Akselerasi Usaha Indonesia Bakal Salurkan Pinjaman hingga Rp 12 Triliun pada 2024

PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL) atau Group Akseleran mengincar penyaluran pinjaman Rp 10 triliun-Rp 12 triliun pada 2024.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 03 Jul 2023, 20:39 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023, 20:39 WIB
Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL) atau Group Akseleran membidik penyaluran pinjaman sebesar Rp 10 triliun-Rp 12 triliun pada 2024. Ini mengingat, Akselerasi Usaha Indonesia akan melakukan akuisisi perusahaan multifinance dalam waktu dekat ini.

Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menuturkan, pihaknya akan menyalurkan pinjaman Rp 10 triliun hingga Rp 12 triliun pada 2024.  "Pada 2024 bisa grow ke angka Rp 10-12 triliun karena 2024 udah ada multifinance tadi, makanya kita pengen bisa cepet-cepat integrasi," kata Ivan kepada awak media, Senin (3/7/2023).

Dia bilang, usai melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) perseroan siap mengembangkan bisnis multifinance. 

"Kami memilih akuisisi multifinance karena kami melihat dengan adanya pengembangan di bisnis multifinance ini akan menjadi game changer untuk mensupport growth dari pinjaman-pinjaman dan margin usaha kami kenapa begitu karena saat ini dalam saluran pinjaman kami lakukan melalui anak usaha yang punya license sebagai platform," kata dia

Alhasil, calon emiten dengan kode AKSL akan menggunakan dana hasil IPO-nya untuk pengembangan atau ekspansi usaha perseroan, antara lain sekitar Rp36,5 miliar digunakan perseroan untuk akuisisi 99,99 persen saham perusahaan multifinance PT Pratama Interdana Finance (PIF).

Kemudian sekitar Rp200 miliar di antaranya akan disalurkan untuk penyetoran tambahan modal kepada PIF dalam bentuk ekuitas. Selebihnya akan digunakan untuk modal kerja.

 

 


Akuisisi Perusahaan Multifinance

Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

"Dengan hadirnya lini bisnis multifinance maka grup usaha kami akan dapat menyalurkan pinjaman dengan jumlah ticket size pinjaman per penerima pinjaman yang lebih besar serta melayani segmen yang lebih luas," kata dia.

Selain itu, rencananya akuisisi perusahaan multifinance tersebut dilakukan Agustus hingga September 2023. Paling lambat akuisisi rampung pada Oktober 2023.

"Semakin cepat multifinance selesai akuisisinya kami masih butuh persetujuan OJK semakin cepat kami bisa integrate dia. Artinya kami bisa nyalurin pinjaman dengan ticket size yang lebih tinggi, dengan cost yang sama disitu kenapa kami yakin kami bisa profit di kuartal IV," ujar dia.

Dengan demikian, ia menilai akuisisi multifinance akan meningkatkan pendapatan perseroan."Kami sebenarnya punya proyeksi internal bisa profit sekitar Rp 150-165 miliar," kata Ivan. 

 


Akselerasi Usaha Indonesia Bidik Pertumbuhan Laba Bersih hingga Rp 165 Miliar pada 2024

Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya, PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL) atau Group Akseleran optimistis kinerja akan meningkat ke depan. Perseroan pun membidik pertumbuhan laba bersih hingga Rp 165 miliar pada 2024. 

Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan, pihaknya membidik pertumbuhan laba bersih di kisaran Rp 150 miliar hingga Rp 165 miliar.

"Kami sebenarnya punya proyeksi internal bisa profit sekitar Rp 150-165 miliar," kata Ivan usai acara paparan publik Akseleran, Senin (3/7/2023).

Bahkan, perseroan juga meyakini akan mencetak laba bersih pada kuartal IV 2023. Namun, dengan catatan operational expenditure tidak meningkat.

Dalam rangka mencapai target tersebut, salah satunya Akselerasi Usaha Indonesia bakal melakukan akuisisi perusahaan multifinance. Rencananya akuisisi tersebut dilakukan Agustus hingga September 2023. Paling lambat akuisisi rampung pada Oktober 2023.

"Semakin cepat multifinance selesai akuisisinya kami masih butuh persetujuan OJK semakin cepat kami bisa integrate dia. Artinya kami bisa nyalurin pinjaman dengan ticket size yang lebih tinggi, dengan cost yang sama disitu kenapa kami yakin kami bisa profit di kuartal IV," ujar dia.

Dengan demikian, ia menilai akuisisi multifinance akan meningkatkan pendapatan perseroan. "Dengan adanya multifinance ticket size kami yang menambah, artinya tanpa perlu menambah orang karena ticket size naik secara volume naik kenapa kami ingin menambah multifinance karena dari cost relatif sama revenue bisa naik," ujar dia.

 


Berpotensi Tebar Dividen

Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Sebelumnya, PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL) atau Group Akseleran berpotensi membagikan dividen pada 2025. Ini mengingat, perseroan akan melakukan akuisisi multifinance yang dapat mengerek pendapatan maupun laba.

Group CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menuturkan, pihaknya memastikan akan membagikan dividen jika kondisi laba memungkinkan. Sebab, perseroan juga membidik pertumbuhan laba bersih hingga Rp 165 miliar pada 2024.

"Kami sebenarnya punya proyeksi internal bisa profit sekitar Rp 150-165 miliar, artinya 2024 bisa segitu kita udah nutupin kumulatif rugi berjalan, 2025 bisa bagi dividen," kata Ivan usai acara paparan publik Akseleran, Senin (3/7/2023).

Dia meyakini perseroan bisa mencetak keuntungan di masa mendatang. Selaras dengan pengembangan bisnis yang dilakukan perseroan. Bahkan, perseroan juga berharap bisa membagikan dividen.

"Kami percaya, kami jalan harus bareng-bareng dengan seluruh stakeholder termasuk pemegang saham publik. Kalau ada untung walau kita akan prioritaskan untuk pengembangan bisnis perlu juga ada dividen," kata dia.

Menurut ia, dividen payout ratio 40 persen dinilai wajar. Akan tetapi, kembali lagi berapa besar laba ditahan yang didapat perseroan.

"Kami pandang masih wajar (dividen payout ratio 40 persen), tapi tergantung laba ditahan kami, tapi kemungkinan 2025 (bagi dividen)," ujarnya.

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya