Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Selasa (15/8/2023) jelang data ekonomi dari China yang akan merilis hasil industri dan penjualan ritel Juli 2023.
Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 menguat 0,95 persen. Sedangkan indeks Topix bertambah 0,51 persen setelah Jepang mencatat produk domestik bruto (PDB) kuartal II mengalahkan harapan.
Baca Juga
Ekonomi Jepang tumbuh 1,5 persen kuartal ke kuartal dan 6 persen secara tahunan. Hasil pertumbuhan ekonomi Jepang itu di atas harapan ekonom yang disurvei Reuters masing-masing 0,8 persen dan 3,1 persen.
Advertisement
Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,26 persen. Investor akan mengamati risalah Reserve Bank of Australia untuk pertemuan kebijakan moneter pada Agustus 2023.Secara tak terduga, bank sentral Australia mempertahankan suku bunga acuan 4,1 persen.
Di sisi lain, indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 18.680. Hal ini menunjukkan pembukaan perdagangan lebih lemah dibandingkan penutupan perdagangan terakhir di posisi 18.773,55.
Indeks Hang Seng diprediksi lanjutkan koreksi selama tiga hari berturut-turut setelah indeks Hang Seng merosot 1,58 persen.
Di wall street, tiga indeks acuan menguat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat didorong saham produsen chip dan teknologi. Indeks S&P 500 naik 0,58 persen, sedangkan indeks Nasdaq bertambah 1,05 persen dan indeks Dow Jones mendaki 0,07 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 14 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik anjlok pada penutupan perdagangan saham Senin, 14 Agustus 2023 yang dipimpin indeks Hang Seng. Indeks Hang Seng anjlok hampir dua persen yang didorong saham basic materials dan consumer siklikal. Aksi jual terjadi di sektor saham properti dengan saham Country Garden Holdings pimpin koreksi.
Bursa saham China juga berada di zona negatif dengan indeks CSI 300 susut 0,73 persen ke posisi 3.855,9. Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 1,27 persen ke posisi 32.059,91.
Indeks Topix terpangkas 0,98 persen ke posisi 2.280,89. Jepang juga akan rilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2023 pada Selasa, 15 Agustus 2023. Sedangkan inflasi Juli dirilis Jumat pekan ini.
Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,79 persen ke posisi 2.570,87. Indeks Kosdaq merosot 1,15 persen ke posisi 901,68. Indeks Australia ASX 200 terpangkas 0,86 persen ke posisi 7.277.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 14 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 14 Agustus 2023. Indeks S&P 50 dan Nasdaq melesat didorong saham produsen chip dan teknologi.
Dikutip dari CNBC, Selasa (15/8/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,58 persen ke posisi 4.489,72. Indeks Nasdaq melesat 1,05 persen ke posisi 13.788,33. Indeks Dow Jones melambung 26,23 poin atau 0,07 persen ke posisi 35.307,63.
Saham Nvidia melesat 7,1 persen, menandai perubahan haluan untuk raksasa produsen chip yang alami aksi jual sehingga turun 8,5 persen pekan lalu. Saham Nvidia menguat setelah Morgan Stanley menegaskan kembali Nvidia sebagai top pick jelang laporan laba.
Saham produsen chip secara keseluruhan juga melonjak dengan VanEck Semiconductor ETF (SMH) naik 3 persen, meski masih turun lebih dari 6 persen pada Agustus.
Pergerakan itu terjadi karena saham telah berjuang untuk mempertahankan reli pada 2023. Pekan lalu, indeks saham S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,3 persen dan 1,9 persen. Koreksi indeks saham Nasdaq beruntun dalam dua minggu. Sedangkan indeks Dow Jones naik 0,5 persen selama empat minggu dalam lima minggu.
Menanti Laporan Keuangan Perusahaan Ritel
Pekan ini pergerakan saham didorong oleh keadaan konsumen AS dengan laporan laba dari Home Depot, Target dan Walmart. Data penjualan ritel pada Juli juga akan dirilis Selasa pagi.
Laporan laba datang setelah serangkaian laporan inflasi pekan lalu yang menunjukkan kenaikan harga telah berkurang dari puncak setelah pandemi COVID-19. Namun, inflasi itu masih di atas target 2 persen dari the Federal Reserve.
“Pasar saat ini bukan mimpi di pertengahan musim panas. Beberapa retracement pasar sejak 31 Juli menunjukkan kepada pasar jeda yang kemungkinan telah terjadi, dari pada akhir pasar bullish,” tulis Chief Investment Strategist Oppenheimer John Stoltzfus dalam catatannya dikutip dari CNBC.
Ia menambahkan, koreksi kemungkinan apa yang telah terjadi sejauh ini. “Koreksi seperti itu kami rasa kemungkinan besar sehat, dari pada menandai awal dari berakhirnya bull market yang muncul dari kondisi pasar yang alami aksi jual tahun lalu,” ujar Stoltzfus.
Advertisement