Bursa Saham Asia Melejit Jelang Rilis Data Inflasi AS hingga India

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Rabu, (12/7/2023) jelang rilis data inflasi India dan Amerika Serikat (AS).

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jul 2023, 08:46 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2023, 08:46 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Bursa saham Asia Pasifik menghijau pada Rabu, 12 Juli 2023, dan indeks saham acuan ASX 200 di Australia pimpin penguatan. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menghijau pada perdagangan saham Rabu, (12/7/2023) jelang rilis data inflasi India dan Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC, ekonom berharap inflasi AS pada Juni menurun menjadi 5 persen dari periode Mei sebesar 5,3 persen, berdasarkan polling Reuters. Data inflasi termasuk data harga produsen pada Kamis pekan ini akan memberikan petunjuk langkah the Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral AS terhadap kenaikan suku bunga.

Di Australia, indeks ASX 200 bertambah 0,65 persen, dan memimpin penguatan di regional. Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,14 persen, sedangkan indeks Topix melesat 0,6 persen.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,13 persen, sedangkan indeks Kosdaq susut 0,07 persen. Tingkat pengangguran menjadi 2,6 persen pada Juni 2023. Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di posisi 18.761, dari penutupan perdagangan sebelumnya 18.659,83.

Di wall street, tiga indeks acuan kompak menguat dengan indeks Dow Jones catat penguatan terbesar yang melonjak 0,93 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,55 persen dan indeks S&P 500 menguat 0,67 persen.

Di sisi lain, indeks harga barang korporasi Jepang naik pada laju yang lebih lambat 4,1 persen year on year (YoY) pada Juni, dan bulan keenam berturut-turut mencatat pertumbuhan melambat. Inflasi tersebut lebih rendah dari Mei 2023 sebesar 5,2 persen dan tingkat inflasi melambat yang tercatat sejak April 2021.

Sementara itu, tingkat pengganguran di Korea Selatan naik menjadi 2,6 persen pada Juni 2023. Sebelumnya sempat sentuh rekor terendah 2,5 persen pada Mei 2023. Dibandingkan periode sama tahun lalu, pengangguran susut 0,4 persen dan mencapai 763.000 pada Juni. Data dari Departemen Statistik Korea Selatan menunjukkan rasio pekerjaan terhadap populasi Korea Selatan mencapai 63,5 persen pada Juni, naik 0,6 persen YoY.


Penutupan Bursa Saham Asia pada 11 Juli 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa, 11Juli 2023 mengikuti pergerakan di wall street.

Dikutip dari CNBC, indeks ASX 200 naik 1,5 persen ke posisi 7.108,9,menghentikan penurunan beruntun dalam lima hari dan menandai kenaikan satu hari terbesar dalam tujuh bulan.

Indeks Nikkei 225 di Jepang juga hentikan koreksi dalam lima hari berturut-turut. Indeks Nikkei menguat ke posisi 32.203,57. Indeks Topix melemah 0,31 persen ke posisi 2.236,4.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,66 persen ke posisi 2.562,49, dan catat kenaikan terbesar dalam satu hari sejak Februari. Sedangkan indeks Kosdaq menguat 2,13 persen ke posisi 878,73. Hal ini seiring investor menantikan keputusan suku bunga Bank of Korea pada akhir pekan.

Indeks Hang Seng Hong Kong melanjutkan kenaikan dengan bertambah 1 persen. Bursa saham China juga menguat. Indeks Shanghai naik 0,55 persen ke posisi 3.221,36. Indeks Shenzhen bertambah 0,79 persen ke posisi 11.028,68.

Investor bersiap untuk banyak data inflasi akhir pekan ini, termasuk inflasi Juni dari Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan petunjuk ke jalur kenaikan suku bunga the Fed.

Pejabat the Fed termasuk Presiden the Fed San Francisco Mary Daly dan Loretta Mester dari Cleveland menyuarakan perlunya kenaikan suku bunga lebih banyak untuk menurunkan inflasi ke target bank sentral.

Di Amerika Serikat,indeks Dow Jones naik 0,62 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,24 persen dan indeks Nasdaq menanjak 0,18 persen.


Penutupan Wall Street pada 11 Juli 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 11 Juli 2023. Wall street melesat seiring pelaku pasar menanti data inflasi utama yang dijadwalkan rilis akhir pekan ini.

Dikutip dari CNBC, Rabu (12/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 317,02 poin atau 0,93 persen ke posisi 34.261,42. Indeks S&P 500 bertambah 0,67 persen ke posisi 4.439,26. Indeks Nasdaq naik 0,55 persen ke posisi 13.760,70.

Saham Salesforce naik hampir 4 persen setelah perusahaan mengumumkan akan menaikkan harga secara keseluruhan pada Agustus. Saham Activision Blizzard melompat 10 persen setelah seorang hakim federal menolak permintaan Federal Trade Commission (FTC) untuk perintah awal menolak hentikan akuisisi Microsoft atas perusahaan video game tersebut. Keputusan itu berarti dua perusahaan semakin dekat menyelesaikan kesepakatan mereka.

Laporan indeks harga konsumen pada Juni yang akan rilis Rabu pekan ini, serta indeks harga produsen Juni yang akan rilis Kamis, akan menjelaskan apakah penurunan inflasi terus berlanjut, dan menciptakan arah kebijakan suku bunga ke depan.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones prediksi indeks naik 3,1 persen bulan lalu dari year over year (YoY).

 


Potensi Kenaikan Suku Bunga The Fed

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Investor telah prediksi kenaikan 25 basis poin pada pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) pada 25-26 Juli 2023. Akan tetapi, mereka ragu-ragu tentang apa yang akan dilakukan bank sentral pada pertemuan September setelah data pekerjaan AS yang kuat pekan lalu menimbulkan kekhawatiran pembuat kebijakan akan kembali menaikkan suku bunga setelah pertahankan suku bunga acuan pada Juni pekan ini.

“Saya pikir (pada Rabu) Anda akan melihat bukti lebih lanjut inflasi yang diukur CPI terus menurun. Dan banyak dari itu karena dampak COVID-19. Tapi itu tidak cukup baik untuk the Fed. The Fed khawatir tentang ada harga upah,” ujar Chief Investment Officer Northwestern Mutual Wealth Management Company, Brent Schutte, dikutip dari CNBC.

“Saya pikir akan ada resesi, karena Fed (akan) terus berjalan sampai mereka melihat pasar tenaga kerja dan sampai pertumbuhan upah jauh di bawah 4 persen,” ia menambahkan.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya