Liputan6.com, Jakarta - Sejak awal 2024, investor asing terpantau terus melakukan aksi beli saham ke pasar saham. Aksi beli saham ini diprediksi terus berlanjut hingga akhir 2024.
Hingga perdagangan hari ini, Kamis 18 Januari 2024, data RTI menunjukkan investor asing telah mencatatkan net buy Rp 6,82 triliun secara year to date (YTD) di seluruh pasar.
Baca Juga
Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan optimistis tren ini akan berlanjut hingga akhir tahun.
Advertisement
"Investor asing itu sangat positif terhadap pasar kita. Kita menerima aliran dana investor asing terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN dan konsisten dalam 8 dari 9 Minggu terakhir. Jadi masuk terus secara konsekutif 8 minggu dari 9 minggu terakhir," ujar Katarina dalam Press Conference Market Outlook: Keeping up with 2024, Kamis (18/1/2024).
Faktor lain yang mungkin menyebabkan investor asing suka dengan pasar Indonesia karena valuasinya sudah sangat murah.
Sebagai acuan, Katarina menuturkan, pada 2023 pergerakan pasar saham Indonesia kurang menggembirakan dengan kenaikan yang tidak terlalu bagus karena berbagai faktor yang membuat investor tidak terlalu suka. Kondisi tersebut diperkirakan akan membaik pada tahun ini didukung sinyal penurunan suku bunga The Fed.
"Kalau suku bunga turun, maka investor itu akan beralih melihat mana negara-negara yang pertumbuhannya lebih baik, lebih bagus, memberikan potensi pertumbuhan yang baik dan nilai mata uangnya stabil. Dan itu termasuk Indonesia di dalamnya," kata Katarina.
Di sisi lain, Katarina menilai investor asing juga melihat bahwa pemilihan umum (pemilu) di Indonesia akan berlangsung kondusif dan aman, seperti yang terjadi di pemilu-pemilu sebelumnya. Sehingga tidak ada kekuatiran mengenai keamanan Pemilu.
"itu juga salah satu faktor yang membuat mereka lebih nyaman untuk masuk ke Indonesia," imbuh dia.
Faktor Lainnya
Faktor lainnya adalah tadi mengenai geopolitik luar negeri, di mana Indonesia cukup terlindungi dari dampak negatif yang geopolitik. Meski jika isu tersebut berkembang menjadi ketegangan yang meningkat maka tidak ada satu negara pun yang bebas dari dampaknya.
Namun, secara keseluruhan Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk tidak terlalu bergantung terhadap negara-negara lain. Dari sisi PDB Indonesia saat ini juga tidak terlalu bergantung pada perdagangan internasional yang tahun ini agak terhambat karena pertumbuhan ekonomi dunia mengalami moderasi.
"Jadi faktor itu yang dilihat oleh investor asing. Dan kemungkinan untuk tahun 2024 mereka akan lebih minat untuk masuk ke pasar kita seperti yang sudah ditunjukkan dalam dua bulan lebih terakhir ini," pungkas Katarina.
Advertisement
Manulife Aset Manajemen Indonesia Luncurkan Reksa Dana ESG Bertema Transisi Global
Sebelumnya diberitakan, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) meluncurkan reksa dana Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS (MAGET) Kelas A2 untuk nasabah PT Bank HSBC Indonesia.
MAGET merupakan reksa dana saham offshore (luar negeri) berdenominasi dolar AS dan dikelola sesuai dengan prinsip syariah yang mengacu parameter Environmental, Social and Governance (ESG).
Keunikan reksa dana MAGET di antara produk reksa dana offshore syariah dan ESG lainnya ada pada fokus utama investasinya, yaitu transisi global, didorong oleh tujuan mitigasi dampak buruk perubahan iklim dan pemanasan global terhadap bumi.
CEO & President Director Manulife Aset Manajemen Indonesia, Afifa menuturkan, reksa dana MAGET berinvestasi pada beragam perusahaan global di berbagai sektor yang telah menunjukkan komitmen kuat untuk mengurangi dampak lingkungan, khususnya dengan mengurangi jejak karbon perusahaannya.
"Perusahaan-perusahaan tersebut juga berkomitmen untuk membantu pihak lain, baik pemerintah, dunia bisnis dan korporasi, rumah tangga, dan individu agar mereka juga bisa ikut berkontribusi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," kata Afifa dalam keterangan resmi Peluncuran Reksa Dana MAGET, Selasa (16/1/2024).
Sesuai dengan tema investasi utama reksa dana MAGET, ada empat tema investasi kunci yang menjadi dasar pembentukan portofolio reksa dana. Antar lain, energi rendah karbon, material pendukung transisi, ketersediaan sumber daya, serta efisiensi dan elektrifikasi. Sebagai contoh, reksa dana MAGET berinvestasi pada perusahaan yang bergerak di bidang energi baru terbarukan dengan jejak karbon minimal, seperti pembangkit listrik tenaga air, bayu, dan surya.
Selain itu, reksa dana MAGET juga berinvestasi pada material-material pendukung transisi, antara lainnikel, tembaga, dan litium. Investasi juga dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor agrikultur, bioteknologi, keamanan pangan, manajemen pengairan, pengadaan listrik, transportasi ramah lingkungan, penyimpanan energi, otomasi dan efisiensi, dan lain-lain.
Investasi Maget
Ruang lingkup yang sangat luas dan baru bagi investor Indonesia ini dapat menjadi peluang diversifikasi yang sangat menarik untuk dimanfaatkan.
Dalam pengelolaan portofolio investasi MAGET Kelas A2, MAMI dibantu oleh jaringan tim investasi profesional dari Manulife Investment Management yang tersebar di seluruh dunia.
Para portofolio manajer ini memiliki pengalaman yang luas dalam mengelola investasi saham luar negeri, memiliki pengetahuan mendalam pada sektor-sektor spesifik terkait tema-tema investasi kunci, dan sangat memahami tentang bagaimana industri akan beradaptasi terhadap transisi.
Advertisement