Liputan6.com, Singapura - Saham Polestar debut di pasar publik dengan kode PSNY pada Jumat, 24 Juni 2022 kemarin. Dalam rangka IPO, perusahaan menggunakan skema merger dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus (special purpose acquisition company/SPAC).
Saham Polestar mulai diperdagangkan di bursa Nasdaq satu hari setelah menyelesaikan mergernya dengan SPAC Gores Guggenheim.
Baca Juga
Saham pembuat kendaraan listrik itu ditutup pada posisi USD 13. Naik 15,8 persen dari harga penutupan akhir SPAC pada Kamis.
Advertisement
CEO Polestar, Thomas Ingenlath mengatakan perusahaan akan menggunakan USD 890 juta yang diperoleh dari kesepakatan untuk mendanai rencana tiga tahun. Yakni untuk membangun kendaraan baru hingga jadi untung.
Melansir CNBC, Sabtu (25/6/2022), Ingenlath mengatakan Polestar yang dimulai sebagai usaha patungan antara Volvo Cars Swedia dan raksasa otomotif China Geely pada 2017, telah berkembang melampaui status startup.
"Kami go public sebagai bisnis yang beroperasi dan sukses - bukan untuk mengumpulkan modal untuk membangun bisnis… Karena tiga tahun ke depan akan tumbuh super cepat, perusahaan sudah siap dengan portofolio produk,” kata dia.
Sejauh ini, sebagian besar merger SPAC dengan perusahaan kendaraan listrik belum berjalan dengan baik. Bahkan kasus Lucid Group yang relatif lebih sukses, Fisker dan Nikola saat ini masing-masing diperdagangkan pada 67 persen, 69 persen dan 92 persen di bawah tertinggi pasca-merger.
Perusahaan pembuat truk EV Rivian, yang go public melalui IPO tradisional, juga mengalami kesulitan. Sahamnya turun 84 persen dari level tertinggi pasca IPO.
Keunggulan
Tapi Polestar bisa memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pesaing. Di mana Volvo Cars masih memiliki 48 persen saham perusahaan, dan Polestar telah memiliki lebih dari 55.000 kendaraan yang mengaspal di Cina, Eropa, dan AS.
Selama tiga tahun ke depan, perusahaan berencana untuk menambahkan tiga kendaraan ke model saat ini, yaitu crossover kompak Polestar 2 yang dibangun di China. Tambahannya adalah SUV besar, Polestar 3; crossover menengah, Polestar 4; dan sedan besar, Polestar 5.
Semua akan sepenuhnya berbasis listrik dan akan ditawarkan di AS, Eropa, dan China. Di mana Polestar memang berencana membangun kendaraannya di ketiga wilayah tersebut. Pada akhir 2025, Ingenlath mengharapkan peta jalan tiga tahun Polestar akan membawa perusahaan ke penjualan tahunan sekitar 290.000 kendaraan.
Ingenlath mengatakan Polestar mungkin perlu mengumpulkan lebih banyak uang sebelum menjadi perusahaan yang menguntungkan, yang harapkan akan dicapai sebelum 2025. Jika demikian, dia mengatakan perusahaan kemungkinan akan menerbitkan obligasi daripada menjual lebih banyak saham.
Sejauh ini, perusahaan telah menerima lebih dari 32.000 pesanan untuk Polestar 2 sejak awal tahun yang berasal dari 25 negara berbeda. Polestar juga mendapat pesanan dari raksasa penyewaan mobil Hertz untuk 65.000 kendaraan selama lima tahun ke depan.
Rencana Polestar adalah mengoperasikan jaringan penjualan dan layanan di 30 negara pada akhir tahun depan, tetapi Ingenlath mengatakan target tersebut kemungkinan akan dicapai lebih cepat.
Advertisement