Koka Indonesia Incar Laba Bersih Rp 40 Miliar Usai IPO

Koka Indonesia membidik pertumbuhan laba bersih hingga Rp 40 miliar pada 2023 dan pendapatan diharapkan bisa tumbuh 40 persen.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Okt 2023, 18:27 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2023, 18:25 WIB
Pencatatan saham perdana PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) pada Rabu, (11/10/2023). (Foto: BEI)
Pencatatan saham perdana PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) pada Rabu, (11/10/2023). (Foto: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) mengincar pertumbuhan laba bersih dan pendapatan usai menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

Direktur Keuangan Koka Indonesia Michael Albert menuturkan, pihaknya membidik pertumbuhan laba bersih hingga Rp 40 miliar pada 2023. Sedangkan, untuk pendapatan diharapkan bisa meningkat 40 persen dari tahun sebelumnya. 

"Kalau net income-nya target kami sampai Rp 40 miliar," kata Michael saat ditemui di BEI, Rabu (11/11/2023). 

Di samping itu, ia menjelaskan, Perseroan bakal memperluas pasar usai menggelar IPO. Jadi, Koka Indonesia tidak hanya mengejar pangsa pasar China dan Indonesia saja. Perseroan pun optimistis pasar Indonesia masih cerah. 

"Kami juga mau ekspansi untuk investasi di material yang panjang, itu kami sudah bangun pabriknya juga di Semarang dengan nama PT Cahaya Mega Beton. Itu juga agar PT Koka Indonesia Tbk bisa selalu berkontribusi, bukan hanya di jasanya saja, tapi juga bisa di segi material untuk membangun infrastruktur di Indonesia," kata dia. 

Ia mengatakan, untuk pabrik di Semarang tersebut bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp 300 miliar per tahunnya. Perseroan juga akan terus melakukan penjajakan untuk membangun pabrik di luar Semarang agar bisa ekspansi lebih luas.

Di sisi lain, Perseroan juga telah menyuplai kebutuhan untuk proyek kereta cepat (KCIC). Bahkan, Perseroan juga sedang menyasar ke pembangunan jalan tol dan infrastruktur lainnya.  

Michael bilang, pihaknya mengincar proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan berharap agar nilai kontrak tahun depan bisa lebih tinggi dari tahun ini. Sebagai catatan, hingga saat ini nilai kontrak yang telah dikantongi sebesar Rp 200 miliar. 

IPO Koka Indonesia

Pencatatan saham perdana PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) dan PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) pada Rabu, (11/10/2023). (Foto: BEI)
Pencatatan saham perdana PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) dan PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) pada Rabu, (11/10/2023). (Foto: BEI)

Melansir keterangan resminya, PT Koka Indonesia Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor umum proyek konstruksi, teknik mesin, teknik geoteknik, desain interior dan furniture, pada hari ini telah resmi mencatatkan sahamnya dengan kode saham KOKA.

Jumlah saham yang dilepas dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebanyak 715.333.000 lembar saham baru yang mewakili 25 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan, dengan harga Rp 128 per lembar saham. Dengan demikian Koka akan memperoleh dana sebesar Rp 91,5 Miliar dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 366 Miliar. 

Dana yang dihimpun dari hasil IPO akan digunakan sekitar 17 persen untuk belanja modal meliputi pengadaan alat berat baru, dan sisanya sekitar 83 persen akan digunakan untuk modal kerja meliputi pembayaran material bahan baku konstruksi, biaya logistik pengiriman, biaya operasional di lokasi proyek dan biaya administrasi yang timbul dalam proyek. 

PT Koka Indonesia Tbk telah menunjuk UOB Kay Hian Sekuritas dan KGI Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi.

Kinerja Perseroan setelah pandemi Covid-19 secara konsisten bertumbuh. Pada 2022, Perseroan berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 183 miliar atau naik sekitar 131 persen dari pencapaian 2021 sebesar Rp 140 miliar. Perseroan juga mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 19 miliar selama 2022, tumbuh 75 persen dari pencapaian 2021.

Target Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Direktur Utama PT Koka Indonesia Tbk, Gao Jing menyampaikan pencapaian positif ini utamanya disebabkan oleh keunggulan-keunggulan yang dimiliki Perseroan dibandingkan kompetitornya dimana salah satunya Perseroan tergabung dalam China - Indonesia Trade Associaton, sehingga Perseroan memiliki jaringan yang kuat dengan para perusahaan-perusahaan asing yang berpotensi menjadi klien Perseroan. 

"Selain itu, teknologi yang kami terapkan di Indonesia merupakan yang termutakhir dan didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten baik dari luar maupun dalam negeri. Hal ini yang membedakan Koka dari para pesaingnya, sehingga kinerja kami selama 2 tahun terakhir dapat tumbuh secara signifikan,” ujar Gao.

Ke depan, Perseroan menargetkan untuk tetap meningkatkan kinerjanya secara positif. Pada 2023, Perseroan menargetkan pendapatan sekitar sebesar Rp 260 miliar, meningkat sekitar 45 persen dari pencapaian 2022. Sedangkan, untuk laba bersih, Perseroan menargetkan pencapaian laba bersih sekitar sebesar Rp 45 miliar atau tumbuh hingga 135 persen dari pencapaian 2022.

 

PMA Pertama Asal China yang Catatkan Saham di BEI

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gao juga menyampaikan, langkah untuk masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah bagian pengembangan strategis Perseroan dalam meningkatkan kapasitas pendanaan dan tata kelola Perseroan yang lebih baik. 

"Kehadiran KOKA sebagai perusahaan PMA dari China yang pertama melantai di Bursa Efek Indonesia, diharapkan akan memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh pemangku kepentingan Perusahaan," katanya.

Sejalan dengan prospek pertumbuhan Perseroan dan industri konstruksi nasional, Head of Corporate Finance PT UOB Kay Hian Sekuritas Daud Gunawan menyatakan, tanggapan investor selama periode penawaran umum Perseroan sangatlah baik. 

"Permintaan yang masuk melebihi jumlah saham yang ditawarkan, di mana permintaan atas saham KOKA mengalami oversubscribed 134,24 kali," ungkap Daud.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya