Liputan6.com, Jakarta - Beberapa negara di Eropa mulai memasuki masa pemulihan setelah melewati pandemi Covid-19 yang telah terjadi hampir dua tahun terakhir ini.
Beberapa contohnya seperti Denmark, Swiss, dan Prancis yang mulai memperbolehkan masyarakatnya melepas masker dan tidak perlu melakukan social distancing lagi. Bahkan bank besar di dunia hingga Bursa Efek New York yang memperbolehkan pegawai tidak menggunakan masker di lingkungan kantor.
Baca Juga
Di sisi lain, Bank sentral Amerika Serikat (The Fed) memasuki kondisi Hawkish yang berencana akan menaikkan suku bunga pada Maret mendatang.
Advertisement
Di Indonesia sendiri pertumbuhan ekonomi cukup baik yang di mana tingkat ekonomi diperluas sebesar 5,02 persen YoY selama 2021. Beberapa sektor ekonomi di Indonesia juga menguat misalnya penjualan retail hingga manufacture.
Meskipun begitu, dari sektor finansial ada sedikit pelemahan sejak kuartal ketiga 2021 karena Bank Indonesia cenderung mengurangi likuiditas dari sektor perbankan di Indonesia.
Head of Advisory & Investment Connoisseur, PT. Moduit Digital Indonesia, Manuel Adhy Purwanto menuturkan, dari sisi inflasi Indonesia masih positif.
“Sejauh ini inflasi di Indonesia masih positif, kemungkinan di akhir tahun akan mencapai 3 persen,” ujar Manuel, dalam webinar yang digelar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (13/2/2022).
Menurut Manuel, dengan perkembangan ekonomi yang baik akan berpengaruh kepada pasar modal Indonesia, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang tahun ini sedang menguat.
Pandemi Covid-19 varian Omicron juga menurut dia tidak akan banyak mempengaruhi ekonomi di Indonesia karena tidak seberbahaya varian sebelumnya.
Selain itu, sampai saat ini ancaman yang mungkin berdampak bagi ekonomi Indonesia adalah dari tekanan eksternal. Salah satunya soal kenaikan suku yang akan dilakukan The Fed.
“Kalau The Fed benar menaikkan suku bunga pada maret mendatang sebesar 0,50 maka kemungkinan Indonesia juga harus menaikkan suku bunganya,” ujar Manuel.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
IHSG Bakal Fluktuaktif
Adapun jika dilihat dari 2022 yang memasuki tahun Macan Air, Ahli Feng Shui dan Chinese Metaphysics Expert, Gayuh Prasestyo Tjokrosoeharto menuturkan, IHSG akan sangat fluktuatif pada 2022.
"Jika dilihat berdasarkan grafik dari bulan pertama hingga kedua 2022 IHSG terlihat menguat, kemudian bulan ketiga akan kembali turun dan bulan keempat kembali naik lagi,” kata Gayuh.
Gayuh juga menambahkan beberapa saham perusahaan dari sektor yang berhubungan dengan logam, tanah, dan air memiliki prospek yang baik pada tahun Macan Air ini. Misalnya seperti sektor pertambangan ada ANTM, INCO, dan MDKA. Kemudian dari sektor perbankan ada BBCA, BBRI, dan BBNI. Lalu untuk sektor perkebunan ada LSIP AALI, dan DSNG.
Sedangkan menurut Gayuh pada tahun Macan Air ini sebaiknya dihindari untuk saham dari perusahaan yang berhubungan dengan api seperti bahan bakar, rokok, hingga broadcaster.
Advertisement
Potensi Kripto dan Bitcoin
Tak hanya itu, Gayuh juga sempat menyinggung soal kripto seperti Bitcoin dan juga NFT. Dia menilai, Bitcoin dan NFT juga bisa mendapatkan keuntungan pada 2022, asalkan para investor tetap hati-hati.
Sependapat dengan Gayuh, Manuel juga mengatakan bahwa Bitcoin bisa menjadi aset pendukung layaknya emas.