Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa, (11/4/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik usai Bank of Korea atau bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen sesuai harapan.
Dikutip dari CNBC, ekonom yang disurvei oleh Reuters berharap bank sentral pertahankan suku bunga acuan di tengah inflasi 4,2 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4 persen dan indeks Kosdaq melemah. Indeks ASX 200 memimpin penguatan di wilayah Asia Pasifik dengan naik 1,3 persen.
Baca Juga
Di Jepang, indeks Nikkei 225 menanjak 0,97 persen dalam jam pertama perdagangan saham. Indeks Topix menguat 0,6 persen.
Advertisement
China juga akan rilis data inflasi yang diharapkan naik 1 persen dibandingkan tahun lalu dan tidak berubah month-on-month. Indeks harga produsen China diprediksi melemah 2,5 persen setelah susut 1,4 persen.
Di wall street, indeks S&P 500 menguat seiring investor menanti data inflasi pekan ini. Indeks Dow Jones menguat 0,3 persen, dan indeks Nasdaq merosot 0,03 persen seiring saham teknologi tertekan. Saham Apple merosot 1,6 persen, induk usaha Alphabet tergelincir 1,8 persen.Saham Tesla merosot -,3 persen, setelah perseroan akan memangkas harga sejumlah kendaraan listrik.
Bank Sentral Korea Selatan Pertahankan Suku Bunga
Bank of Korea mempertahankan suku bunga acuan stabil di 3,5 persen sesuai harapan. Won Korea sedikit menguat setelah bergerak 1319,68 terhadap dolar AS.
Korea Selatan bergabung dengan Australia dan India untuk menghentikan siklus pengetatannya di tengah lingkungan inflasi global karena the Federal Reserve (the Fed) terlihat mempertahankan sikap hawkishnya.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 10 April 2023
Bursa saham Asia Pasik menguat pada perdagangan Senin, 10 April 2023 di tengah investor kembali ke pasar usai libur Paskah.
Dikutip dari CNBC, indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,87 persen ke posisi 2.512,08. Indeks Kosdaq menguat 0,88 persen ke posisi 887,78. Indeks Nikkei 225 mendaki 0,42 persen ke posisi 27.663. Indeks Topix menanjak 0,56 persen ke posisi 1.976,53.
Di bursa saham China, indeks Shanghai merosot 0,37 persen ke posisi 3.315,36. Indeks Shenzhen susut 0,8 persen ke posisi 11.871,93.
Bursa saham Australia dan Hong Kong tutup seiring libur Paskah hingga Senin pekan ini. Di sisi lain, India akan rilis defisit fiskal pada Maret. Selain itu, Indonesia juga akan rilis penjualan ritel pada Februari 2023.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 10 April 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Senin, 10 April 2023. Indeks S&P 500 menguat pada awal pekan ini seiring investor melihat data utama inflasi.
Mengutip CNBC, Selasa (11/4/2023), indeks S&P 500 naik 0,1 persen ke posisi 4.109,11. Indeks Dow Jones bertambah 101,23 poin atau 0,3 persen ke posisi 33.586,52. Sementara itu, indeks Nasdaq melemah 0,03 persen ke posisi 12.084,36.
Saham teknologi berjuang seiring saham Apple jatuh 1,6 persen dan induk Google, Alphabet terpangkas 1,8 persen. Saham Tesla melemah 0,3 persen setelah perusahaan mengatakan akan memangkas harga lagi pada beberapa kendaraan listrik.
Sementara itu, saham produsen Chip naik setelah Samsung menuturkan akan memangkas produksi untuk mendukung harga. Saham Micron Technology menguat 8 persen.
Investor berada dalam minggu yang sibuk dengan data ekonomi termasuk data indeks harga konsumen dan harga produsen terbaru pada Maret yang masing-masing akan dirilis Rabu dan Kamis pekan ini. Rilis data ekonomi itu membantu menentukan apakah atau kapan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS akan hentikan dan akhiri pengetatan kenaikan suku bunga.
“Kami melihat apa yang kami yakini sebagai narasi investor yang sama yaitu ketidakpastian seputar data ekonomi yang beragam, yang mendorong ketidakpastian seputar kebijakan the Fed dan kekhawatiran yang lebih besar-terutama dengan data ketenagakerjaan yang kuat pada Jumat,” ujar Greg Bassuk dari AXS Investments.
Ia menambahkan, the Fed dapat kembali bergerak maju dengan kenaikan suku bunga lainnya.
“Investor memiliki kekhawatiran yang lebih besar tentang potensi resesi Amerika Serikat, dan pasar tampaknya berada di bawah tekanan yang lebih besar karena keputusan the Fed semakin dekat,” ujar dia.
Data Ekonomi
Adapun pertemuan the Fed berikutnya ditetapkan pada 2-3 Mei 2023. Adapun investor kembali dari liburan panjang akhir pekan dan menanggapi laporan pekerjaan Maret yang keluar pada Jumat Agung saat Bursa Efek New York tutup. Laporan tersebut menunjukkan ekonomi yang tangguh dan inflasi yang moderat, menyusul sejumlah tanda melemahnya pasar tenaga kerja awal pekan ini.
Data nonfarm payrolss tumbuh 236.000 pada bulan tersebut, sejalan dengan perkiraan Dow Jones sebesar 238.000, demikian laporan Departemen Tenaga Kerja. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen berlawanan dengan ekspektasi yang akan bertahan dari bulan sebelumnya 3,6 persen.
Investor juga menanti rilis laporan keuangan kuartal I 2023. Tiga dari bank terbesar JPMorgan Chase, Wells Fargo dan Citigroup dan perusahaan perawatan kesehatan terbesar UnitedHealth Group dijadwalkan rilis laporan keuangan Jumat pekan ini.
Sementara itu, Head of Technial Strategy and Macro Research Strategas, Christopher Verrone melihat profil kepemimpinan di pasar saham terlihat lebih kosisten dengan perlambatan ekonomi. Hal ini seperti pesan lanjutan dari pasar obligasi.
Melihat kinerja pasar pada Kamis pekan lalu, sebelum jeda liburan tiga hari, Verrone melihat 63 saham industri termasuk Caterpillar dan Deere dan sekitar 32 saham sektor konsumsi relatif dalam daftar terendah dibandingkan indeks S&P 500, terutama industri.
Tidak seperti pada Februari 2023, reli terbaru di S&P 500 dipimpin oleh saham-saham yang lebih defensif bukan paling berisiko, demikian disampaikan Verrone.
Ia melihat hubungan antaraa saham konsumsi, transportasi dan utilitas, kapitalisasi kecil dan besar, harga emas serta tembaga, dan perusahaan dengan volatilitas rendah dan tinggi jauh lebih lemah dibandingkan awal tahun ini.
Advertisement