Penjualan Naik, Laba Erajaya Swasembada Susut 5,41 Persen hingga September 2022

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatat kinerja keuangan beragam dengan penjualan catat kenaikan tetapi laba turun hingga September 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Nov 2022, 12:33 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2022, 12:33 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Liputan6.com, Jakarta - PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penjualan bersih Rp 34,94 triliun.

Penjualan itu naik 12,06 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 32,18 triliun. Bersamaan dengan itu, Erajaya Swasembada mencatatkan kenaikan beban pokok penjualan menjadi Rp 31,38 triliun dari Rp 28,16 triliun pada September tahun lalu.

Meski begitu, laba bruto perseroan masih naik dari Rp 3,02 triliun pada September 2021, menjadi Rp 3,56 triliun pada September 2022. Melansir laporan keuangan perseroan, Selasa (15/11/2022), pada periode ini perseroan juga mencatatkan beban penjualan dan distribusi sebesar Rp 1,36 triliun dan beban umum dan administrasi Rp 1,13 triliun.

Kemudian pendapatan lainnya Rp 173,34 miliar serta beban lainnya Rp 89,36 miliar. Pendapatan keuangan hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 4,03 miliar, biaya keuangan Rp 185,81 miliar, dan bagian rugi entitas asosiasi sebesar Rp 3,55 miliar.

Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan sebesar Rp 677,11 miliar. Turun 15,29 persen dibandingkan September 2021 sebesar Rp 799,29 miliar.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 5,41 persen menjadi Rp 680,29 miliar dari Rp 719,21 miliar pada periode sembilan bulan tahun lalu. Dengan demikian, laba per saham dasar turun menjadi Rp 43 dari sebelumnya Rp 45.

Dari sisi aset perseroan hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 16,02 triliun, naik dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 11,37 triliun. Liabilitas naik signifikan menjadi Rp 9,27 triliun dari Rp 4,91 triliun pada Desember 2021. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 6,75 triliun dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 6,46 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 15 November 2022 hingga sesi pertama, saham ERAA turun 1 persen ke posisi Rp 396 per saham.

Saham ERAA dibuka stagnan Rp 400 per saham. Saham ERAA berada di level tertinggi Rp 404 dan terendah Rp 394 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.036 kali dengan volume perdagangan 236.316 saham. Nilai transaksi Rp 9,4 miliar.


Lagi, Erajaya Buyback Saham Rp 300 Miliar

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) berencana membeli kembali saham atau buyback dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 300 miliar, atau sebanyak-banyak 3 miliar lembar saham perseroan. Aksi ini mempertimbangkan kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.

“Sesuai dengan SEOJK No. 3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor Perseroan,” ungkap Sekertaris Perusahaan PT Erajaya Swasembada Tbk, Amelia Allen dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/9/2022).

Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan secara bertahap untuk periode tiga bulan, terhitung sejak 8 September 2022-7 Desember 2022. Pelaksanaan transaksi pembelian saham akan dilaksanakan melalui Bursa Efek Indonesia.

“Perseroan meyakini bahwa pembelian kembali saham tidak mempengaruhi kondisi keuangan perseroan karena sampai dengan saat ini, perseroan mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha perseroan,” ujar Amelia.

Pada 22 Agustus 2022, perseroan juga telah merampungkan aksi serupa. Perseroan melakukan pembelian kembali atas 71.695.900 lembar saham ERAA senilai Rp 35,5 miliar. Dari sebelumnya direncanakan untuk melakukan pembelian kembali sebanyak-banyaknya Rp 319 miliar saham selama periode tiga bulan, yakni sejak 20 Mei 2022 sampai 19 Agustus 2022.


Gandeng Nokia, Erajaya Dongkrak Ponsel Buatan Lokal

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) atau Erajaya Group mengumumkan produksi perdana ponsel feature phone hasil kerjasama dengan Nokia. Ponsel tersebut diproduksi di fasilitas manufaktur yang terletak di  Kawasan Industri Candi, Semarang, Jawa Tengah, yang dimiliki oleh PT Bangga Teknologi Indonesia. 

Peresmian produksi perdana ini ditandai dengan acara seremonial yang dihadiri oleh Ali Murtopo Simbolon selaku Direktur IET (Direktorat Industri Elektronika dan Telematika) dari Kementerian  Perindustrian Republik Indonesia, serta perwakilan dari management Erajaya Group dan HMD Indonesia, selaku pemegang lisensi merek Nokia.

Wakil Direktur Utama Grup Erajaya, Hasan Aula mengatakan, suatu kebanggaan besar bagi perseroan dapat mengumumkan produksi perdana ponsel hasil kerja sama Erajaya Group dengan HMD Indonesia,  selaku pemegang lisensi Nokia. 

"Ini adalah bentuk nyata dan perwujudan dukungan kami pada upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mendorong masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor,” kata Hasan dalam keterangan resminya, ditulis Selasa (16/8/2022). 

Hasan juga berharap kolaborasi yang dilakukan dengan Nokia bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, khususnya di Semarang, Jawa Tengah.

"Kami juga merasa terhormat dapat bekerjasama dengan HMD Indonesia di level kolaborasi yang lebih tinggi dalam menghadirkan ponsel  besutan anak negeri. Kami harapkan inisiatif ini dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat luas, khususnya di Semarang,” ungkapnya.


Ciptakan Lapangan Kerja

Erajaya Group memproduksi feature phone Nokia di Semarang, Indonesia. (Foto: Erajaya Group).
Erajaya Group memproduksi feature phone Nokia di Semarang, tepatnya di fasilitas manufaktur milik PT Bangga Teknologi Indonesia. (Ki-ka): Cobben, General Manager PT Bangga Teknologi Indonesia; Syaiful Hayat, Direktur Erajaya; Ali Murtopo Simbolon, Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Kementerian Perindustrian RI; Hero Tjokroardi, General Manager HMD Indonesia; dan Herman Wong, Chief Merchandise & Planning Erajaya Group. (Foto: Erajaya Group).

Kerja sama ini diharapkan dapat membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan  juga membantu mengentaskan kemiskinan serta perbaikan dalam bidang pendidikan. 

Di samping itu,  hadirnya proyek strategis seperti ini juga akan memfasilitasi transfer teknologi praktis dan tepat guna,  yang pada gilirannya diharapkan berdampak positif kepada pengembangan industri ponsel di  Indonesia. Feature phone Nokia dari Erajaya Group akan tersedia di jaringan ritel Erajaya Group dalam waktu dekat.

Dalam kesempatan berbeda, Head of Corporate Communications Erajaya Group, Djunadi Satrio mengatakan, saat ini perseroan fokus memastikan produksi ponsel di Jateng bersama Nokia berjalan dengan lancar.

"Saat ini kami fokus untuk memastikan produksi perdana berjalan dengan lancar dan produk tersebut dapat segera hadir di gerai-gerai ritel kami,” kata Djunadi kepada awak media.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya