Inbreng Saham Pelindo Tuntas, Begini Ekspansi IPCC

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) berada pada klaster non peti kemas dengan PT Pelindo Multi Terminal sebagai entitas baru Sub-Holding.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jan 2022, 18:27 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 18:27 WIB
Pemerintah Berencana Memacu Aturan Ekspor Industri Otomotif
Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Proses pengalihan saham atau inbreng saham dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) kepada subholding PT Pelindo Multi Terminal resmi dilakukan pada 3 Januari 2022.

Proses penggabungan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) hingga PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) resmi dilaksanakan pada 1 Oktober 2021. Penggabungan tersebut menghasilkan entitas besar menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) berada pada klaster non peti kemas dengan PT Pelindo Multi Terminal sebagai entitas baru Sub-Holding.

Dengan demikian, nantinya yang menjadi pemegang saham mayoritas IPCC ialah Subholding PT Pelindo Multi Terminal setelah terjadinya pengalihan saham / inbreng dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) selaku pemilik 71,28 persen saham IPCC kepada Subholding PT Pelindo Multi Terminal.

Perseroan menyatakan, setelah terlaksananya inbreng saham tersebut tentunya koordinasi operasional menjadi lebih fokus dan terarah.

Direktur Utama IPCC, Rio T.N Lasse menuturkan apresiasi dan harapannya pasca terjadinya inbreng saham tersebut lantaran akan membantu dan memperkuat posisi IPCC dalam melakukan ekspansi di sejumlah Pelabuhan.

Hal ini terutama Pelabuhan yang sebelumnya dimiliki oleh Pelindo 1 hingga 4 hingga koordinasi dengan Pelindo sebagai Holding melalui Subholding PT Pelindo Multi Terminal.

"Adanya pengklasteran tersebut juga dapat membantu kami memperkuat posisi IPCC untuk dapat bekerja sama dengan sejumlah pelabuhan yang menjadi incaran kami. Pasca inbreng saham tuntas, support dari Subholding akan membantu kami dalam merealisasikan sejumlah ekspansi dan kerjasama tersebut," ujar dia.

Selain itu,integrasi Pelindo juga dapat meningkatkan konektivitas dan standarisasi pelayanan pelabuhan guna mendukung penurunan biaya logistik nasional serta mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional.

Dampak dari adanya merger memberikan kemudahan akses dalam mendekati maupun penjajakan kerjasama bisnis dengan sejumlah cabang tersebut. Hal ini karena, semua cabang dan anak perusahaan telah berada dalam satu komando di bawah arahan Pelabuhan Indonesia / Pelindo (Persero).

"Dan dalam arahan Pelindo bahwa untuk menciptakan konektivitas antar wilayah maka dimungkinkan adanya kolaborasi di antara cabang dan anak perusahaan di bawah Pelindo," kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Strategi

Pemerintah Berencana Memacu Aturan Ekspor Industri Otomotif
Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tidak hanya itu, Rio menuturkan, pencapaian 2021 yang kian menunjukan pemulihan dan pasca terintegrasinya Pelindo memberikan semangat bagi IPCC untuk terus mencapai pencapaian terbaiknya pada 2022. Sejumlah strategi penjajakan kerjasama, khususnya di dalam internal Pelindo Group tengah dilakukan.

Rio menuturkan, di bawah Pelindo terdapat empat wilayah regional yang masing-masing terdapat cabang Pelabuhan milik Pelindo. Regional 1 terdapat 15 cabang Pelabuhan. Regional 2 terdapat 12 cabang Pelabuhan. Regional 3 paling banyak, terdapat 40 cabang Pelabuhan.

Regional 4 terdapat 28 cabang Pelabuhan. Total ada 95 cabang Pelabuhan ex masing-masing Pelindo. Dengan melihat banyaknya cabang tersebut tentu menjadi potensi pasar yang bisa digarap dan dikerjasamakan dengan IPCC, khususnya untuk Pelabuhan yang menjadi Terminal RoRo.

"Kami bersama Tim Operasi dan Teknik, Komersial dan Pengembangan Bisnis, Keuangan dan SDM, dan supporting unit internal lainnya tentunya melakukan pemetaan cabang-cabang mana yang bisa dikerjasamakan dan tentunya berkaitan dengan bisnis kami, yaitu Terminal Kendaraan. Untuk tahun 2022 ini kami merasa optimis kerjasama dengan sejumlah Pelabuhan secara bertahap dapat segera direalisasikan," ujar dia.

Ia menambahkan, jika melihat data statistik dari BPS, ambil contoh pada  2020, penjualan kendaraan di Indonesia paling banyak di Jakarta dan Jawa, ini sudah pasti. Di luar pulau Jawa, penjualan paling banyak di Sumatera, lalu Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan terakhir Papua.

Di Sumatera, perseroan bisa kerjasama dengan Pelabuhan Belawan untuk operasional Terminal Kendaraannya karena kita melihat penjualan kendaraan di Sumatera paling banyak di Sumatera Utara, Pelabuhan Belawan berada.

"Atau misalkan, terbuka peluang kerjasama dengan Pelabuhan Makasar karena kita melihat penjualan kendaraan di Sulawesi yang paling banyak di daerah Makasar. Dan seterusnya untuk penjajakan dengan Pelabuhan lainnya yang memiliki potensi untuk dikerjasamakan," Rio menambahkan.

"Dengan adanya kerjasama tersebut tentunya dapat memberikan nilai tambah juga bagi kinerja IPCC. Tidak hanya bagi IPCC, bagi cabang Pelabuhan dan pihak automaker pun juga mendapat benefitnya," ujar dia.

IPCC telah menuntaskan perjanjian kerjasama pengoperasian Terminal RoRo di Pelabuhan Cabang Belawan dan telah mulai beroperasi pada awal Januari 2022 ini. Selanjutnya, IPCC juga akan melakukan penjajakan dengan Pelabuhan lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya