Liputan6.com, Jakarta Pada penutupan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini di Bursa Efek Indonesia, saham Bank BRI (BBRI) ditutup menguat sebesar 1,76 persen menjadi Rp 4.630 per saham. Saham BRI juga menjadi incaran terutama investor asing.
Total volume perdagangan saham BBRI mencapai 553,1 juta dengan nilai transaksi Rp 2,6 triliun. Total nilai pembelian asing mencapai Rp 1,7 triliun dengan BRI meraih net buy terbesar, sebesar Rp 416,8 miliar.
Baca Juga
Harga saham BBRI sempat mencapai level tertinggi pada penutupan perdagangan sesi I. Saham BRI menembus Rp 4.850 per saham atau naik 6,59 persen pada penutupan perdagangan siang.
Advertisement
Analis meyakini rentang harga saham BBRI berada di antara Rp 4.630 hingga Rp 4.860 hari ini dengan kapitalisasi pasar Rp 703,7 triliun dan volume 139,57 juta.
IHSG sendiri ditutup menguat 0,48 persen atau 33,27 poin ke level 6.921.441 pada penutupan perdagangan Selasa.
Total volume perdagangan mencapai 22,8 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 19,47 triliun. Sementara ada 297 saham naik, 225 saham turun dan 157 saham flat.
Hari ini BRI menggelar RUPST dengan beberapa agenda seperti Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan 2021 serta Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2021.
RUPST ini melaksanakan agenda Persetujuan atas Perubahan Susunan Pengurus Perseroan. BRI memberikan dividen atau bagi hasil bagi pemilik saham.
Kenaikan harga saham BBRI Selasa siang ini dipicu oleh kinerja keuangan Bank BRI yang lebih baik pada 2021. Apalagi, kata Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, BRI mengkonsolidasikan Pegadaian dan PMN dengan mulus dan bagus.
Rencana pembagian dividen BRI pun, kata Herditya, mendorong investor memborong saham BBRI.
Saham BBRI mampu menembus level tertingginya di angka harga Rp 4.830 dengan volume yang besar dibanding hari sebelumnya.
"Jelas rencana pembagian dividen pada agenda RUPS BRI mempengaruhi kenaikan saham BRI," kata dia.
Sejumlah emiten akan menggelar RUPS tahunan pekan ini, termasuk emiten bank BUMN BBRI, dan Bank Tabungan Negara (BBTN), dan BNI.
BRI menggelar RUPST pada 1 Maret 2022 dan sedangkan pada 2 Maret 2022. Ada delapan agenda dalam RUPST BRI, dan tujuh agenda untuk RUPST BTN.
BRI berkomitmen memacu transformasi digital untuk memperluas jangkauan nasabah. Perseroan turut memperkuat aspek digital pada sektor usaha mikro.
Pada 2021, BRI mencetak laba bersih sebesar Rp 32,22 triliun atau tumbuh signifikan sebesar 75,53 persen dibandingkan 2020.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan penopang utama pertumbuhan laba BRI terletak pada kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) disertai penurunan biaya bunga yang signifikan.
BRI juga mampu mengelola portfolio mix serta kualitas asset sehingga dapat meningkatkan yield asset. Hingga akhir Desember 2021, penyaluran kredit BRI (secara bank only) tercatat tumbuh 7,16 persen yoy.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional tahun 2021 sebesar 5,24 persen.
Dividen BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 di Jakarta (1/3/2022).
Dalam RUPST tersebut memutuskan BRI membagikan dividen sebesar 85 persen dari laba bersih konsolidasian yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk, atau senilai Rp26,40 triliun.
Dividen yang akan dibagikan ini sekurang-kurangnya ekuivalen dengan Rp 174,23 per lembar saham (dengan asumsi adanya pengalihan treasury stock sebelum tanggal cumdate).
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 76,17 persen dibanding dividen tahun 2020 sebesar Rp98,90 per lembar saham.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan di sepanjang tahun 2021 lalu perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkelanjutan.
“Atas dasar hal tersebut, BRI memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 85 persen atau senilai Rp 26,40 triliun. Sedangkan sisanya sebesar 15 persen senilai Rp 4,66 triliun digunakan sebagai laba ditahan,” imbuh Sunarso.
Untuk dividen bagian Negara Republik Indonesia atas kepemilikan sekurang-kurangnya 53,19 persen saham atau sekurang-kurangnya sebesar Rp 14,04 triliun akan disetorkan kepada Rekening Kas Umum Negara.
Sunarso menjelaskan bahwa pemberian Dividend Payout Ratio sebesar 85 persen tersebut dengan mempertimbangkan bahwa saat ini BRI memiliki struktur modal yang kuat dan likuiditas yang optimal dalam rangka ekspansi bisnis dan antisipasi risiko yang mungkin terjadi pada masa mendatang. “Dengan rasio pembayaran Dividen sebesar 85 persen, CAR Perseroan tetap terjaga minimal 20 persen”, tambahnya.
Advertisement