Gelar Rights Issue, Yelooo Integra Datanet Bakal Terbitkan 1,83 Miliar Saham

PT Yelooo Integra Datanet Tbk mendapatkan status efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam pelaksanaan rights issue.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Nov 2021, 08:33 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 08:33 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, setelah resmi dapat status efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin, 1 November 2021.

PT Yelooo Integra Datanet Tbk akan menawarkan 1,83 miliar saham atau 80 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah rights issue dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Yelooo Integra Datanet akan mengantongi dana sebesar Rp 183,20 miliar dari rights issue dan penerbitan waran seri I.

"Rights issue perusahaan akan ditawarkan baik di dalam maupun di luar bursa efek mulai 12-18 November 2021. Dengan ketentuan, HMETD yang tidak dilaksanakan sampai dengan tanggal tersebut tidak berlaku lag,” ujar Direktur Utama YELO Wewy Suwanto dari keterangan resmi, ditulis Rabu (3/11/2021).

Wewy menuturkan, dana hasil rights issue akan digunakan untuk mengakuisisi 69,85 persen saham PT Abdi Harapan Unggul (AHU) milik PT Artalindo Semesta Nusantara ASN). Setoran dilakukan dalam bentuk inbreng dengan saham perseroan sebanyak 695 juta saham.

Selain itu, hasil right issue dialokasikan untuk akuisisi 28 persen saham AHU atas nama Roby Tan. Nilai ini setara  280 ribu saham AHU. Sisanya disimpan sebagai modal kerja perseroan.

Bagi pemegang saham lama yang tidak mengambil haknya untuk membeli saham baru akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi). Dilusi maksimal sebesar 80 persen setelah pelaksanaan HMETD.

Jika saham yang ditawarkan dalam rights issue pertama tidak seluruhnya diambil oleh pemegang saham atau pemegang bukti HMETD, sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya seperti tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD.

“Apabila masih tersisa jumlah saham baru yang tidak diambil oleh pemegang HMETD, maka Roby Tan sebagai pembeli siaga akan membeli sebanyak-banyaknya 280.000.000 saham,” ujar Wewy.

Ia menambahkan, langkah akuisisi tersebut merupakan bagian dari inovasi perusahaan. Pada tahun sebelumnya turun signifikan karena pandemi COVID-19. Melalui platform Passpod, perusahaan berencana merubah segmentasi ke pelanggan dalam negeri dengan market WFH. YELO pun berencana menambah layanan digital product paket data operator lokal.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja Perseroan

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hingga semester I pada 2021, YELO membukukan pendapatannya meroket 355 persen dibandingkan priode yang sama tahun lalu (YoY). Pendapatan YELO mencapai Rp 9,77 miliar dari sebelumnya berkisar Rp 2,15 miliar.

Di sisi lain, beban pokok penjualan dan usaha perseroan juga naik signifikan. Perusahaan melaporkan kenaikan rugi bersih menjadi Rp13,6 miliar dari Rp10,7 miliar pada semester I 2020. Kondisi itu karena masih memiliki komitmen pembelian data internet luar negeri yang telah dibuat dan disepakati sebelum pandemi COVID-19 terjadi.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 2 November 2021, saham YELO turun 2,83 persen ke posisi Rp 412 per saham.

Saham YELO berada di level tertinggi Rp 403 dan terendah Rp 412 per saham. Total volume perdagangan 15.221.400 dan nilai transaksi Rp 6,4 miliar. Total frekuensi perdagangan 3.284 kali.

 

Reporter: Ayesha Puri

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya