Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Senin, 5 Juni 2023. Indeks S&P 500 tergelincir dan menghapus kenaikan sebelumnya yang membawa indeks ke level tertinggi harian dalam sembilan bulan.
Dikutip dari CNBC, Selasa (6/6/2023), indeks S&P 500 merosot 0,2 persen ke posisi 4.273,79. Indeks Nasdaq tergelincir 0,09 persen ke posisi 13.229,43. Indeks Dow Jones susut 199,90 poin atau 0,59 persen terbenam 0,59 persen ke posisi 33.562,86.
Baca Juga
Di sisi lain, saham Apple susut 0,8 persen dari posisi tertinggi sepanjang masa pada awal sesi perdagangan. Produsen iPhone meluncurkan headset realitas virtual yang sangat dinantikan dan banyak pembaruan perangkat lunak di Worldwide Developers Conference tahunan.
Advertisement
Saham Intel melemah 4,6 persen seiring Apple mengungkapkan chip baru. Sedangkan Nvidia kembali menarik kekhawatiran valuasi setelah lonjakan baru-baru ini.
Di sisi lain, JPMorgan Chase dan Goldman Sachs berjuang di tengah berita regulator sedang mempertimbangkan menaikkan persyaratan modal di bank besar.
“Pasar menarik nafas setelah reli pada Jumat,” ujar Chief Market Strategist Carson Group, Ryan Detrick, seperti dikutip dari CNBC.
“Ini adalah berita yang sangat loyo, yang bukan merupakan hal yang buruk karena kami menggabungkan beberapa dari keuntungan besar yang kami miliki baru-baru ini,” ia menambahkan.
Pada pekan lalu, wall street menguat di tengah laporan pekerjaan pada Mei yang memberi isyarat kepada beberapa investor kalau resesi yang telah lama diantisipasi mungkin tidak lagi terjadi pada ekonomi atau setidaknya didorong hingga 2024. Selain itu, pengesahan tagihan plafon utang juga meningkatkan sentimen pasar.
“Apa yang dilakukan pasar, saya pikir tepat, tetapi ada hal-hal yang belum kita ketahui dan masalah besarnya adalah the Fed,” ujar Mohamed El-Erian kepada CNBC.
Kekhawatiran Masih Ada di Pasar
Ekonom Allianz mencatat sementara utang besar dan ketakutan perbankan telah menghilang. Apa yang terjadi selanjutnya bergantung pada target the Federal Reserve untuk menurunkan inflasi. “Pasar akan terlihat cukup murah jika bank sentral mengakui bahwa 2 persen adalah target yang salah,” ujar dia.
Terlepas dari pergerakan baru-baru ini, kekhawatiran tetap ada selama reli sempit pasar saham pada 2023 dipimpin segelintir saham teknologi.
“Kami pikir selama ekonomi terus berjalan dan tidak menunjukkan tanda-tanda resesi yang sejauh ini belum, pasar lainnya dapat mengatasi ketinggalan, dan kita akan melihat beberapa sektor lainnya,” ujar Chief Invesment Officer Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli.
Meski ada beberapa tanda pasar yang bullish, beberapa sinyal peringatan yang memberi investor alasan untuk tetap berhati-hati, menurut Bank of America.
“Banyak indikator telah memancarkan sinyal bullish yang mendukung pasar saham jauh lebih tinggi hingga 2024,” ujar Stephen Suttemeier, dalam catatan kepada klien.
“Sentimen bearish, posisi ringan dan rekor tingkat uang tunai yang tinggi menunjukkan investor terus melawan itu,” ia menambahkan.
Pengamat tersebut mencatat tren S&P 500 pada 2023 menurut pada tahun sebelumnya termasuk 2020 dan 2012. “Dukungan manajemen risiko naik ke 4.200-4.166, yang perlu dipertahankan untuk memiliki kepercayaan pada penembusan sisi atas minggu lalu,” tutur dia.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 2 Juni 2023
Sebelumnya, saham-saham teknologi masih belum pulih sepenuhnya dari 2022 yang cenderung koreksi. Akan tetapi, saham teknologi beri keuntungan kepada investor di tengah aksi jual.
Mengutip CNBC, indeks Nasdaq naik 2 persen dan akhiri reli mingguan keenam berturut-turut untuk indeks Nasdaq. Ini bentangan terpanjang sejak Januari 2020, sebelum pandemi COVID-19 melanda Amerika Serikat.
Secara keseluruhan, saham mendapatkan dorongan besar pada Jumat, 2 Juni 2023 setelah laporan pekerjaan yang kuat pada Mei dan pengesahan tagihan plafon utang AS untuk hindari gagal bayar. Presiden AS Joe Biden masih harus menandatangani RUU tersebut.
Sementara kenaikan saham pada pekan lalu didorong laporan laba Nvidia dan lonjakan optimisme seputar permintaan akan teknologi yang mendukung beban kerja kecerdasan buatan. Sementara itu, pekan ini belum ada kabar signifikan untuk saham teknologi kapitalisasi besar. Namun, saham teknologi dinilai ada momen untuk menguat.
Di antara perusahaan di indeks Nasdaq yang paling berharga, saham Tesla memimpin dengan naik 11 persen pada pekan ini. Saham produsen kendaraan listrik ini melonjak 74 persen pada 2023 setelah merosot pada 2022.
Saham Tesla dan Nvidia yang naik 169 persen pada 2023 telah membantu mengangkat indeks Nasdaq hingga 27 persen pada 2023, jauh melampaui indeks S&P 500 dan Dow Jones.
Setelah raih kenaikan tertinggi pada akhir 2021, indeks Nasdaq anjlok 33 persen pada 2022, penurunan tertajam sejak krisis keuangan, di tengah kekhawatiran seputar inflasi dan kenaikan suku bunga. Indeks masih sekitar 18 persen dari level tertinggi sepanjang masa.
Sentimen yang Pengaruhi Pasar
“Saya fokus pada teknologi kapitalisasi besar di sini dan juga semikonduktor. Perdagangan (saham berkaitan-red) AI benar-benar fenomenal,” ujar Vice President of Options Simpler Trading, Danielle Shay.
Di sisi lain, sentimen lainnya sejumlah laporan laba masih memberikan dorongan. Sementara itu, saham MongoDB, pengembangan database berbasis cloud melonjak 33 persen selama sepekan. Perseroan juga melaporkan laba dan pendapatan yang melampaui perkiraan analis dan menaikkan panduan untuk tahun fiskal 2024.
Pada rilis laporan keuangan, CEO MongoDB, Dev ittycheria menuturkan, produk perusahaannya mengalami peningatan penggunaan karena klien mencari efisiensi dan memangkas biaya.
“Jelas pelanggan terus meneliti investasi teknologi mereka dan harus memutuskan teknologi mana yang harus dimiliki, bukan sekadar bagus untuk dimiliki,” ujar dia.
Vendor keamanan siber SentinelOne dan pengembang perangkat lunak PagerDuty mengalami sisi lain dari persamaan.
Advertisement