Produk CPO Dharma Satya Nusantara Tumbuh 17 Persen pada 2022

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) menyebutkan produksi TBS menunjukkan tren meningkat sepanjang 2022. Lalu bagaimana prediksi 2023?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 30 Jan 2023, 22:33 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2023, 22:32 WIB
Perkebunan sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) (Foto: laman PT Dharma Satya Nusantara Tbk)
Perkebunan sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) (Foto: laman PT Dharma Satya Nusantara Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatat produksi kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) pada 2022 sebesar 640 ribu ton, naik 17 persen dibandingkan produksi CPO pada 2021. 

Peningkatan ini menunjukkan kembalinya pola produksi normal sejak semester kedua tahun ini, setelah dua tahun berturut-turut mengalami penurunan akibat dampak lanjutan El-Nino.

Pada 2022, total produksi Tandan Buah Segar (TBS) Dharma Satya Nusantara mencapai 2,2 juta ton, naik 14 persen dibandingkan 2021, dengan yield kebun inti yang mencapai 22 ton per hektar. 

Direktur Utama Dharma Satya Nusantara, Andrianto Oetomo mengungkapkan, produktivitas kebun DSNG saat ini sudah menunjukkan gejala pemulihan, yang ditandai dengan peningkatan produksi TBS sejak semester kedua tahun ini.

"Sepanjang tahun 2022, produksi TBS kami terus menunjukkan tren peningkatan dengan produksi tertinggi dicapai pada kuartal keempat. Kami optimistis produksi tahun 2023 juga akan lebih baik dibandingkan 2022,” kata Andrianto dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin (30/1/2023).

Meskipun demikian, DSNG tetap mengantisipasi kemungkinan dampak curah hujan yang tinggi pada 2023 yang dapat berpengaruh pada tingkat ekstraksi maupun level Free Fatty Acid (FFA).

Sepanjang 2022, OER kebun DSNG 22,76 persen, dengan tingkat FFA di atas 3 persen akibat tingginya curah hujan yang menghambat proses transportasi TBS dan CPO.

Pada 2022, DSNG juga mencatat kenaikan volume penjualan CPO sebesar 17 persen menjadi 640 ribu ton. Harga rata-rata penjualan CPO DSNG juga naik 21 persen menjadi Rp 11,2 juta per ton, dibandingkan 2021 sebesar Rp 9,2 juta per ton, akibat berkurangnya persediaan minyak nabati global. 

DSNG juga mencatat kenaikan volume penjualan Palm Kernel Oil (PKO) 2022 sebesar 26 persen menjadi 39 ribu ton, dengan harga rata-rata juga meningkat sebesar 6 persen menjadi Rp 17,5 juta per ton dibandingkan 2021 sebesar Rp 16,5 juta per ton.

"Dengan kenaikan volume penjualan dan harga rata-rata, baik CPO maupun PKO tersebut, kami optimistis kinerja finansial pada tahun 2022 akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021, mengingat segmen kelapa sawit memberikan kontribusi sekitar 80 persen dari total pendapatan DSNG,” ujar dia.

 

Dharma Satya Nusantara Bakal Bangun 1 Pabrik pada 2023

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada 2023, Dharma Satya akan membangun satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru di Kalimantan Barat, dengan kapasitas sebesar 30 ton TBS per jam. Pembangunan PKS ini akan dimulai pada kuartal II 2023 dan diperkirakan akan siap beroperasi pada 2025. 

Apabila PKS tersebut sudah beroperasi secara penuh, maka dengan tambahan PKS baru tersebut DSNG akan memilliki 15 PKS dengan total produksi mencapai 705 ton per jam pada akhir 2025.

Sementara segmen usaha produk kayu DSNG juga mencatat kinerja yang baik sepanjang 2022, khususnya produk panel. Pada 2022, volume penjualan panel meningkat 6 persen dengan harga jual rata-rata melonjak 21 persen menyusul adanya peningkatan permintaan dari Jepang dan strategi mixed product untuk produk panel yang memiliki nilai tambah. 

Sedangkan volume penjualan engineered flooring mengalami penurunan sebesar 2 persen menjadi 1.117 ribu m2, seiring melambatnya perekonomian Kanada dan Amerika Serikat, namun harga jual rata-rata pada 2022 masih lebih tinggi 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Belanja Modal 2023

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan ekspansi pada 2023. Dharma Satya Nusantara akan membangun dua pabrik kelapa sawit (PKS) baru.

Direktur Dharma Satya Nusantara Jenti Widjaja menuturkan, pihaknya akan meningkatkan produksi. Hal itu sejalan dengan strategi Dharma Satya Nusantara yang akan lebih menitikberatkan pada perbaikan kinerja produksi TBS dan CPO. 

Asal tahu saja, sepanjang 2021 hingga semester I 2022, area terbesar perkebunan Perseroan di Kalimantan Timur mengalami penurunan produksi tajam akibat El Nino akhir 2019.  Namun, sejak kuartal III 2022, kondisi berangsur normal dan Perseroan akan mengupayakan kinerja kebun kembali optimal.

Jenti menegaskan, Dharma Satya Nusantara akan terus konsisten dan berkomitmen dalam pelaksanaan sejumlah kegiatan berkelanjutan dengan menjamin kelangsungan kinerja Perseroaan dalam jangka panjang. Lantaran, Dharma Satya Nusantara akan membangun dua PKS baru pada 2023.

Pabrik baru tersebut akan dibangun di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara. Untuk masing-masing pabrik membutuhkan belanja modal sekitar Rp 110 miliar - Rp 120 miliar. 

Jenti menyebutkan, pembangunan pabrik tersebut akan dimulai pada kuartal II 2023 dan ditargetkan selesai pada 2025. Sedangkan, kapasitas produksi kedua pabrik tersebut sebesar 30 ton per jam.

Dengan demikian, Dharma Satya Nusantara telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 800 miliar pada 2023. 

"Capex sekitar Rp 800 miliar. Digunakan sebagai capex rutin untuk infrastruktur, ada rencana pengembangan dua pabrik kelapa sawit baru," kata Jenti kepada Liputan6.com, Sabtu (21/1/2023).

Selain untuk pembangunan pabrik, dana tersebut digunakan sebagai belanja modal rutin untuk pembangunan dan juga perawatan infrastruktur. Sementara itu, Perseroan menargetkan produksi CPO meningkat 10 persen dibandingkan pada 2022.

 

Kinerja Kuartal III 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2022. Dharma Satya Nusantara mencatatkan laba kuartal III 2022 sebesar Rp 898 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 112 persen dibandingkan laba pada periode yang sama tahun lalu. 

Kenaikan laba tersebut dipicu oleh kenaikan harga rata-rata serta volume penjualan CPO dibandingkan kuartal III 2021. Selain itu, kinerja segmen usaha produk kayu yang baik selama sembilan bulan 2022 juga mendongkrak pertumbuhan laba sepanjang tahun ini. 

Pada sembilan bulan pertama 2022, Dharma Satya Nusantara membukukan penjualan sebesar Rp 6,6 triliun. Segmen kelapa sawit memberikan kontribusi sebesar Rp 5,4 triliun atau 82 persen dari total penjualan konsolidasian. 

Nilai penjualan kelapa sawit pada kuartal III 2022 tersebut tumbuh 32 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 5,05 triliun.

Hal itu didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO sebesar 28 persen menjadi Rp 11 juta per ton dan pertumbuhan positif volume penjualan CPO sebesar 3 persen, setelah sebelumnya dalam periode enam bulan pertama, volume penjualan CPO masih bertumbuh negatif sebesar -24 persen.

Direktur Utama Dharma Satya Nusantara, Andrianto Oetomo mengatakan, sejak semester II 2022, produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) perkebunan Perseroan, terutama yang berada di Kalimantan Timur, yang merupakan area terbesar DSNG, berangsur normal karena telah melewati fase dampak 24 bulan pasca El-Nino.

“Produksi TBS Perseroan di kuartal III tahun ini tumbuh 26 persen dibandingkan kuartal II, sehingga menjadikan total produksi TBS di sembilan bulan pertama 2022 lebih tinggi 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Andrianto, dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (26/10/2022).

Ia menambahkan,hingga enam bulan pertama yang lalu, produksi TBS perseroan masih 8 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kami memperkirakan pola produksi TBS kami pada 2022 ini adalah 40:60, mirip proporsi 2018, 

Naiknya produksi TBS, ditambah dengan membaiknya kinerja Oil Extraction Rate (OER) yang berada di atas 23 persen pada kuartal III tahun ini, ikut mendorong kenaikan produksi CPO Dharma Satya Nusantara sebesar 5 persen menjadi 441 ribu ton dibandingkan kuartal III tahun lalu sebesar 420 ribu ton.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya