Adhi Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 14 Triliun hingga Juni 2023

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatat pertumbuhan kontrak baru sebesar 20 persen hingga Juni 2023. Kontrak baru berdasarkan tipe pekerjaan terbesar dari proyek jalan dan jembatan 58 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Jul 2023, 06:26 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2023, 06:26 WIB
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraih perolehan kontrak baru Rp 14 triliun hingga Juni 2023. (Foto: Adhi Karya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya Tbk (ADHI) meraih perolehan kontrak baru Rp 14 triliun hingga Juni 2023. Kontrak baru itu tumbuh 20 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 11,7 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/7/2023), PT Adhi Karya Tbk mencatat kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru hingga Juni 2023 didominasi oleh lini engineering dan construction sebesar 92 persen. Lalu properti 3 persen, sedangkan sisanya dari lini bisnis lainnya.

Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan dan jembatan sebesar 58 persen, sumber daya air sebesar 12 persen, gedung 11 persen. Selanjutnya perkeretapian sebesar 11 persen, precast 3 persen, properti 3 persen, dan proyek infrastruktur lainnya.

“Berdasarkan sumber pendanaan, realisasi kontrak baru dari pemerintah 28 persen, BUMN & BUMD sebesar 15 persen, swasta dan lainnya sebesar 57 persen,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Farid Budiyanto.

Berdasarkan kontrak baru yang didapatkan Adhi Karya hingga Juni 2023 antara lain proyek perkereta apian North-South Commuter Railway CP S-01 di Filipina, Bendungan Cibeet di Jawa Barat, dan jalan tol akses Patimban.

“Raihan kontrak baru tersebut masih sesuai rencana terhadap target 2023 sebesar Rp 27 triliun, atau tumbuh kurang 10 persen hingga 15 persen dibandingkan capaian 2022,” ujar Farid.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 14 Juli 2023, saham ADHI naik 2,95 persen ke posisi Rp 488 per saham.Saham ADHI berada di level tertinggi Rp 488 dan terendah Rp 472.

Anak Usaha Adhi Karya Kantongi Pinjaman Rp 325 Miliar

Adhi Karya
Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Sebelumnya, anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yakni PT Dumai Tirta Persada (DTP) mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund sebesar Rp 325 miliar. Pinjaman tersebut diberikan untuk pengembangan proyek DTP.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Sabtu, (17/6/2023),  DTP dan pemberi pinjaman dalam hal ini PT PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Indonesia Infrastructure Fund serta Adhi Karya menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka senior sebesar Rp 325 miliar pada 14 Juni 2023.

Pinjaman tersebut berjangka waktu 15 tahun yang digunakan untuk mendukung kegiatan pengembangan proyek yang dijalankan DTP. Anak usaha Adhi Karya tersebut mengembangkan proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) SPAM Kota Dumai, sehingga DTP membutuhkan pendanaan yang bersumber dari ekuitas dan pinjaman senior.

Adapun DTP akan mendapatkan pinjaman dengan nilai pokok pinjaman maksimal Rp 325 miliar. Sedangkan Adhi Karya sebagai pemegang saham DTP akan berkontribusi secara ekuitas setidaknya Rp 74,35 miliar dengan rencana penyetoran memperhatikan rasio modal dan utang DTP.

Adapun Adhi Karya sebagai pemegang saham DTP sebesar 51 persen dan merujuk berdasarkan POJK 42/2020, DTP merupakan anak perusahaan yang terkendalikan baik secara langsung dan tidak langsung oleh perseroan sebagai pengendali. 

Adhi Karya juga memiliki perwakilan yang menjabat posisi direktur yang menjabat sebagai komisaris DTP dan pegawai perseroan yang ditempatkan sebagai anggota direksi DTP. Dengan demikian, perseroan dan DTP memiliki hubungan afiliasi dalam hubungan kepengurusan.

 

Dukungan Adhi Karya

PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk membidik pertumbuhan nilai kontrak baru tumbuh 15 persen di tahun 2023 ini. Selama 2022, perusaahan berkode saham ADHI itu mengantongi total Rp 23,7 triliun nilai kontrak.

Atas pinjaman itu, perseroan memberikan dukungan kepada DTP yakni pemberian komitmen dalam bentuk surat kesanggupan yang akan menjamin 51 persen dari jumlah maksimal dari pinjaman DTP sebagai salah satu syarat yang perlu dipenuhi perseroan sebagai pemegang saham.

“Gadai saham atas 12.750 lembar saham atau sebesar 51 persen termasuk semua saham dalam modal DTP yang setiap saat dimiliki atau akan dimiliki oleh perseroan berdasarkan POJK 42/2020, pemberian dukungan kepada DTP termasuk dalam transaksi afiliasi karena dilakukan perseroan untuk kepentingan afiliasi,” tulis Adhi Karya.

Adapun salah satu syarat dari pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman kepada DTP adalah harus ada dukungan dari perseroan sebagai pemegang saham mayoritas.

 

Kinerja Kuartal I 2023

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah mengumumkan kinerja perseroan hingga kuartal I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penyusutan dari sisi pendapatan dan kenaikan laba bersih.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (4/5/2023), pendapatan usaha pada kuartal I 2023 menyusut 29,62 persen menjadi Rp 2,66 triliun dari Rp 3,78 triliun pada kuartal I 2022.

Sementara, beban pokok pendapatan pada periode yang sama turun 32,46 persen menjadi Rp 2,33 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 3,45 triliun. Dengan demikian, laba bruto menyusut 1,20 persen menjadi Rp 333,41 miliar hingga akhir Maret 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp 329,45 miliar.

Sepanjang kuartal I 2023, perseroan membukukan laba usaha Rp 171,20 miliar turun 2,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 175,33 miliar.

Laba bersih Adhi Karya pada kuartal I 2023 naik 19,01 persen sebesar Rp 8,45 miliar dari Rp 7,10 miliar pada periode yang sama 2022. 

Aset perseroan sampai dengan Maret 2023 menyusut menjadi Rp 39,15 triliun dari Rp 39,98 triliun pada Desember 2022. Liabilitas turun menjadi Rp 30,29 triliun pada kuartal I 2023 dari tahun sebelumnya Rp 31,16 triliun.  Sementara ekuitas hingga Maret 2023 naik menjadi Rp 8,86 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 8,82 triliun.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya