BEI Optimistis Penghimpunan Dana di Pasar Modal Lebih Baik pada 2022

BEI berharap dapat mendorong lebih banyak perusahaan yang dapat mengakses Pasar Modal Indonesia dan tercatat di pasar modal Indonesia.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Nov 2021, 07:09 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2021, 07:09 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penghimpunan dana dari instrumen saham melonjak signifikan hinggga pekan kedua November 2021. Melihat kondisi itu, BEI yakin penghimpunan dana di pasar modal lebih baik pada 2022 didukung pemulihan ekonomi.

BEI menyampaikan penggalangan dana sebesar Rp 32,26 triliun dari saham hingga 12 November 2021. Sementara itu, dari penerbitan efek bersifat utang dan suku (EBUS), penghimpunan dana mencapai Rp 83,3 triliun.

“Apabila dibandingkan dengan periode sama pada 2020, penggalangan dana dari pencatatan saham mengalami kenaikan 518 persen dan EBUS mengalami kenaikan 14,3 persen,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan dikutip Senin (15/11/2021).

Terkait pipeline, Nyoman menambahkan, jumlah calon perusahaan tercatat saham dalam pipeline naik 45 persen dan nilai penerbitan EBUS bakal naik 81,3 persen jika dibandingkan dengan periode sama pada 2020. BEI yakin prospek dan target penggalangan dana di pasar modal Indonesia pada 2022.

“Berdasarkan data di atas, kami optimis bahwa prospek dan target penggalangan dana di Pasar Modal Indonesia pada tahun 2022 akan lebih baik,” tutur dia.

Nyoman menuturkan,  OJK bersama dengan SRO Pasar Modal yaitu BEI, KPEI, KSEI bersikap adaptif terhadap perkembangan bisnis dan industri perusahaan-perusahaan di tanah air.

Ia menuturkan, melalui rancangan beberapa peraturan baru yang diharapkan dapat berlaku segera antara lain seperti perubahan Peraturan I-A dan juga rancangan POJK Saham Hak Suara Multipel, dapat menjadi booster.

Dengan demikian, Nyoman berharap dapat mendorong lebih banyak perusahaan yang dapat mengakses Pasar Modal Indonesia dan tercatat di BEI dengan kuantitas, kualitas, dan nilai proceed lebih baik.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harapan BEI

IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BEI juga berharap sejumlah katalis positif dapat mendorong perusahaan-perusahan di Indonesia untuk menggalang dana di pasar modal Indonesia pada 2022.

Nyoman menuturkan, perkembangan positifi itu mulai dari perkembangan kondisi new normal yang semakin kondusif dan pemulihan ekonomi nasional yang diharapkan akan mencapai 5,2 persen pada 2022. “Tentu dapat menjadi driver yang mendorong korporasi melakukan ekspansi bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal,” ujar dia.

Nyoman mengatakan, beberapa indikator pasar modal seperti pertumbuhan jumlah investor dan pergerakan IHSG juga mengalami perkembangan yang baik sepanjang 2021. Jumlah investor di Pasar Modal Indonesia, per Oktober 2021 mengalami kenaikan sebesar 74,1 persen year to date  (ytd) dan IHSG naik sebesar 9,6 persen ytd.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya