Tegaskan Komitmen Efisiensi Energi, GRP Resmikan Fasilitas SVC

SVC adalah teknologi yang digunakan GRP untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem kelistrikan pabrik.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 18 Mei 2023, 12:38 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2023, 12:22 WIB
Garuda Eka Paksi
PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) menggunakan Static Var Compensator (SVC) dalam aspek operasional perusahaan. Bekerjasama dengan mitra pelaksana, ABB Indonesia dan ABB Swiss, yang berkontribusi dalam desain, teknik, dan pengiriman material serta menyediakan peralatan untuk digunakan

Liputan6.com, Jakarta PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) menggunakan Static Var Compensator (SVC) dalam aspek operasional perusahaan. Pengerjaan fasilitas SVC ini dilakukan bersama dengan mitra pelaksana, ABB Indonesia dan ABB Swiss, yang berkontribusi dalam desain, teknik, dan pengiriman material serta menyediakan peralatan untuk digunakan.

Upacara peresmian secara simbolis dilakukan oleh Direktur Corporate Affairs GRP Fedaus bersama dengan Local Business Line Manager ABB Process Industries for Southeast Asia Pierre Leretz, serta turut dihadiri oleh perwakilan PT PLN (Persero) UP3 Cikarang, manajemen ABB Indonesia dan GRP pada tanggal 16 Mei 2023. 

SVC adalah teknologi yang digunakan GRP untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan sistem kelistrikan pabrik. Teknologi ini memungkinkan GRP untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon yang dihasilkan oleh sistem kelistrikan pabrik.

Selain itu, penggunaan peralatan ini juga dapat meningkatkan keandalan sistem kelistrikan pabrik dan mengurangi biaya perawatan dan penggantian peralatan. Dengan mengimplementasikan desain yang dioptimalkan, bus tegangan menengah yang merupakan bagian dari sistem distribusi listrik, tetap stabil yang menghasilkan transfer daya maksimum ke tungku. Ini menghasilkan pengurangan waktu tap-to-tap dan hemat energi sekitar 5-6%. 

"Di tahun 2022, GRP telah meluncurkan Buku Panduan Strategi Environmental, Social and Governance (ESG) menjabarkan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam proses transisi menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dalam beberapa tahun mendatang. Oleh karena itu, fasilitas ini merupakan implementasi konkrit dari rencana GRP, dimana ini sesuai dengan pilar ke-3 dari strategi ESG kami yaitu Transisi Energi dan Solusi Rendah Karbon. Kami juga telah berinvestasi lebih dari 7 juta USD sebagai perwujudan komitmen kami dalam pembangunan fasilitas ini," ujar Direktur Corporate Affairs GRP Fedaus.

Sementara itu, Pierre Leretz dari ABB mengatakan, “Kami senang dapat bekerja sama dengan GRP untuk memperkenalkan teknologi Static Var Compensator ini. Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen pada strategi keberlanjutan 2030 kami, untuk secara aktif menuju masyarakat rendah karbon.

"Dalam upaya ini, kami menyediakan motor dengan efisiensi tinggi yang dapat mengurangi 40% pemborosan energi sehingga mampu membantu perusahaan mencapai tujuan keberlanjutannya dan memberikan manfaat bagi lingkungan wilayah sekitar. Sebagai mitra GRP, ABB di Indonesia akan terus mendukung para konsumen dan supplier kami, untuk mengurangi tujuan emisi dan pengurangan emisi karbon dalam aspek operasional yang mereka miliki.” 

 

 

Menurut data dari International Energy Agency (IEA), industri baja menyumbang sekitar 7% dari total emisi gas rumah kaca global. Sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa sektor industri secara keseluruhan merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca tertinggi kedua di Indonesia setelah sektor energi. Oleh karena itu diperlukan kerjasama mulitpihak dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, terlebih pemerintah Indonesia telah menaikkan target NDC 2030 dari 29% menjadi 31,8% untuk menuju karbon netral tahun 2060 atau lebih cepat.

“Melalui penggunaan teknologi ini, GRP menunjukkan komitmennya dalam menjalankan operasional perusahaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami berharap upaya yang kami lakukan pada hari ini dapat menginspirasi perusahaan lain untuk mengadopsi teknologi yang serupa dan berkontribusi dalam mencapai tujuan keberlanjutan dari pemerintah serta memberikan nilai lebih secara global,” tutup Fedaus.

 

 

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya