Liputan6.com, Jakarta - Emiten milik Tumiyana, Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) dan Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) kompak menguat pada perdagangan hari ini, Selasa 21 Maret 2023.
Melansir data RTI, saham WMPP ditutup naik 15,69 persen ke posisi 59. Saham WMPP dibuka pada posisi 51 dan bergerak pada rentang 50—64. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 5.077 kali dengan volume saham yang ditransaksikan sebanyak 191,63 juta lembar senilai Rp 11,14 miliar.
Baca Juga
Dalam sepekan, harga saham WMPP telah naik 18 persen. Sedangkan dala satu tahun terakhir, harga saham WMPP terkoreksi 54,26 persen. Tumiyana selaku Direktur Utama PT Widodo Makmur Perkasa Tbk tercatat memegang mayoritas saham WMPP dengan porsi 78,25 persen. Sisanya 21,75 persen merupakan kepemilikan publik.
Advertisement
Saham Widodo Makmur Unggas (WMUU)
Secara bersamaan, entitas anak Widodo Makmur Perkasa Tbk, Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) mencatatkan kinerja saham serupa pada perdagangan hari ini. Saham WMUU ditutup naik 6 persen ke posisi 53. Saham WMUU dibuka pada posisi 50 dan bergerak pada rentang 50—55. Frekuensi perdagangan saham WMUU tercatat sebanyak 5.545 kali dengan volume saham ditransaksikan sebanyak 198,83 juta lembar senilai Rp 10,51 miliar. Dalam sepekan, harga saham WMUU telah naik 3,92 persen.
Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham WMUU terkoreksi 61,59 persen. Sebagai informasi, WMPP merupakan pemegang mayoritas saham WMUU dengan porsi 54,59 persen. Kemudian PT Maybank Sekuritas Indonesia mengempit 9,35 persen, dan sisanya 36,06 persen merupakan kepemilikan publik. Tumiyana sendiri tercatat menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Widodo Makmur Unggas Tbk.
Betah di Zona Merah, Bagaimana Prospek Saham Widodo Makmur Unggas?
Sebelumnya, saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) terpantau menuju level gocap aau 50. Pada perdagangan Rabu 11 Januari 2023, saham WMUU terkoreksi 3 poin atau 5,56 persen ke posisi 51. Dalam sepekan, saham WMUU turun 27,14 persen.
Investment Analyst dari Infovesta Capital Advisory, Fajar Dwi Alfia menilai, kinerja saham WMUU ini tak lepas dari aksi jual yang dilakukan manajemen Widodo Makmur Unggas.
Memang, pemilik sekaligus Komisaris Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Tumiyana sempat melakukan aksi jual untuk mendulang untung atas kepemilikannya pada Desember tahun lalu, sehingga porsi kepemilikannya menipis.
"Jadi penurunan sahamnya memang disebabkan oleh aksi penjualan dari pemilik Tumiyana. Di mana kepemilikannya turun sangat drastis dari 3,5 persen ke 1 persen," kata Fajar kepada Liputan6.com, Rabu, 11 Januari 2023.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Tumiyana menjual 323.317.100 lembar saham WMUU pada 15 dan 19 Desember 2022 di pasar negosiasi. Harga pelaksanaan bervariasi pada rentang Rp 96 dan Rp 97 per saham.
Usai transaksi, kepemilikan Tumiyana menipis jadi 1,05 persen atau 135.392.900 lembar saham dari sebelumnya 3,54 persen atau setara 458.710.000 lembar.
"Selain itu, secara fundamental, kinerja WMUU juga tidak positif, dimana mencatatkan penurunan baik penjualan maupun laba bersih,” imbuh Fajar.
Advertisement
Industri Peternakan
Meski begitu, dari sisi industri poultry masih memiliki prospek cerah pada tahun ini. Pandangan itu merujuk pada tren penurunan harga komoditas bahan baku pakan ternak dan daya beli masyarakat yang relatif masih terjaga.
Mahalnya harga pakan ternak unggas nasional dan dampak wabah endemi Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada ternak sapi menjadi faktor utama yang menekan pendapatan dan laba PT Widodo Makmur Unggas Tbk pada tahun lalu.
"Prospek tahun masih cukup positif, di tengah masih solidnya daya beli masyarakat yang didorong oleh kenaikan upah minimum dan kampanye politik. Selain itu, harga komoditas pertanian yang sudah melandai berpotensi menekan biaya bahan baku dari emiten poultry,” ujar Fajar.
Sementara itu, terkait harga saham WMUU dan PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuan BEI Kristian Manullang menuturkan, bursa memantau atas setiap transaksi perdagangan saham yang terjadi di bursa dan akan melakukan tindakan pengawasan apabila diperlukan.
Widodo Makmur Perkasa Incar Pendapatan Rp 7,1 Triliun pada 2022
Sebelumnya, PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMMP) membidik pendapatan Rp 7,1 triliun dan laba komprehensif konsolidasi Rp 498 miliar pada 2022.
"Target 2022 pendapatan Rp 7,1 triliun dengan gross profit Rp 1,2 triliun secara konsolidasi. Consolidated comprehensive income Rp 498 miliar, peningkatan dari tahun sebelumnya sekitar 60 persen,” ujar Direktur Keuangan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk, Eko Agmi Andriana saat paparan publik, Rabu (15/6/2022).
Mengutip materi paparan publik perseroan, target 2022 untuk kontributor pendapatan terbesar dari usaha peternakan unggas mencapai 45 persen dari periode 2021 sebesar 42 persen. Disusul peternakan sapi sebesar 30 persen pada 2022. Namun, target 2022 itu lebih rendah dari 2021 sebesar 35 persen.
Kemudian disusul kontribusi pendapatan dari daging sebesar 13 persen pada 2022 dari periode 2021 15 persen. Selain itu, perseroan juga menargetkan kenaikan pendapatan dari komoditas sebesar 10 persen pada 2022 dari 2021 sebesar 5 persen. Kemudian dari konstruksi sebesar 2 persen pada 2022.
Hingga Maret 2022, penjualan perseroan mencapai Rp 1,10 triliun. Penjualan itu naik 9,2 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1 triliun. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 944,47 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 867,93 miliar.
Laba kotor perseroan tercatat Rp 157,63 miliar hingga kuartal I 2022. Laba kotor tersebut tumbuh 11,73 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 141,07 miliar.
Sementara itu, laba usaha perseroan naik 15,9 persen menjadi Rp 93,67 miliar hingga kuartal I 2022 dari kuartal I 2021 sebesar Rp 80,77 miliar. Laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 25,49 persen menjadi Rp 10,39 miliar hingga kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,95 miliar.
Total ekuitas perseroan tercatat Rp 2,43 triliun hingga kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 2,41 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 3,36 triliun selama kuartal I 2022 dari Desember 2021 Rp 3,24 triliun.
Selain itu, aset naik menjadi Rp 5,80 triliun pada kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,65 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara sebesar Rp 333,96 miliar selama kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 305,05 miliar.
Advertisement