Penggalangan Dana di Pasar Modal Tembus Rp 179,66 Triliun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan penghimpunan dana dari pasar modal dapat mencapai Rp 182 triliun pada akhir 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Okt 2022, 14:17 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 14:17 WIB
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi saat konferensi pers, Jumat (14/10/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi saat konferensi pers, Jumat (14/10/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - Penggalangan dana di pasar modal tembus Rp 179,66 triliun per 11 September 2022. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi menyampaikan, penggalangan dana ini sejalan dengan target dana terhimpun hingga akhir tahun sebesar Rp 182 triliun.

"Hingga 11 Oktober 2022, aktivitas penghimpunan dana di pasar modal masih cukup tinggi yaitu sebesar Rp 179,66 triliun dari 168 emisi," kata Inarno dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (14/10/2022).

Rinciannya, terdiri dari 42 penawaran umum perdana saham (IPO) senilai Rp 21,05 triliun, 22 penawaran umum terbatas (PUT) senilai Rp 24,53 triliun, 16 penawaran umum efek bersifat utang dan atau sukuk (PU EBUS) senilai Rp 25,43 triliun.

Serta 33 penawaran umum berkelanjutan efek bersifat utang dan atau sukuk (PUB EBUS) tahap I senilai RP 36,22 triliun dan 55 PUB EBUS tahap II senilai Rp 73,43 triliun.

Dari 168 kegiatan emisi tersebut, 48 di antaranya adalah emiten baru, bahkan hingga saat ini sudah ada puluhan perusahaan lagi yang mengincar untuk melakukan penawaran umum perdana.

“Sampai akhir tahun targetnya Rp 182 triliun. Tapi ini pun sudah merupakan revisi dari target sebelumnya Rp 115 triliun, tapi per 11 Oktober kita sudah melampaui hal itu. Oleh karena itu di akhir tahun 2022 kita naikkan jadi sebesar Rp 182 triliun," ujar Inarno.

Pertumbuhan jumlah emiten ini diikuti oleh pertumbuhan jumlah investor ritel yang meningkat hampir sembilan kali lipat dibandingkan lima tahun terakhir. Hingga 11 Oktober 2022, jumlah investor pasar modal mencapai 9,85 juta SID.

Pertumbuhan investor tertinggi dicatatkan oleh investor Reksa Dana dan mayoritas masih didominasi oleh investor berusia di bawah 30 tahun yang mencapai 59,08 persen.

 

 

44 Emiten Baru Raup Dana Rp 21,8 Triliun Melalui IPO

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

 

Sektor Saham

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektornya antara lain:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor keuangan

-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-5 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

29 Perusahaan Jalani Proses IPO

IHSG Ditutup Melemah ke 6.023,64
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun.

Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya