Smartfren Kantongi Laba Rp 24,98 Miliar pada Kuartal I 2022

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) membukukan pertumbuhan pendapatan dan cetak laba bersih pada kuartal I 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Mei 2022, 08:54 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2022, 08:54 WIB
Foto BTS Smartfren di Bandung
Foto BTS Smartfren di Bandung, Jawa Barat. (Foto: Corpcomm Smartfren).

Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menyampaikan kinerja perseroan untuk tiga bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan usaha 11,33 persen menjadi Rp 2,68 triliun dari Rp 2,41 triliun pada kuartal I 2021.

Pada periode yang sama, PT Smartfren Telecom Tbk mencatatkan beban usaha sebesar Rp 2,54 triliun, naik dari Rp 2,49 triliun pada kuartal I 2021. Sehingga perseroan mampu mengukuhkan laba usaha Rp 136,55 miliar, berbanding terbaik dari posisi kuartal I 2021 yang rugi Rp 80,41 miliar.

Sepanjang kuartal I 2022, Smartfren berhasil menekan beban lain-lain bersih Rp 232,3 miliar dari Rp 415,34 miliar pada kuartal I 2021. Sehingga rugi sebelum pajak tercatat Rp 95,74 miliar, jauh lebih rendah dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 495,75 miliar.

Sementara penghasilan pajak tangguhan tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp 120,73 miliar di kuartal I 2022 dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 98,92 miliar. Sehingga perseroan berhasil membalikan kondisi dengan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 24,99 miliar dibanding kuartal I 2021 yang rugi Rp 396,83 miliar.

Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2022 tercatat sebesar Rp 24,98 miliar. Berbalik dari posisi kuartal I 2021 yang rugi Rp 396,83 miliar.

Aset perseroan hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 43,98 triliun, naik tipis dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 43,36 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 2,41 triliun dan aset tidak lancar Rp 41,57 triliun.

Liabilitas hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp 31,3 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 Rp 30,7 triliun. Terdiri dari liabilitas lancar Rp 9,82 triliun dan liabilitas tidak lancar Rp 21,47 triliun.

Adapun ekuitas hingga Maret 2022 tercatat naik tipis menjadi Rp 12,68 triliun dari posisi akhir Desember Rp 12,65 triliun.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Smartfren Bidik Pendapatan Tumbuh 10 Persen pada 2022

BTS Smartfren di BSD, Tangsel.
Foto: BTS Smartfren di BSD, Tangerang Selatan. (Foto: Corpcomm Smartfren).

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menargetkan pendapatan tumbuh lebih dari 10 persen pada 2022.

"Secara historis, performa top line  pertumbuhannya cukup bagus dua digit. Tahun depan (2022), 'pengen' dua digit di atas 10 persen tumbuhnya," kata Direktur Smartfren Telecom Anthony Susilo dalam paparan virtualnya, Selasa, 28 Desember 2021.

Sementara untuk pertumbuhan bottom line atau laba bersih perseroan, lanjut dia, secara historis juga semakin membaik. Perseroan melihat dari tahun ke tahun ada perbaikan kinerja.

Hingga kuartal ke III (Q3) 2021, pendapatan Smartfren meningkat sebesar 12 persen menjadi Rp 7,64 triliun dari pendapatan Q3 2020 lalu yaitu Rp 6,84 triliun.

Sementara rugi bersih perseroan juga tercatat menurun sebesar 74,81 persen menjadi rugi sebesar Rp 441,72 miliar dibanding periode Q3 2020, dimana rugi bersih perseroan sebesar Rp 1,75 triliun.

"Hingga kuartal ketiga secara operating income positif. Pertumbuhan revenue bagus, margin maupun EBITDA improved.  Perbaikan bottom line juga cukup besar tahun depan," kata dia.

 

Pelanggan

BTS Smartfren di BSD, Tangerang
BTS Smartfren di BSD, Tangerang.

Hingga kuartal III 2021, Smartfren memiliki 32,5 juta pelanggan dengan jangkauan sinyal di lebih dari 200 kota, termasuk ke Indonesia Timur. Jumlah stasiun pemancar (Base Transceiver Station/BTS) yang dimiliki perseroan mencapai 40 ribu unit.

Perseroan sudah sejak awal fokus untuk pengembangan data. Saat ini sudah maksimal penggunaan 4G, selanjutnya perseroan terus berupaya untuk pengembangan  teknologi 5G. Sehingga perseroan meningkatkan kepemilikannya di PT Mora Telematika Indonesia sampai 20,5 persen.

Perseroan memiliki akses pada jaringan fiber optik sepanjang 48.515 kilometer yang dilengkapi dengan 6 data center. Selain itu, Mora memiliki kapasitas data hingga 18.360 Gigabit dan lebih dari 5.000 pelanggan institusi (enterprises customers).

"Ke depan, dengan adanya 5G, konektivitas antar kota merupakan kunci utama. Pengelolaan fiber optik menjadi nilai tambah bagi Smartfren dan kecepatan kami dalam menguasai teknologi jaringan," kata dia.

Kolaborasi Smartfren dengan Moratelindo merupakan penyertaan langsung bagi perusahaan, sekaligus memampukan perseroan meningkatkan layanan internet, kabel tv dan mobile services-nya.

Bangun Data Center pada 2022

Pengguna Smartfren akan Dapat Pengalaman Internet Terbaik Saat Mudik
BTS Smartfren di BSD, Tangerang, Banten.

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berencana memulai pembangunan bisnis data center pada 2022.

"Data center bisa dimulai developmentnya di 2022," kata Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys

Proyek data center tersebut merupakan kerja sama antara Smartfren dengan perusahaan dari Dubai. Saat ini, Smartfren tengah melakukan follow up atas hasil perjanjian yang dilakukan kedua belah pihak sebelumnya.

"Kami sedang follow up MOU (memorandum of understanding/mou) komplit, perencanaan kami bisa segera development data center di 2022," kata dia ditulis Rabu, 29 Desember 2022.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sinar Mas Group bekerjsama dengan perusahaan asal Dubai dalam pengembangan data center terbesar di Indonesia dan pengembangan Smart city.

Proyek tersebut menggandeng perusahaan asal Abu Dhabi yang bergerak di sektor Artificial Intelligence (AI) dan Cloud Computing yakni Group 42 (G42).

Proyek tersebut dilaksanakan melalui Smartfren dan Sinar Mas Land, yang telah menandatangani Mou untuk membangun pusat data berkapasitas 1000 MegaWatt (MW) di Indonesia dan berkolaborasi dalam mentransformasikan BSD City menjadi smart city.

Smartfren tetap akan berkolaborasi untuk pengembangan towernya, termasuk untuk ekspansi ke daerah-daerah baru. Hingga saat ini perseroan memiliki 40 ribu stasiun pemancar (base transceiver station/BTS).

Perseroan terus berupaya mendukung Pemerintah dalam pengembangan jaringan terutama untuk penambahan spektrum frekuensi. Hingga saat ini, Smartfren sudah mengembangkan jaringan hingga ke Indonesia Timur, yaitu sampai Sulawesi Utara, bahkan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami berupaya terus memperluas spektrum kami. Perusahaan Telekomunikasi yang menguasai spektrum lebih luas bisa terus berkembang," kata dia.

Dalam lima tahun terakhir ini, industri telekomunikasi banyak mendapat tantangan, karena pendapatan dari voice dan sms sudah lama tergerus. Perusahaan Telekomunikasi berupaya mendapatkan revenue dari data.

"Sejak awal Smartfren memang merencanakan kuat di data. Kami terus berupaya meningkatkan revenue dari data. Kami terus kembangkan layanan video, musik dan lain-lain, juga agar ada layanan baru untuk tambahan pendapatan," kata dia.

Perusahaan telekomunikasi diuntungkan dengan besarnya jumlah pengguna layanan telekomunikasi yang ada. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pengguna Nomor kartu yang aktif yaitu 350 juta, jauh lebih banyak dari jumlah penduduk Indonesia yang jumlahnya hanya 270 juta jiwa.

"Oleh sebab itu ada tambahan revenue, karena satu orang itu bisa kantongi dua kartu, itu peluang untuk penggunaan layanan kami," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya