Pengelola Alfamidi Gelar Stock Split, Simak Jadwalnya

PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola Alfamidi melakukan stock split dengan rasio 1:10

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jan 2023, 21:41 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2023, 07:06 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan Midi  Fresh akan memecah nilai nominal saham atau stock split. Stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 12 Januari 2023, PT Midi Utama Indonesia Tbk  melakukan stock split dengan rasio 1:10. Dengan demikian, nilai saham sebelum stock split dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham.

Jumlah saham setelah stock split pun meningkat. Dari 2.882.353.000 saham menjadi 28.823.530.000 saham setelah stock split. “Tanggal persetujuan prinsip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Desember 2022,” tulis Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Midi Utama Indonesia Tbk, Suantopo Po.

Adapun perseroan melakukan stock split ini dengan sejumlah tujuan. Pertama, membantu meningkatkan daya tarik investor atas saham perseroan dengan menjadikan harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau khususnya bagi investor ritel. Kedua, untuk meningkatkan jumlah saham perseroan yang beredar di masyarakat dan memberikan kesempatan lebih luas bagi investor terutama investor ritel untuk berinvestasi saham perseroan. Ketiga, untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di BEI.

Untuk melakukan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Februari 2023.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 12 Januari 2023, saham MIDI melonjak 24,75 persen ke posisi Rp 3.680 per saham.

Saham MIDI dibuka naik 140 poin ke posisi Rp 3.090 per saham. Saham MIDI berada di level tertinggi Rp 3.680 dan terendah Rp 3.080 per saham. Total frekuensi perdagangan 312 kali dengan volume perdagangan 2.107 saham. Nilai transaksi Rp 716,2 juta.

Jadwal Stock Split

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut jadwal pelaksanaan stock split:

-RUPSLB pada 17 Februari 2023

-Permohonan pencatatan saham tambahan kepada BEI pada 23 Februari 2023

-Pemberitahuan jadwal pelaksanaan stock split kepada BEI pada 2 Maret 2023

-Pengumuman jadwal dan tata cara pelaksanaan stock split kepada publik pada 2 Maret 2023

-Akhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di pasar regular dan negosiasi pada 7 Maret 2023

-Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar regular dan pasar negosiasi pada 8 Maret 2023

-Recording date pada 9 Maret 2023

-Awal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai pada 10 Maret 2023

Gelar Rights Issue

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola minimarket dan supermarket Alfamidi dan midifresh akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Perseroan akan menerbitkan maksimal 461.176.480 saham dengan nilai nominal saham Rp 100 per saham.

PT Midi Utama Indonesia Tbk akan memakai dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha perseroan serta investasi pada entitas anak.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/1/2023), PT Midi Utama Indonesia Tbk menyatakan, pelaksanaan rights issue ini akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi perseroan. Hal itu antara lain memperkuat struktur permodalan perseroan terutama meningkatkan kemampuan kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan. Dengan demikian dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Setelah pelaksanaan rights issue, pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu, persentase kepemilikan saham secara keseluruhan akan terdilusi maksimal 13,79 persen.

 Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)  17 Februari 2023.

Adapun rights issue ini dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB, kemudian dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

Tebar Dividen 2021

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)
Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) bakal bagikan dividen tunai 30 persen dari laba 2021 atau senilai Rp 82,5 Miliar. Pembagian akan dilakukan pada 24 Juni 2022. MIDI adalah perusahaan pengelola minimarket Alfamidi Alfamidi Super, Lawson dan Midi Fresh.

Finance Director Midi Utama Indonesia Suantopo Po memaparkan, jumlah total dividen tersebut setara dengan 30 persen dari laba bersih MIDI pada 2021.

"Nilainya setara sekitar Rp 82,5 miliar atau 30 persen dari laba bersih tahun lalu," ujarnya dalam public expose yang digelar di Alfa Tower, Alam Sutera, Rabu (25/5/2022).

Dia juga menjabarkan, pada 2021, MIDI mencatatkan kenaikan pendapatan neto sebesar 7.30 persen atau menjadi sebesar Rp 13.58 triliun dari Rp 12.66 triliun pada tahun 2020.

Lalu, pada laba berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik induk, naik 37.42 persen menjadi Rp 275,22 miliar. Angka tersebut tentu naik dari Rp 200.27 miliar di tahun 2020.

Lalu, Suantopo juga menjelaskan bila tahun 2022 ini memiliki optimis lebih tinggi. Perekonomian katanya tumbuh lebih baik, makanya Midi Utama Indonesia optimis tahun ini tumbuh dikisaran minimal sama seperti tahun 2021, yakni sebesar 7.31 persen.

"Sebab kita tidak bisa pungkiri masih dibayangi inflasi, tapi perkembangan mudik kemarin benar-benar menggairahkan perekonomian, termasuk perseroan. Seperti Alfamidi, Alfamidi Super, Lawson dan Midi Fresh," katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya