Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis kondisi pasar modal Indonesia bakal bergairah selama tahun politik. Ini mengingat secara historis kondisi pasar modal solid jelang pemilihan umum (pemilu).
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menuturkan, berdasarkan hasil analisis pemilu sebelumnya, pasar modal itu bergairah pada saat beberapa bulan sebelum pemilu dan selama tahun pemilu. Dengan demikian, BEI berharap gairah itu akan terus berlangsung.
Baca Juga
"Dengan mengaca kepada pemilu-pemilu sebelumnya kita selalu bagus, pasar baik, kondisi stabil untuk perekonomian dan politik. Sehingga, pasar modal sendiri tetap bergairah kami harapkan di tahun ini dan tahun depan bergairah. Kami optimis perkembangan akan positif,” ujar dia saat ditemui di BEI, Selasa (24/10/2023).
Advertisement
Di sisi lain, ia mengatakan, terdapat sejumlah sektor yang akan mendapat angin segar dari pemilu 2024, yakni sektor infrastruktur hingga konsumer.
"Cuma pasti yang banyak berhubungan dengan pemilu mungkin dari sektor infrastruktur, konsumer,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, pada musim pemilu ada dua macam sudut pandang yang sering ditunjukkan oleh investor. Sebagian investor berpendapat musim pemilu dikaitkan dengan meningkatnya risiko pasar karena ada kemungkinan risiko perubahan kebijakan atau kemungkinan resiko ketidakstabilan politik.
Namun, ada juga investor yang melihat musim pemilu sebagai “pesta demokrasi”yang akan membuat roda perekonomian berjalan lebih baik ditopang oleh peningkatan angka konsumsi domestik.
Syailendra Capital menyebut dua macam sudut pandang di setiap kasus memang lumrah terjadi karena terbaginya opini antara investor yang memiliki profil risiko konservatif dan agresif.
2 Macam Respons
Namun, di setiap kondisi, sebaiknya investor melihat dari sisi positifnya, jangan hanya melihat faktor risikonya saja, sehingga dapat memanfaatkan momentum dan peluang yang ada. Secara historis, pergerakan IHSG di musim pemilu semakin stabil bila dilihat dari penurunan standar deviasinya.
Sementara itu, alasan umum dari dua macam respons menanggapi musim pemilu yakni cemas (anxiety) dan antusias (enthusiasm). Adapun alasan investor cemas, yakni ada risiko ketidakstabilan kondisi dalam proses pemilu, masyarakat terpecah opininya, ada kemungkinan perubahan kebijakan dan risiko jika hasil pemilu tidak dapat terima oleh pihak-pihak terkait.
Sedangkan alasan investor antusias, yakni menganggap pemilu adalah "pesta demokrasi", dana kampanye dalam pemilu akan sangat besar terserap di perekonomian, konsumsi diperkirakan meningkat pada tahun pemilu, dan pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh peningkatan konsumsi.
Advertisement
Pemilu 2024 Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pemilihan umum (pemilu) pada 2024 akan memberikan dampak positif bagi pasar modal. Ini mengingat, masyarakat cukup dewasa untuk memisahkan antara politik dan ekonomi.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi menuturkan secara historis, setiap menjelang pemilu terdapat kekhawatiran akan berdampak pada kinerja pasar modal. Padahal, jika berkaca pada pemilu sebelumnya justru usai pemilu kinerja pasar modal malah meningkat.
Dengan begitu, OJK optimistis masyarakat cukup dewasa menjalankan pemilu secara demokratis dan sangat baik. "Pengalaman kami pemilu sebelumnya 2004, 2009, 2014,2019, kami lihat bahwasanya harga saham secara year to date meningkat setelah adanya pemilu 2004-2019," kata Inarno dalam RDKB OJK, Selasa (4/7/2023).
Di samping itu, ia juga melihat kekhawatiran terhadap keluarnya aliran dana di pasar modal tidak terbukti. Justru, pada pemilu 2004-2019 aliran dana asing banyak yang masuk ke pasar modal Indonesia.
"Bonds juga meningkat baik, Insya Allah kita cukup dewasa dan pemilu berjalan kondusif berdampak pada pasar modal," ujar dia.
Meneropong IHSG hingga Akhir 2023
Sebelumnya diberitakan, kinerja pasar modal Indonesia diperkirakan tetap berada dalam arah yang positif hingga akhir tahun 2023.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian meyakini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai level 7.220 pada akhir 2023. Hal ini menjadi sinyal pasar modal Indonesia tetap menjanjikan bagi para investor.
Optimisme ini muncul di tengah musim kampanye politik jelang pemilu 2024. Pemerintah pun cenderung mengeluarkan kebijakan yang populis selama periode tahun politik.
"Kebijakan populis ini berpotensi mendongkrak daya beli masyarakat dan menjadi sentimen positif bagi pasar," ujar dia kepada Liputan6.com, Selasa (26/9/2023).
Bagi para investor, Fajar merekomendasikan saham dari sektor konsumer primer dan non-primer, properti, serta perbankan untuk dapat dipertimbangkan hingga akhir tahun ini.
Sementara itu, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, secara valuasi pihaknya melihat level wajar IHSG berada di posisi 7.600.
"Adapun untuk sentimen terutama dari pemilu, suku bunga the Fed yang di prediksi naik sekali lagi untuk tahun ini,” kata Roger.
Dengan demikian, ia memprediksi semester II 2023 akan memiliki peluang yang lebih baik. Sebab, hari libur lebih sedikit dan terdapat peluang percepatan fiskal. Sedangkan, dari global dengan kemungkinan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga the Fed juga memberikan sentimen untuk market.
Roger pun melihat saham sektor telekomunikasi dan semen masih memiliki prospek yang cerah. Ia pun merekomendasikan saham TLKM, EXCL, MTEL, dan INTP untuk dapat dipertimbangkan oleh investor.
Advertisement