Laba Adidas Turun pada Kuartal I 2022 Imbas Penjualan di China Merosot

Dengan strategi nol COVID-19 oleh Presiden China Xi Jinping yang belum berakhir, prospek penjualan Adidas di China bakal suram.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Mei 2022, 13:26 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2022, 13:26 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi produk Adidas. (dok. unsplash @tec_razy)

Liputan6.com, Jakarta - Adidas menyatakan penjualan yang merosot di China berdampak terhadap laba kuartal I 2022.Raksasa pakaian olahraga Jerman tersebut melaporkan laba bersih 310 juta euro atau setara USD 327 juta (atau sekitar Rp 4,73 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.482 per dolar AS).

Realisasi laba itu turun 38 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Perseroan menyatakan penurunan itu disebabkan pasar yang menantang di China.

Penjualan turun 35 persen dan gangguan rantai pasokan. Dengan strategi nol COVID-19 oleh Presiden China Xi Jinping yang belum berakhir, prospek penjualan Adidas di China bakal suram.

Hal ini mengingat penjualan dri China menyumbang sekitar 20 persen dari penjualan perusahaan tahun lalu.Lockdown yang dilakukan untuk atasi COVID-19 telah memaksa sejumlah besar toko tutup.

Adidas juga mencatat penurunan lalu lintas yang kuat di beberapa bagian negara yang tidak terpengaruh secara langsung oleh pembatasan tersebut."Pendapatan di China sekarang diperkirakan menurun signifikan pada 2022," demikian tulis Adidas dalam sebuah pernyataan dikutip dari Channel News Asia, Minggu (8/5/2022).

China menerapkan lockdown yang ketat di Shanghai, pusat keuangan China pada akhir Maret 2022 menyusul lonjakan kasus COVID-19.

Meski pihak berwenang mulai mencabut sejumlah pembatasan bulan lalu, lebih dari 8 juta penduduk masih dilarang meninggalkan kompleks tempat tinggal mereka.

Pembatasan di Beijing juga telah diperketat dalam beberapa hari terakhir, dan akan menimbulkan lebih banyak pukulan pada merek barat saat ekonomi China kontraksi.

Bulan lalu, Dana Moneter Internasional atau the International Monetary Fund (IMF) memperkirakan produk domestik bruto (PDB) China tumbuh 4,4 persen pada 2022. Realisasi PDB itu jauh di bawah target pemerintah sekitar 5,5 persen.

Adidas membukukan penjualan yang kuat di pasar pada kuartal I 2022 dan sekarang mengharapkan pertumbuhan keseluruhan pada 2022 sekitar 11-13 persen dari yang diprediksi sebelumnya.

Adapun saingan Adidas, Nike melaporkan penurunan pendapatan 5 persen di China pada Desember-Februari dibandingkan tahun sebelumnya sebelum lockdown diterapkan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Adidas dan Prada Luncurkan Proyek NFT di Polygon

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT

Sebelumnya, merek produk fashion mewah asal Italia, Prada dan raksasa pakaian olahraga Adidas, baru-baru ini berkelana ke metaverse. Mereka telah bergabung untuk meluncurkan proyek Non Fungible Token (NFT) baru yang dibangun di jaringan Polygon.

Proyek ini nantinya akan memungkinkan para penggemar atau pelanggan untuk menyumbangkan desain mereka sendiri. Prada dan Adidas Originals mengatakan mereka akan melelang koleksi NFT yang dirancang oleh seniman digital Zach Lieberman di SuperRare pada 28-31 Januari. Hasil dari penjualan NFT akan disumbangkan ke badan amal yang mendukung artis dan kreator.

Ikatan Prada Adidas ini adalah tanda lain dari merek pakaian yang secara agresif memasuki ruang digital dalam upaya untuk memberikan pengalaman digital yang lebih kepada pelanggan.

Dilansir dari Coindesk, Sabtu, 22 Januari 2022, perusahan bank investasi, Morgan Stanley memperkirakan total pasar NFT akan tumbuh menjadi USD 300 miliar atau sekitar Rp 4.297 triliun (asumsi kurs Rp 14.323 per dolar AS) pada 2030.

Laporan tersebut mengidentifikasi merek-merek mewah seperti Gucci, Balenciaga sebagai posisi terbaik untuk mendapat keuntungan dari kolaborasi digital di metaverse.

 

Kolaborasi

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT

Prada dan Adidas mengatakan mereka juga akan meluncurkan kolaborasi ketiga mereka, yang dijuluki "Koleksi Adidas untuk Prada Re-Nylon," di metaverse. Dalam siaran pers perusahaan tidak menentukan metaverse mana yang akan digunakan, tetapi Adidas pernah bekerja sama dengan The Sandbox sebelumnya.

“Prada melihat metaverse yang muncul sebagai ruang baru bagi merek untuk mendefinisikan kembali kemewahan untuk generasi berikutnya dan menumbuhkan pengalaman bersama yang menghormati semangat eksperimen dan kreativitas merek,” kata direktur pemasaran Prada dan kepala tanggung jawab sosial perusahaan, Lorenzo Bertelli, seperti dikutip dari Coindesk, Jumat, 21 Januari 2022.

Merek fashion mewah sudah menghasilkan jutaan dolar dari lelang NFT. Pada September lalu, label haute couture Italia Dolce & Gabbana meluncurkan koleksi NFT-nya, Collezione Genesi, yang terjual sekitar USD 5,65 juta.

Selain itu, baru-baru ini, perusahaan alas kaki, Crocs mengajukan aplikasi merek dagang pada 11 Januari yang akan memperluas mereknya ke ranah NFT.

NFT adalah bagian dari konten digital yang ditautkan ke blockchain, atau basis data digital yang juga menopang cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum.

Adidas Jual Reebok

Reebok dan Adidas
Ilustrasi Adidas dan Reebok

Sebelumnya, Adidas mengumumkan perusahaan telah mecapai kesepakatan untuk menjual merek sepatu dan pakaian olahraga, Reebok ke Authentic Brands Group hingga 2,1 miliar euro, serara USD 2,5 miliar atau Rp 35,93 triliun (kurs Rp 14.370 per USD).

Dengan demikian, Reebok akan menjadi bagian dari konglomerat ritel yang telah mengambil banyak merek bangkrut seperti Brooks Brothers, Aeropostale dan Forever 21.

Dilansir dari CNBC, Jumat (13/8/2021), Authentic Brands sedang mempersiapkan penawaran umum perdana yang akan digelar musim panas ini.

Dalam keterangan Adidas, akuisisi Reebok diperkirakan selesai pada kuartal pertama tahun depan. Pihak Adidas mengatakan, sebagian besar harga akuisisi akan dibayar tunai ketika kesepakatan ditutup. Nantinya, sebagian besar hasil dana yang diperoleh dari kesepakatan akan dibagikan pada pemegang sahamnya.

Perusahaan pakaian olahraga asal Jerman Adidas telah mencari cara untuk melepaskan atau menjual Reebok. Mulanya, Adidas membeli Rebook pada 2006 seharga USD 3,8 miliar sebagai cara untuk meningkatkan bisnisnya untuk mengungguli Nike.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya