Sejarah dan Profil Alfamart, Minimarket Indonesia yang Lebarkan Sayap ke Filipina

Berikut sejarah dan profil PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), pengelola Alfamart yang melebarkan sayap ke Filipina.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Jan 2023, 16:24 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2023, 11:14 WIB
Gerai Alfamart (Dok: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk)
Gerai Alfamart (Dok: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap mata memandang di jalan terutama kota besar, gerai Alfamart akan mudah ditemui. Gerai dengan dominan warna merah dan kuning menghiasi pinggir jalan terutama di kota besar di Indonesia. Hal ini memang tak mengherankan. Hingga 2021, total gerai Alfamart yang beroperasi mencapai 16.492 gerai.

Tak hanya di Indonesia saja, PT Sumber Alfamaria Trijaya Tbk yang mengelola Alfamart juga melebarkan sayap hingga ke Filipina. Pada 2021, sekitar 1.200 gerai lebih beroperasi di Filipina, demikian mengutip dari laman Alfamart, Rabu (18/1/2023).

Sudah puluhan tahun perusahan dagang aneka produk ini melewati perjalanan bisnis. Mengutip laporan tahunan perseroan 2019, Alfamart dimulai 1989 oleh Djoko Susanto dan keluarga. Adapun Djoko Susanto termasuk orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Berdasarkan data Forbes, Djoko Susanto berada di posisi 10 dari 50 orang terkaya di Indonesia. Per 17 Januari 2023, total kekayaan Djoko Susanto mencapai USD 4,1 miliar.

Djoko Susanto mendirikan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk pada 22 Februari 1989 yang mengawali usaha di bidang perdagangan dan distribusi.

Kemudian menjual mayoritas kepemilikannya kepada PT HM Sampoerna Tbk pada Desember 1989. Pada 1999, perseroan merambah ke sektor minimarket, dan melakukan ekspansi secara eksponensial mulai 2002 dengan akuisisi 141 gerai Alfa Minimart. Lalu pada pertama kalinya memakai merek “Alfamart”. Perseroan pun tidak pernah mengalami perubahan nama.

Alfamart menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, tempat berbelanja yang nyama serta lokasi mudah dijangkau.

 

Tercatat di BEI

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data laporan keuangan 2021, pada 31 Desember 2021 dan 2020 perusahaan dan entitas anaknya memiliki masing-masing 72.163 dan 59.214 orang karyawan tetap.

Alfamart mencatatkan jejak penting lainnya dengan menawarkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2009. Perseroan mencatatkan saham perdana pada 15 Januari 2009 di BEI. Saat itu, perseroan melepas harga saham perdana Rp 395 per saham. Pada perdagangan Selasa, 17 Januari 2022, saham AMRT ditutup ke posisi Rp 2.720 per saham.

Pada 2009, perseroan juga memasuki pasar Bali dan mulai menggunakan conveyor belt. Pada saat itu, perseroan memiliki 3.300 gerai yang beroperasi.

Selanjutnya pada 2012, perseroan menggelar penawaran umum terbatas tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMED) atau private placement. Pada 2012 juga perseroan mendirikan anak perusahaan PT Sumber Indah Lestari yang bergerak di bidang usaha kesehatan dan kecantikan. Perseroan juga memasuki pasar Medan. Saat itu, sekitar 7.000 lebih gerai beroperasi.

Aksi Korporasi

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk menggelar sejumlah aksi korporasi pada 2013. Pertama, perseroan akuisisi tambahan saham PT Midi Utama Indonesia Tbk. Mengutip berbagai sumber, pengelola Alfamar membeli seluruh saham PT Amanda Cipta Persada (ACP) di PT Midi Utama Indonesia Tbk sebesar 1.205.544 saham atau setara 41,82 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor dalam MIDI.

Sebelumnya Alfamart mengenggam 367,50 juta saham atau 12,75 persen saham MIDI dan sisanya ACP sekitar 2,07 miliar saham atau setara 71,82 persen, Rullyanto sebesar 0,42 persen dan masyarakat sebesar 444,60 juta saham atau 15,43 persen.

Perseroan juga menggelar stock split atau pemecahan nilai nominal saham pada 2013. Rasio stock siplit 1:10. Jadi harga nominal baru setelah stock split menajdi Rp 10 per unit dari sebelumnya Rp 100 per saham.

Induk jaringan Alfamart ini juga mendirikan anak usaha Alfamart Retail Asia Pte Ltd dengan kepemilikan saham 100 persen. Perseroan juga memasuki pasar Jambi, Pekanbaru dan Banjarmasin dan memiliki 8.500 lebih gerai beroperasi.

Melebarkan Sayap ke Filipina

(Foto: Alfamart)
Alfamart buka toko di Filipina

Perseroan pun melebarkan sayap ke Filipina melalui anak usaha yang didirikan yaitu Alfamart Retail Asia Pte Ltd. Perseroan mendirikan Alfamart Trading Philippines Inc yang berkedudukan di Filipina. Alfamart pun tak hanya hiasi daerah di Indonesia tetapi juga di Filipina. Pada 2014, perseroan juga menerbitkan obligasi dengan mekanisme penawaran umum berkelanjutan I obligasi berjelanjutan I untuk tahap I. Perseroan juga menambah kepemilikan saham di MIDI mencapai 86,72 persen.

Tak hanya aksi korporasi, perseroan juga mengembangkan gudang untuk Karawang, Lombok, Kotabumi dan Rembang. Perseroan juga relokasi gudang Serpong ke Parung. Alfamart pun memasuki pasar Pontianak dan Manado. Pada 2014, perseroan telah memiliki lebih 9.800 gerai.

Tahun selanjutnya pada 2015, perseroan mendirikan PT Sumber Trijaya Lestari atau Alfacart yang bergerak di bidang perdagangan eceran melalui internet. Namun, pada 2017, Alfacart tersebut tak lagi bermain di jalur marketplace. Selain itu, perseroan pun memasuki pasar Batam. Gerai pun makin bertambah hingga mencapai lebih cari 11.000.

Ekspansi

Pertamina menggandeng Alfamart mengembangkan bisnis Bright Store di SPBU di luar pulau Jawa.
Pertamina menggandeng Alfamart mengembangkan bisnis Bright Store di SPBU di luar pulau Jawa.

Selanjutnya pada 2016, perseroan membuka gudang di Serang dan CIanjur untuk memperkuat distribusi. Perseroan juga meluncurkan AlfaMind, virtual store pertama di Indonesia dengan teknologi augmented reality. Tak hanya itu perseroan juga meningkatkan setoran modal PT Sumber Trijaya Lestari sehingga kepemilikan terdilusi 50,97 persen dan peningkatan setoran modal PT Sumber Indah Lestari sehingga kepemilikan menjadi 88,71 persen. Adapun lebih 12 ribu gerai beroperasi pada 2016.

Pada 2017, perseroan mendirikan PT Sumber Wahana Sejahtera yang bergerak di jasa titipan dan pengiriman paket dengan kepemilikan 99,96 persen. Akan tetapi, perseroan melepas keseluruhan kepemilikan saham di PT Sumber Wahana Sejahtera pada 2021. Perseroan pun meningkatkan setoran modal PT Sumber Trijaya Lestari sehingga kepemilikan menjadi 99,99 persen. Hingga 2017, perseroan telah memiliki lebih 13.500 gerai.

 

Masuki Pasar Papua

Ilustrasi gerai Alfamart (Foto: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Ilustrasi gerai Alfamart (Foto: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)

Gerai Alfamart di Filipina pun mencapai 500 gerai pada 2018. Sedangkan di Indonesia, total gerai beroperasi lebih dari 13.600. Hingga 2019, perseroan telah membentangkan bisnisnya selama 20 tahun. Gerai yang beroperasi pun mencapai 14.300 lebih. Perseroan juga melakukan akuisisi PT Global Loyalty Indonesia dengan kepemilikan 75 persen. Sedangkan ekspansi di Filipina sudah ada 750 lebih gerai dengan total tiga gudang.

Adapun hingga 2020, perseroan memiliki lebih dari 15.400 gerai dan 1.000 lebih gerai di Filipina dengan total tiga gudang.

Perseroan makin ekspansif pada 2021. Perseroan dongkrak  setoran modal di PT Midi Utama Indonesia sehingga kepemilikan 89,43 persen. Adapun gerai beroperasi mencapai 16.492 unit. Perseroan pun memasuki pasar Papua dengan buka 22 gerai. Adapun gerai yang beroperasi di Filipina mencapai 1.200 lebih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya