Liputan6.com, Jakarta - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID melalui salah satu anggotanya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan membagikan dividen sebesar Rp12,6 triliun. Jumlah dividen tersebut setara dengan 100 persen laba bersih PTBA sepanjang 2022.
Dari jumlah tersebut, nantinya setiap pemegang saham PTBA akan mendapat dividen Rp1.090. Hal ini disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf mengatakan, keberhasilan Bukit Asam ini sangat diapresiasi oleh MIND ID. Dalam menjalankan roda bisnisnya di industri pertambangan, khususnya batu bara, PTBA telah menunjukkan kinerja yang positif.
Advertisement
"Kami akan terus memberikan dorongan penuh agar PTBA bisa terus mengalami pertumbuhan dan peningkatan kinerja, sehingga bisa menjadi perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia,” kata Heri dalam keterangan resminya, Minggu (25/6/2023).
Menurut ia, peningkatan kinerja tersebut tidak hanya dalam urusan capaian laba perusahaan, tetapi juga aspek lainnya. Salah satunya adalah dengan melakukan ekspansi bisnis berbasis hijau untuk terus beradaptasi pada transisi energi sekaligus memberikan dukungan penuh terhadap target pemerintah Indonesia mencapai target nol emisi karbon (NZE) pada 2060.
Sementara itu, saham PTBA melemah 0,79 persen ke level Rp3.790 pada Senin, 19 Juni 2023. Dengan demikian, dividend yield saham PTBA mencapai 28,75 persen.
Adapun jumlah pembayaran dividen saham PTBA ini setara dengan 11 kali lipat lebih bunga deposito bank. Adapun bunga deposito bank umum saat ini mulai 2,5 persen per tahun.
Dalam RUPST tersebut, telah dipaparkan jadwal pembagian dividen PTBA, di antaranya:
- Cum Dividen Pasar Reguler dan Negosiasi: 23 Juni 2023
- Ex Dividen Pasar Reguler dan Negosiasi: 26 Juni 2023
- Cum Dividen Pasar Tunai: 27 Juni 2023
- Ex Dividen Pasar Tunai: 28 Juni 2023
- Recording Date yang Berhak atas Dividen: 3 Juli 2023
- Pembayaran dividen PTBA: 14 Juli 2023
Kinerja Bukit Asam
Sepanjang 2022, PTBA telah mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp12,6 triliun. Laba tersebut melonjak sekitar 58,9 persen jika dibandingkan pada 2021 sebesar Rp 7,9 triliun.
Pencapaian laba bersih tersebut didukung dengan pendapatan sebesar Rp42,6 triliun. Pendapatan ini naik 146 persen jika dibandingkan pada 2021 yang mencatatkan angka Rp 29,3 triliun.
Sementara per 31 Desember 2022, total aset perusahaan mencapai Rp45,4 tiriliun. Pencapaian tersebut melesat hingga 126 persen jika dibandingkan pada 2021, yakni sebesar Rp36,1 triliun.
Untuk total produksi batu bara PTBA pada 2022 mampun mencapai 37,1 juta ton. Jumlah tersebut meningkat 24 persen dibandingkan pada 2021 yang mencapai 30,04 juta ton.
Pertumbuhan lain juga terjadi pada penjualan batu bara PTBA. Hingga 2022, terjadi pertumbuhan 12 persen dengan jumlah hingga 31,6 juta ton, setelah sebelumnya mencapai 28,4 juta ton pada 2021.
Selain itu, sepanjang 2022, penjualan ekspor PTBA juga tercatat mencapai 12,5 juta ton dan realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 19,2 juta ton. Jumlah tersebut setara dengan 119 persen dari realisasi tahun 2021 yang sebesar 16,1 juta ton.
Dengan demikian, peningkatan kinerja PTBA tersebut juga memengaruhi tingkat kesehatan perusahaan. PTBA mampu melampaui target yang diusung.
Dari lima indikator, yaitu nilai ekonomi dan sosial perusahaan, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, dan pengembangan talenta, PTBA mendapatkan skor mencapai 106,78 persen. Hal ini menunjukkan tingkat kesehatan PTBA berada di atas rata-rata karena jauh melewati total skor AAA dengan batasan di atas 95 persen.
Advertisement
Bukit Asam Bagikan Seluruh Laba 2022 untuk Dividen, Berapa per Lembar Sahamnya?
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan membagikan dividen tunai senilai Rp 12,6 triliun. Besaran dividen itu setara 100 persen laba bersih perseroan tahun buku 2022. Rencana pembagian dividen ini telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan Kamis, 15 Juni 2023.
Pada 2022, PTBA sukses mencatatkan sejarah tertinggi untuk kinerja keuangan dan operasional. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 12,6 triliun atau naik 159 persen dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 7,9 triliun. Laba per saham dasar yakni Rp 1.094 per lembar, yang seluruhnya akan dibagikan sebagai dividen.
Capaian laba bersih itu sejalan dengan pendapatan perseroan yang tercatat sebesar Rp 42,64 triliun, meningkat 45,72 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 29,26 triliun. Menyusul pengumuman itu, saham PTBA langsung melejit. PTBA ditutup naik 4,31 persen ke posisi 3.630 pada perdagangan Kamis, 15 Juni 2023.
Penguatan berlanjut pada hari ini, Jumat 16 Juni 2023. Hingga sesi pertama perdagangan, saham PTBA ditutup naik 8,26 persen ke posisi 3.939. Saham PTBA dibuka pada posisi 4.000 dan bergerak pada rentang 3.910-4.060.
Melansir data RTI, Frekuensi perdagangan saham Bukit Asam pada periode tersebut tercatat sebanyak 36.105 kali. Volume saham yang ditransaksikan sebesar 185,18 juta lembar senilai Rp 734,06 miliar. Dalam sepekan, harga saham PTBA telah naik 16,27 persen. Sedangkan dalam setahun terakhir, harga saham PTBA terkoreksi 11 persen.
Genjot Ekspansi, Bukit Asam Serap Belanja Modal 20 Persen hingga Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 6,4 triliun pada 2023. Dana tersebut telah diserap sekitar 20 persen hingga kuartal I 2023.
"Sudah terserap 20 an persen sudah kita realisasikan baik rutin maupun pengembangan," kata Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail dalam paparan publik, Kamis (15/6/2023).
Arsal Ismail mengatakan, pihaknya akan konsisten melakukan ekspansi meski terdapat sejumlah tantangan. Salah satunya ekspansi di bidang energi baru terbarukan (EBT).
"Ekspansi kami nanti lebih banyak di kembangkan EBT dan tambah kapasitas eksisting produksi yang ada sekarang. Pada 2022 produksi kami 37 juta metrik ton (MT), 2023 kami memproyeksikan 41 juta MT," kata dia.
Jika dilihat dari sisi pegembangan, pada 2023 akan mulai dilakukan penjajakan kerja sama dengan kereta api.
"Pengembangan angkutan dengan kereta api yang kami targetkan 2024 nanti akan ada penambahan produksi 20 juta MT. Kami memulai kajian, Insya Allah kuartal IV kami mulai bisa kerjakan fisiknya," ujar dia.
Di samping itu, ia menyebut, dari sisi yang lain untuk pengembangan PLTS, perseroan sudah melakukan kerja sama dengan Jasa Marga dalam mengembangkan EBT untuk jalan tol.
"Kami sudah menyelesaikan yang di Bali dan sekarang proses ke Timur lagi di daerah Balikpapan, Samarinda, Manado dan akan kami kembangkan jalan tol Jasa Marga," imbuhnya.
Tak hanya itu, perseroan juga melakukan ekspansi hilirisasi guna mendukung program pemerintah dengan meneken MOU dengan perusahaan Prancis untuk alihkan hidrogen.
Advertisement