Saham BBHI Sentuh Level Tertinggi ke Posisi Rp 10.150

Penguatan saham BBHI ini di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melonjak. IHSG naik 0,72 persen ke posisi 6.701.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Jan 2022, 17:36 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2022, 17:36 WIB
Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta -- Laju saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) terus perkasa. Bahkan pada perdagangan Jumat, (7/1/2022), saham BBHI sentuh posisi tertinggi sepanjang masa.

Mengutip data RTI, saham BBHI naik 4,1 persen ke posisi Rp 10.150 per saham pada penutupan perdagangan Jumat pekan ini. Saham BBHI tersebut merupakan level tertinggi sepanjang masa. Saham BBHI dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 9.800 per saham.

Saham BBHI berada di level tertinggi Rp 10.250 dan terendah Rp 9.600 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.080 kali dengan volume perdagangan 169.108 saham. Nilai transaksi saham Rp 168,7 miliar. Kapitalisasi pasar saham BBHI tercatat Rp 118,58 triliun.

Penguatan saham BBHI ini di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melonjak. IHSG naik 0,72 persen ke posisi 6.701.

Pada Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.712,14 dan terendah 6.647,71. Sebanyak 260 saham menguat sehingga angkat IHSG. 256 saham melemah dan 170 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.284.126 kali dengan volume perdagangan 18,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 11,4 triliun.

Pada pekan ini, IHSG mencatat kenaikan selama lima hari berturut-turut. Saham BBHI naik 11,66 persen ke posisi Rp 7.900 per saham.

Selanjutnya pada 4 Januari 2021, saham BBHI melonjak 11,39 persen ke posisi Rp 8.800 per saham, dan berlanjut pada 5 Januari 2022 dengan menguat 10,23 persen ke posisi Rp 9.700 per saham. Pada 6 Januari 2021, saham BBHI naik tipis 0,52 persen ke posisi Rp 9.750 per saham.

Selama sepekan, saham BBHI sudah naik 43,46 persen.  Pada 2021, saham BBHI melambung 1.568,63 persen ke posisi Rp 7.075 per saham.

Saham BBHI bergerak perkasa seiring rencana rights issue. PT Allo Bank Indonesia Tbk akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) dalam rangka penawaran umum terbatas atau rights issue dengan menerbitkan 10.047.322.871 lembar saham biasa.

Jumlah saham itu sebesar 86 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini. Adapun jumlah saham itu setara 46,24 persen apabila dibandingkan dengan modal ditempatkan dan disetor penuh oleh Allo Bank Indonesia setelah rights issue.

 

Unicorn dan Konglomerat Serap Saham BBHI Melalui Rights Issue

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Aksi korporasi ini dilaksanakan dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga  pelaksanaan Rp 478 per saham. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Perseroan dalam PUT III ini sebesar Rp 4,8 triliun.

Hal yang menarik dalam pelaksanaan rights issue PT Allo Bank Indonesia Tbk ini sejumlah investor yang akan serap saham BBHI. Ada sejumlah unicorn dan konglomerat yang serap saham BBHI melalui right issue.

PT Mega Corpora (MC) selaku pemegang saham utama Perseroan dengan kepemilikan 90 persen telah menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD yang menjadi haknya. Yakni  sebanyak 2.712.777.020 saham senilai Rp 1,3 00.839.337.970 atau sekitar 30 persen dari seluruh HMETD yang menjadi hak MC.

Merujuk Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.9/POJK.04/2018 Tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka pada waktu MC menjadi pengendali Perseroan, MC akan mengalihkan sebagian HMETD yang menjadi haknya yang tidak dilaksanakan kepada beberapa pihak.

Antara lain; PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Abadi Investments Pte. Ltd. (AI), PT Indolife Investama Perkasa (IIP) atau grup Salim, H Holdings Inc. (HH), Trusty Cars Pte. Ltd. (TC), dan PT CT Corpora (CTC).

Pengalihan HMETD tersebut dilakukan dengan rincian, pertama, kepada Bukalapak sebanyak 2.497.816.903 lembar senilai Rp 1,2 triliun.

Kemudian kepada AI 1.521.117.930 lembar senilai 727,09 miliar, IIP 1.303.815.386 lembar senilai Rp 623,22 miliar, HH 448.744.769 lembar senilai Rp 214,45 miliar, TC 150.000.000 lembar senilai 71,7 miliar dan CTC 408.318.058 lembar saham senilai Rp 195,18 miliar.

 

Tanggapan Chairul Tanjung

Chairul Tanjung
(Foto: Liputan6.com/Faisal R Syam)

Chairman of CT Corp Chairul Tanjung menuturkan, bagi CT Corp, kerja sama ini sebuah langkah untuk terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia. CT Corp memiliki lebih dari 100 juta pelanggan setia, dengan jumlah pengguna aktif yang juga besar dan berpartisipasi dalam lolaylty programs dan produk-produk kredit.

"Kami mengapresiasi upaya dari Growtheum Capital untuk menggabungkan beragam konsorsium yang akan memberikan kesempatan pada Allo untuk menyediakan fasilitas deposito pada seluruh masyarakat di penjuru Indonesia melalui penggabungan ekosistem CT Corp dan mitra strategis kami,” ujar Chairul.

Ia mengatakan, pihaknya sangat percaya akses ke ekosistem yang besar dapat membantu Allo semakin meningkatkan jumlah pelanggan setianya serta mendorong tingkat penggunaan di dalam upayanya memenuhi berbagai kebutuhan finansial masyarakat melalui user experience yang unik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya