Metrodata Electronics Optimistis Raih Target Penjualan Tumbuh 15 Persen

Metrodata Electronics (MTDL) melihat, peluang untuk meningkatkan penjualan makin terbuka seiring tren pertumbuhan industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terus naik.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Nov 2022, 05:30 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2022, 05:30 WIB
PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL)  (Dok: Metrodata Electronics)
PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) (Dok: Metrodata Electronics)

Liputan6.com, Jakarta - PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), emiten Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Digital khususnya di bidang Solusi dan Konsultasi Digital serta Distribusi Digital, optimistis akan dapat meraih target pertumbuhan penjualan 15 persen pada 2022.

Perseroan melihat, peluang untuk meningkatkan penjualan makin terbuka seiring tren pertumbuhan industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terus naik. Untuk itu, Metrodata Electronics akan terus memaksimalkan peluang pasar sekaligus mendukung ketahanan digital di Indonesia.

"Dalam kondisi pasar yang telah menunjukkan tanda-tanda kembali ke level sebelum pandemi, kami akan fokus untuk mengoptimalkan peluang pasar dengan cara- cara yang baik,” kata Presiden Direktur Metrodata Electronics, Susanto Djaja dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (24/11/2022).

Sementara itu, dengan tren meningkatnya tantangan ancaman serangan digital yang semakin canggih telah membuat isu ketahanan digital menjadi semakin penting dan mendesak.

Untuk itu, perseroan berharap bisa berperan dalam meningkatkan ketahanan digital nasional melalui layanan solusi dan konsultasi Perseroan yang inovatifdan relevan dengan perkembangan transformasi teknologi saat ini antara lain seperti IT Security di tengah serangan cyberyang mendunia, Cloud Hyperscaler (Azure,AWS, Google Cloud), serta software subscription dan SaaS (software as a service).

Semakin ketatnya kompetisi bisnis TIK membuat perseroan harus melakukan agile adoption terhadap teknologi-teknologi baru untuk menyikapi tuntutan dari perkembangan pasar yang terus berubah.

Agile adoption adalah metode pengembangan perangkat lunak atau software secara iterasi (berulang) dan bertahap sesuai kebutuhan klien.

 

Kontribusi Pendapatan

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sampai saat ini, MTDL telah membuat pijakan yang kuat untuk memaksimalkan pendapatan hingga periode Januari- September 2022. Pendapatan Perseroan meningkat 25,7 persen YoY menjadi Rp15,2 triliun.

Kontribusi pendapatan di bisnis distribusi terhadap total pendapatan tercatat sebesar Rp11,9 triliun, naik 24,7 persen YoY. Adapun pendapatan bisnis solusi dan konsultasi tercatat sebesar Rp3,6 triliun, meningkat 25,8 persen YoY.

Peningkatan pendapatan pada unit bisnis distribusi dikontribusikan terutama dari penjualan Notebook dan PC yang bertumbuh 13 persen, serta penjualan produk smartphone yang bertumbuh 51 persen dan produk gaming sebesar 16 persen.

Upaya diversifikasi produk pada unit bisnis distribusi yang dilakukan Perseroan diharapkan akan dapat terus mendukung pertumbuhan penjualan ke depannya. Sementara pertumbuhan di unit bisnis solusi terutama didukung oleh penjualan kepada sektor financial services yang bertumbuh 55 persen.

Perseroan telah membukukan laba bersih sebesar Rp371,4 miliar, meningkat 5,7 PERSEN hingga kuartal III 2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja Kuartal III 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022. Perseroan mencatat pertumbuhan laba dan pendapatan selama sembilan bulan pertama 2022.

Pada periode tersebut, Metrodata Electronics berhasil mengukuhkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 371,42 miliar. Laba ini naik 5,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 351,44 miliar.

Kinerja laba itu sejalan dengan pendapatan bersih perseroan pada September 2022 yang tumbuh 25,73 persen menjadi Rp 15,18 triliun dari Rp 12,07 triliun pada September 2021. Mengutip laporan keuangan perseroan, kamis (27/10/2022), pendapatan itu berasal dari penjualan perangkat keras sebesar Rp 11,82 triliun atau naik 25,96 persen yoy.

Kemudian penjualan perangkat lunak andil Rp 2,37 triliun atau naik 32,95 persen yoy, pendapatan jasa dan pemeliharaan tumbuh 8,65 persen yoy menjadi Rp 972,61 miliar serta pendapatan lain-lain tumbuh 38,59 persen yoy menjadi Rp 20,62 miliar.

 

Selanjutnya

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 14,01 triliun dari Rp 11,03 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, perseroan masih mencatatkan pertumbuhan laba kotor sebesar 12,14 persen menjadi Rp 1,17 triliun dibanding September 2021 sebesar Rp 1,05 triliun.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan beban penjualan umum dan administrasi senilai Rp 458,83 miliar, biaya keuangan Rp 10,29 miliar, penghasilan keuangan Rp 10,92 miliar, bagian atas hasil bersih entitas asosiasi Rp 8,34 miliar, kerugian kurs mata uang asing Rp 1,02 miliar, dan beban lain-lain Rp 2,78 miliar.

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan sebesar Rp 544,45 miliar. Naik 2,37 persen dibanding September 2021 sebesar Rp 531,83 miliar.

Dari sisi aset hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 8,29 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp 7,59 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 7,59 triliun dan aset tidak lancar Rp 698,79 miliar.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 4,02 triliun, naik dari Rp 3,67 triliun pada akhir tahun lalu. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 3,86 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 160,29 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 tercatat naik menjadi Rp 4,27 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 3,92 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya