Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Jumat (27/1/2023). IHSG menghijau ikuti bursa saham Asia dan wall street yang perkasa.
Mengutip data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 6.864,81. Pada pukul 09.35 WIB, IHSG melambung 0,57 persen ke posisi 6.904. Indeks LQ45 melompat 0,88 persen ke posisi 949,49. Sebagian besar indeks acuan menghijau.
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.926,67 dan terendah 6.887,43. Sebanyak 301 saham melonjak sehingga angkat IHSG. 169 saham melemah dan 193 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 310.599 kali dengan volume perdagangan saham 4,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.941.
Advertisement
Mayoritas indeks sektor saham (IDX-IC) menghijau. Sementara itu, sektor saham nonsiklikal merosot 0,32 persen. Sementara itu, indeks sektor saham energi melonjak 0,56 persen, sektor saham basic mendaki 0,16 persen, sektor saham industri bertambah 0,53 persen, sektor saham siklikal menguat 0,30 persen.
Selain itu, sektor saham kesehatan melambung 0,62 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,60 persen, sektor saham properti naik 0,03 persen, sektor saham teknologi menguat 0,06 persen, sektor saham infrastruktur melonjak 0,97 persen dan sektor saham transportasi naik 0,17 persen.
Mengutip riset PT Ashmore Asset Management, IHSG naik ke posisi 6.864 pada perdagangan Kamis, 26 Januari 2023 yang didukung saham kapitalisasi besar. Saham bank jumbo menguat antara lain saham BBNI naik 4,4 persen, saham BMRI bertambah 1,3 persen, dan BBRI naik 0,07 persen.
Penguatan saham bank tersebut juga didukung rupiah yang menguat terhadap dolar AS. Saham batu bara menguat antara lain saham ADRO naik 3,8 persen, saham ITMG bertambah 3,8 persen, saham PTBA melemah 2,6 persen dan saham HRUM susut 2,3 persen setelah harga global merosot.
Sementara itu, saham logam antara lain saham ANTM naik 1,3 persen, saham INCO melemah 0,3 persen dan saham ADMR susut 3,7 persen. Sementara itu, saham emiten rokok menguat dengan saham GGRM melonjak 11,1 persen dan saham HMSP bertambah 8,3 persen seiring pembicaraan pasar mengenai kenaikan harga jual produk seiring kenaikan cukai.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Top Gainers-Losers pada 27 Januari 2023
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
-Saham LAJU melonjak 35 persen
-Saham ALKA melonjak 23,59 persen
-Saham PURI melonjak 17,31 persen
-Saham SGER melonjak 11,01 persen
-Saham KONI melonjak 11,11 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham DGIK merosot 6,99 persen
-Saham TAYS merosot 6,99 persen
-Saham SOUL merosot 7,55 persen
-Saham GLVA merosot 6,96 persen
-Saham OMRE merosot 6,88 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 538,8 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 226,4 miliar
-Saham NATO senilai Rp 139,1 miliar
-Saham BMRI senilai Rp 126,9 miliar
-Saham BOGA senilai Rp 110,5 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham KPIG tercatat 25.137 kali
-Saham IATA tercatat 14.862 kali
-Saham UFOE tercatat 12.451 kali
-Saham ADCP tercatat 10.850 kali
-Saham BBCA tercatat 8.527 kali
Advertisement
Prediksi IHSG dan Saham Pilihan Ajaib Sekuritas
Ajaib Sekuritas prediksi IHSG bervariasi pada perdagangan saham Jumat, 27 Januari 2023. Financial Expert Ajaib Sekuritas Chrity Maryani menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran 6.810-6.909 pada perdagangan Jumat pekan ini.
Dalam catatan Ajaib Sekuritas menyebutkan, industri manufaktur mendorong peningkatan realisasi investasi yang tumbuh 52 persen YoY mencapai senilai Rp497,7 triliun sepanjang 2022. Adapun, total realisasi investasi sepanjang 2022 tercatat mencapai Rp1.207,2 triliun.
Rinciannya, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menyumbang 45,8 persen mencapai Rp552,8 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 54,2 persen mencapai sebesar Rp654,4 triliun. Sektor dengan penyerapan investasi paling besar diantaranya industri logam dasar, barang logam, mesin dan peralatan yang berkontribusi dengan total Rp171,2 triliun.
Dari mancanegara, Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) tumbuh 2,9% YoY pada periode Kuartal IV 2022, level tersebut lebih rendah dibanding periode sebelumnya yang tercatat di level 3,2% YoY namun di atas konsensus sebelumnya yang diprediksi 2,6 persen YoY.
Tingkat konsumsi pribadi menjadi kontributor utama yang tumbuh 2,1% YoY. Sepanjang 2022, ekonomi AS tercatat tumbuh 2,1 persen YoY. Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) Filipina tercatat tumbuh 7,2% YoY pada kuartal IV 2022.
Saham Pilihan Ajaib Sekuritas
Berikut saham - saham pilihan Ajaib Sekuritas
BBCA
Buy : 8.475
TP : 8.750
Stop loss : 8.225
Long white marubozu candle, volume naik signifikan, stochastic bergerak goldencross di area netral dengan MACD bar histogram dalam momentum positif.
Kinerja BBCA berhasil mencatat kenaikan laba bersih sebesar 29,6% yoy mencapai Rp40,7 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh penyaluran kredit yang tumbuh mencapai 11,7% yoy mencapai sebesar Rp711,3 triliun. Investor asing juga mencatat pembelian bersih di BBCA sebesar 257,5 miliar (pada perdagangan 26 Januari 2022).
SRTG
Buy :2.470
TP : 2.550
Stop loss: <2.370
Morning star candle dengan konfirmasi volume yang tumbuh signifikan, stochastic bergerak di area netral dan MACD bar histogram dalam momentum positif.
SRTG mencatat NAV hingga 20 Januari 2023 mencapai Rp61,21 miliar. Selain itu, berpotensi mendapatkan dividen yang lebih tinggi karena portfolio investasi SRTG mencatat kenaikan yang signfikan. SRTG pun telah menganggarkan dana US$150 juta untuk investasi di perusahaan baru maupun perusahaan yang sudah dimiliki.
AKRA
Buy :1.400
TP : 1.445
Stop loss: <1.375
Bergerak dalam fase uptrend jangka pendek, ditutup di atas MA 5, 20 dan 50, volume naik dan stochastic berada di area overbought, MACD bar histogram dalam momentum positif.
Kinerja AKRA berpotensi solid diantaranya karena bisnis distribusi BBM yang akan tumbuh, permintaan yang solid dari minyak dan gas, dan permintaan lahan industri yang tinggi menjadi faktor kinerja AKRA berpotensi meningkat. AKRA menargetkan penjualan lahan industri mencapai Rp15-18 triliun pada 5 tahun ke depan. Masuknya AKRA dalam LQ45 menjadi tambahan katalis positif.
Advertisement