Hotel Sahid Jaya International Siap Genjot Ekspansi Bisnis

PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) siap mengembangkan sejumlah bisnis pada 2023. Salah satunya re-launching pengelolaan hotel syariah pertama di Kota Kendari.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Jun 2023, 12:09 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2023, 12:09 WIB
Hotel Sahid Jaya International Siap Genjot Ekspansi Bisnis
PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 29,98 persen atau sebesar Rp 90,23 miliar pada 2022. (dok. pexels.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 29,98 persen atau sebesar Rp 90,23 miliar pada 2022. Hotel Sahid Jaya International siap mengembangkan sejumlah bisnis Sahid Grup pada 2023. 

Direktur Hotel Sahid Jaya International Hengky Roy mengatakan, sejumlah bisnis Sahid Group juga akan dikembangkan pada 2023. Di mana tahun ini, Sahid Group akan melakukan signing hotel management agreement dengan Menantu Resort yang berlokasi di Bandung Timur. 

Mengusung lonsep villatel dengan luxury villas dan diharapkan menjadi destinasi wisata baru di puncak Cicalengka, Bandung. Memiliki fasilitas yaitu 153 Villa, ballroom, resto dan swimming pool.

Tak hanya itu, SAHID Hotels & Resorts baru melakukan re-launching kerjasama pengelolaan hotel syariah pertamanya pada 25 April 2023 yang berlokasi di Kota Kendari yaitu mengelola SAHID Azizah Syariah Hotel & Convention Kendari, dengan fasilitas hotel bintang 3 yang dilengkapi dengan 85 room, 6 meeting room, 1 ballroom dengan kapasitas hingga 2.000 pax. Rencananya akan dilakukan penambahan 10 room dan swimming pool yang akan diresmikan di semester II 2023.

Berikutnya, juga sudah dilakukan pengaktifan Sahid Connection sebagai bagian dari Loyalty Program untuk domestic membership di semua unit Sahid Hotels & Resorts dengan benefit discount room dan F&B. Hingga 2023 ini sudah sekitar 1.800 member Sahid Connection.

"Grand Sahid Jaya Hotel telah melaksanakan re-launching Solo Brasseries & Lounge pada 16 Juni 2023 dengan mengusung konsep baru untuk memberikan pengalaman yang lebih menarik bagi tamu hotel,” kata Hengky dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (20/6/2023).

Pengetatan Biaya Operasional

Ilustrasi hotel
Ilustrasi hotel (Dok.Unsplash)

Di sisi lain, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat perekonomian Indonesia pada 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5.31 persen lebih tinggi dibandingkan 2020 dan 2021.

Kontributor utama dari PDB (produk domestik bruto) adalah sektor konsumsi. Meski demikian, perseroan tetap waspada dan melakukan antisipasi terhadap faktor-faktor yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi di tahun mendatang.

“Sejalan dengan usaha pemerintah untuk melandaikan angka COVID-19 sampai 2022, hal itu berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi perseroan. Dalam satu tahun terakhir kami mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar Rp 90,23 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 29,98 persen dari 2021 yang hanya sebesar Rp 69,4 miliar,” kata dia.

Meski pendapatan perusahaan meningkat, perseroan juga tetap melakukan pengetatan biaya operasional secara ketat untuk memperkecil kerugian perseroan. 

"Angka revenue meningkat 29,98 persen menjadi sebesar Rp 90,23 miliar, Cost of Sales meningkat 43,73 persen menjadi sebesar Rp 32,92 miliar dan G&A Cost turun 2,89 persen menjadi sebesar Rp 78,43 miliar,” jelas Hengky.

Selain itu, ia menyebut, kontribusi segmentasi penjualan 2022 secara keseluruhan mengalami peningkatan pendapatan. Di mana pertumbuhan pendapatan, terutama pada segmen Food & Beverage memberikan tren positif. 

Kendati demikian, tingkat hunian mengalami penurunan sebesar 2,03 persen dan tarif kamar rata-rata mengalami kenaikan 0,6 persen. Secara performa, kinerja keuangan perseroan pada 2022 dapat dikatakan mulai tumbuh dengan pelonggaran pembatasan dan perseroan berhasil meminimalkan biaya yang telah dilakukan.

 

Kinerja 2021

Ilustrasi
Ilustrasi kamar hotel. (dok. pexels.com/Pixabay)

Sebelumnya, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) menyatakan unit usaha Grand Sahid Jaya menutup 2021 dengan tingkat hunian di angka 34 persen.Hal ini melampaui target perseroan dalam keterbukaan informasi sebelumnya.

Perseroan melalui unit usaha Grand Sahid Jaya secara konsisten mencatat occupancy rate yang sama atau lebih tinggi daripada tolak ukur industri. Realisasi strategi pemulihan ekonomi Hotel Sahid Jaya International dan optimalisasi marketing mix yang diusung unit usaha Grand Sahid Jaya menjadi kunci sukses perseroan dalam mempertahankan bisnis yang baik.

Hal ini termasuk fokus perseroan pada empat pilar utama yang meliputi inovasi produk, perbaikan berkelanjutan, optimalisasi pelayanan, dan ketahanan lingkungan. Pada 2021, unit usaha Grand Sahid Jaya mencatatkan pendapatan sebesar Rp 60,7 miliar. Demikian mengutip dari keterangan tertulis, Senin (1/3/2021).

Pendapatan ini meningkat sekitar 38 persen dari Rp 44 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan, laba operasi kotor dilaporkan meningkat 232 persen menjadi Rp 20 miliar dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama

Wakil Direktur Utama PT Hotel Sahid Jaya International, Ratri Sryantoro Wakeling menuturkan, selama 2021 unit usaha Grand Sahid Jaya juga terus memperluas income stream dari yang sebelumnya hanya berfokus pada akomodasi.

Hal ini terbukti dengan revenue F&B naik di kisaran 13,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada tingkat granular, ARR (Average Room Rate) juga mengalami perbaikan. Sedangkan kontribusi segmentasi penjualan juga mengalami re-balancing menuju pra-pandemi.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya