GoTo Catatkan Rugi Bersih Rp 40,4 Triliun di 2022, Ini Penyebabnya

Saat ini fokus Goto adalah membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Mar 2023, 18:15 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 18:14 WIB
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan kinerja indikatif tahunan dan kuartal keempat 2022. Tercatat, perusahaan masih mengalami rugi bersih mencapai Rp 40,4 triliun di akhir 2022. Angka ini naik dari tahun 2021 sebesar Rp 25,9 triliun (secara proforma). Sementara rugi bersih di kuartal keempat 2022 sekitar Rp 19,5 trilliun, meningkat dari Rp 10,2 triliun di kuartal keempat 2021.

Penyebab kerugian GOTO dikatakan dikarenakan beberapa aspek non kas maupun peristiwa yang hanya dilakukan satu kali, yang tidak mencerminkan kinerja bisnis inti Perseroan. Aspek-aspek tersebut mencakup penurunan nilai goodwill (goodwill impairment) sebesar Rp 11 triliun terkait dengan penggabungan Gojek dan Tokopedia, investasi di JD.

Serta peningkatan beban kompensasi berbasis saham, dikarenakan adanya penyesuaian asumsi masa kerja karyawan, serta beban restrukturisasi. Dengan mengesampingkan beban tersebut, rugi bersih kuartal keempat 2022 adalah sekitar Rp 6,5 triliun, dengan perbaikan 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan 3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Adapun EBITDA yang disesuaikan tumbuh sebesar 52 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 3,1 triliun di kuartal keempat, yang menandai peningkatan empat kuartal secara berturut-turut didorong oleh kinerja yang solid dari unit bisnis On-Demand Services. Pendapatan bruto pada kuartal keempat 2022 tumbuh 19 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 6,3 triliun.

“Peningkatan kinerja kami di kuartal keempat menegaskan kemajuan pesat dalam percepatan langkah menuju profitabilitas. Dengan mempertajam fokus untuk mendorong monetisasi bagi pelanggan setia, pertumbuhan pendapatan tetap tercapai di tengah implementasi strategi pengurangan insentif serta pemasaran produk," ujar  Direktur Utama Grup GoTo, Andre Soelistyo dalam keterangannya, Senin (20/3/2023).

Langkah tersebut, beserta kedisiplinan dalam pengelolaan beban dan pendekatan layanan yang terukur, merupakan pendorong percepatan profitabilitas Perseroan. Seiring dengan pertumbuhan jangka pendek yang kemungkinan melandai.

"Saat ini fokus kami adalah membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang," jelasnya.

Selama dua bulan pertama tahun 2023 dikatakan perusahan melihat pertumbuhan yang lebih pesat. Hal ini menegaskan berada di jalur yang tepat, untuk mencatatkan nilai positif EBITDA yang disesuaikan pada kuartal keempat 2023. Meski demikian, dijelaskan perusahaan akan terus mempertahankan langkah percepatan hingga tercapainya tujuan tersebut.” 

Grup GoTo terus melaksanakan strategi optimisasi beban di seluruh kegiatan bisnis sepanjang kuartal keempat. Pertumbuhan monetisasi, seiring dengan efisiensi insentif dan promosi, mendorong perbaikan margin kontribusi Grup kuartal empat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 254 bps, dan mencapai -0,4 persen dari keseluruhan nilai transaksi bruto (GTV).

GTV juga tumbuh 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp162 triliun. Lebih lanjut, unit bisnis On-Demand Services mencatatkan margin kontribusi positif untuk kuartal keempat 2022, satu kuartal lebih cepat dari pedoman kinerja.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kinerja Lainnya

Gojek Tokopedia
GoTo, hasil bergabungnya Gojek dan Tokopedia. (Foto: YouTube Gojek Indonesia)

Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, mengatakan jika sepanjang 2022, perusahaan terus mencatatkan pertumbuhan konsisten di tengah ketidakpastian makroekonomi, seiring dengan pengelolaan beban secara menyeluruh, melalui pelaksanaan efisiensi struktural di seluruh bagian organisasi.

"Tujuan kami adalah mendorong penghematan beban usaha yang telah mendukung tercapainya  perbaikan indikator profitabilitas lebih cepat dari perkiraan. Perseroan memandang positif capaian kinerja hingga saat ini, dan dengan posisi kas yang solid, Perseroan meyakini bahwa kami akan mencapai arus kas operasional positif, seiring dengan percepatan langkah menuju target profitabilitas di tahun ini," kata dia. 

Posisi kas Perseroan tercatat sebesar Rp 29 triliun pada akhir kuartal keempat 2022. Perseroan juga memiliki fasilitas kredit dengan nilai sekitar Rp 4,65 triliun yang mana telah digunakan sebesar Rp1,5 triliun. Dengan demikian, posisi kas dan neraca Grup GoTo solid dan memadai untuk mencapai arus kas operasional positif tanpa membutuhkan pendanaan eksternal tambahan. 

Grup GoTo berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023. Hal ini didorong dengan perkiraan pengurangan cash burn tahunan sebesar 60-65 persen di tahun 2023.

EBITDA yang disesuaikan secara Grup pada kuartal keempat 2022 adalah sebesar Rp-3,1 triliun atau -1,9% dari GTV4, yaitu perbaikan sebesar 52% dari tahun sebelumnya dan 15% dari kuartal sebelumnya. 

 


Penurunan Beban Operasional

Paparan publik penawaran umum perdana saham (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022) (Foto: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)
Paparan publik penawaran umum perdana saham (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Selasa (15/3/2022) (Foto: PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)

Upaya penghematan di kuartal keempat 2022 berdampak pada penurunan beban operasional tetap (fixed operating expense) rata-rata bulanan sebesar 20 persen pada Januari-Februari 2023, dibandingkan dengan kuartal keempat 2022, dan menghasilkan penghematan biaya bulanan senilai sekitar Rp 200 miliar.

Insentif dan pemasaran produk berkurang 34 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada kuartal empat 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, atau senilai Rp 2,8 triliun. 

Meski mengurangi pemberian insentif, Grup GoTo terus mencatatkan pertumbuhan positif. Hal ini dimungkinkan dengan fokus untuk tumbuh secara berkelanjutan dan menitikberatkan pada pelanggan setia, dengan berbagai layanan strategis yang ditawarkan. Rata-rata transaksi konsumen tumbuh 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp 9,6 juta per konsumen per tahun di kuartal keempat 2022.  

Sepanjang kuartal keempat, jumlah konsumen loyal On-Demand Services dan E-commerce tumbuh sebesar 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari 60 persen dari total GTV4.

Hal ini turut mendorong peningkatan margin kontribusi per pelanggan di kuartal 4, sebesar lebih dari 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan semakin berkurangnya insentif. Bersamaan dengan itu, Perseroan mencatat peningkatan take rate sebesar 234 bps dan 32 bps dari tahun sebelumnya, masing-masing untuk On-Demand Services dan E-Commerce

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya