Mark Cuban. Musk bahkan menyebut dirinya “pemangsa dogecoin”. Pada dogecoin menampilkan anjing shiba sebagai maskotnya.

"Saya tidak tahu apakah ada ruang di pasar untuk beberapa koin meme seperti Shiba Inu,” ujar, Chief Operating Officer dan Founder Bitcoin IRA Chris Kline, dikutip dari laman Yahoo Finance, Kamis (28/10/2021).

Koin Shiba Inu didirikan pada Agustus 2020 oleh Ryoshi. Tujuannya untuk menjauhkan investor dari struktur sosial yang kaku dan pola pikir tradisional.

Sebaliknya, Shiba Inu berharap dapat menjadi aset percobaan membangun komunitas secara suka rela yang terdesentralisasi. Orang biasa pun mempunyai kekuasaan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kenapa Reli?

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Kenaikan harga koin shiba inu pada Rabu, 27 Oktober 2021 dikaitkan dengan petisi daring di platfrom Change.or.

Berisi aspirasi pelaku pasar agar Robinhood menjadi pialang pertama yang mencantumkan koin Shiba Inu. Petisi mendapat dukungan lebih dari 300 ribu tanda tangan.

Baru-baru ini Shiba Inu juga merilis serangkaian mata uang nonfungible bernama shibohis di blockchain ether. Beberapa di antaranya menampilkan anjing Shiba Inu mengenakan topi pesta atau dengan mata laser.

Pada Mei, koin ini menjadi berita utama. Lantaran salah satu pendiri Ether Vitalik Buterin menyumbangkan kurang lebih USD 1 miliar setara Rp 14,2 triliun untuk bantuan COVID-19 di India.

"Lingkungan kripto diisi dengan koin yang mewakili beragam kasus penggunaan tema. Mata uang meme (Shiba inu) didorong oleh budaya. Selain itu lebih mewakili tema atau gerakan yang mendasarinya daripada kasus penggunaan teknis khusus,” tutur President Ava Labs John Wu.

Berguna atau Tidak?

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Wu kesulitan untuk menjelaskan masalah ini. Wu menuturkan Shiba Inu dibuat bukan untuk penggunaan khusus. Misalnya meminjam, berdagang atau bertaruh. Namun, koin ini masih berupaya untuk memliki manfaat bagi pemiliknya.

"Karena shiba inu tergolong blockchain ethereum, maka berpotensi memilki kemampuan kontrak pintar yang lebih canggih. Salah satu contohnya adalah Shibaswap, sebuah platform yang diluncurkan pada Juli yang bertujuan untuk menyediakan utilitas untuk token dalam hal staking dan reward,” imbuhnya.

Perlu dicatat, Shiba Inu tidak dirancang untuk memiliki persediaan terbatas. Total koinnya mencapai 1 kuadriliun yang teresbar Bitcoin. Sementara itu, kepemilikan dibatasi sebanyak 21 juta koin.

Harga Bukan Patokan

Shiba Inu diperdagangkan dengan nilai USD 0,00006289 per koin. Jika memiliki 1 juta koin Shiba Inu jumlahnya hanya USD 62,89 atau Rp 893.041,14.

Namun, nominal bukanlah cara terbaik untuk mengukur daya tarik kripto. Sebaliknya, kondisi ini sebagai kasus penggunaan aset di masa mendatang. Selain itu, mengukur seberapa besar potensi yang dihasilkannya atau keuntungan yang akan didapatkan.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya