Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Jumat, 1 Desember 2023. Indeks S&P 500 melonjak ke level tertinggi pada Jumat pekan ini sehingga memperpanjang kenaikan November 2023.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (2/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melonjak 0,59 persen ke posisi 4.594,63. Indeks Nasdaq bertambah 0,55 persen ke posisi 14.305,03. Indeks Dow Jones melesat 294,61 poin atau 0,82 persen ke posisi 36.245,50.
Baca Juga
Indeks Dow Jones menyentuh level tertinggi baru pada Jumat pekan ini dan membawa indeks tersebut naik hampir 9,4 persen. Indeks Dow Jones mencatat rekor tertinggi baru dan menutup bulan terbaiknya dalam lebih dari setahun.
Advertisement
Indeks S&P 500 ditutup ke level tertinggi sejak Maret 2022. Saham yang membawa indeks saham acuan it uke level tertinggi antara lain saham Ulta Beauty dan Boston Properties yang menguat 10,8 persen dan 11,2 persen. Selain itu, saham Paramount melompat 9,8 persen.
Sementara itu, ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menolak ekspektasi pasar mengenai penurunan suku bunga pada masa mendatang. Ia menuturkan, terlalu dini untuk menyimpulkan dengan yakin kebijakan moneter cukup membatasi.
Sementara itu, imbal hasil obligasi susut seiring saham menguat sepanjang hari, bahkan setelah pernyataan Powell yang hati-hati karena pelaku pasar menafsirkannya sebagai sinyal kalau bank sentral setidaknya sudah selesai menaikkan suku bunga. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun lebih dari 13 basis poin menjadi 4,213 persen.
Penggerak Wall Street
“Ada banyak penggerak di sini. Yang pertama adalah inflasi. Yang kedua adalah the Fed sepertinya akan mengambil tindakan, dan yang ketiga adalah pendinginan perekonomian yang mulai terjadi, namun dengan kecepatan yang sangat bertahap,” ujar Senior Investment Strategist Edward Jones, Mona Mahajan.
Mahajan menambahkan, pasar tampaknya prediksi penurunan suku bunga, tetapi hal itu baru akan terjadi pada 2024.
Adapun reli besar yang terjadi pada November 2023 sebagian disebabkan oleh pelaku pasar yang mulai percaya bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) telah selesai menaikkan suku bunga dan bank sentral bahkan mungkin mulai memangkasnya pada paruh pertama tahun depan. The Fed selanjutnya memutuskan suku bunga pada 13 Desember 2023.
Di sisi lain pergerakan wall street pada Jumat pekan ini terjadi setelah reli besar-besaran pada November. Kenaikan pada November 2023 mengakhiri penurunan tiga bulan berturut-turut. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 8,9 persen dan 10,7 persen, serta mencatat kinerja bulanan terbaik sejak Juli 2022.
Advertisement
Kinerja Indeks Saham Acuan
Indeks Dow Jones menguat 8,8 persen, dan catat kinerja terbaik sejak Oktober 2022. Pekan ini, indeks Dow Jones menguat 2,4 persen dan indeks S&P 500 bertambah 0,77 persen. Indeks Nasdaq melesat 0,38 persen. Ini menandai kenaikan rata-rata indeks acuan selama lima minggu berturut-turut.
Bulan ini biasanya merupakan bulan yang kuat untuk saham sebelum pemilihan presiden umumnya memberikan keuntungan besar. “Ini adalah periode musiman yang kuat,” ujar Chief Investment Crossmark Global Investment, Bob Doll.
Ia menuturkan, jika pasar masih menerima gagasan the Fed telah memecahkan masalah inflasi dan mereka akan menurunkan suku bunga pada 2024. Namun, perekonomian akan baik-baik saja demikian juga laba. “Itulah garis konsensus saat ini, maka itu cukup baik untuk membuat saham naik lebih tinggi,” kata dia.
Penutupan Wall Street pada 30 November 2023
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Kamis, 30 November 2023. Indeks Dow Jones menguat ke level tertinggi baru pada 2023 seiring data inflasi yang lebih tenang dan laba Salesforce yang kuat.
Dikutip dari CNBC, Jumat (1/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 520 poin atau 1,47 persen ke posisi 35.950,89. Posisi indeks Dow Jones tersebut melampaui level tertinggi tahun ini sebelumnya pada Agustus 2023.
Indeks S&P 500 bertambah 0,4 persen menjadi 4.567,80. Namun, indeks Nasdaq merosot sekitar 0,2 persen ke posisi 14.226,22 karena investor mengambil sejumlah keuntungan pada saham teknologi besar yang memimpin kebangkitan pada November 2023.
Pada November 2023, indeks Dow Jones berhasil ditutup menguat 8,9 persen. Kenaikan tersebut mematahkan penurunan beruntun dalam tiga bulan. Indeks S&P 500 melonjak 8,9 persen pada November 2023, sedangkan indeks Nasdaq naik 10,7 persen.
Dua indeks acuan itu memiliki kinerja bulanan terbaik sejak Juli 2022 dan diperdagangkan sekitar 1 persen dari level tertingginya masing-masing pada 2023 di wall street.
Advertisement
Didukung Kinerja Salesforce
“Banyak hal yang kita lihat pada November hanyalah realisasi perekonomian masih berjalan baik, konsumen tangguh dan the Fed menahan diri, lebih dari apapun,” ujar Chief Investment Officer Independent Avdisor Alliance, Chris Zaccarelli dikutip dari CNBC.
Ia menambahkan, dengan asumsi kondisi tersebut bertahan antara sekarang dan akhir tahun yang merupakan skenario paling mungkin dilakukan sehingga pasar akan terus bergerak menguat.
“Pada 2022, kami menghabiskan begitu banyak waktu untuk memikirkan apa yang mungkin salah, dan kami benar-benar tidak habiskan waktu memikirkan apa yang mungkin berjalan baik. 2023 adalah kisah tentang banyak hal yang berjalan baik,” ia menambahkan.
Selain itu, kenaikan indeks Dow Jones juga didorong saham perusahaan perangkat lunak cloud Salesforce. Saham Salesforce melonjak 9,4 persen didukung laba dan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal ketiga tahun fiskal.
Bisnis data cloud Salesforce yang pendapatannya meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya, dan produk kecerdasan buatannya Einstein GPT yang berada di balik laporan positif tersebut.