Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan tiga emiten baru pada Senin 12 Februari 2024. Tiga emiten tersebut antara lain, PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA), PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP), dan PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE).
Pada perdagangan perdananya, saham PT Harta Djaya Karya Tbk turun 6,8 persen ke posisi 96, sesaat setelah pembukaan. Frekuensi persagangan saham MEJA tercatat sebanyak 1.158 kali. Volume saham yang diteansaksikan yakni 903.603 lembar senilai Rp 9,94 miliar.
Baca Juga
Lalu saham PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk berhasil menembus auto reject atas atau ARA dengan kenaikan 34,78 persen ke posisi 155. Frekunsi persagangan saham MKAP tercatat sebanyak 2.138 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 209.757 lembar senilai Rp 3,25 miliar.
Advertisement
Sedangkan saham PT Homeco Victoria Makmur Tbk naik 10,81 persen ke posisi 164. Frekuensi perdagangan saham LIVE tercatat sebanyak 1.312 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 390.042 lembar senilai Rp 6,95 miliar.
Sebelumnya, PT Harta Djaya Karya Tbk menawarkan 480 juta lembar saham dalam rangka IPO. Harga penawaran saham yakni Rp 103 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 49,44 miliar dari IPO.
Lalu saham PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk menawarkan 650 juta lembar saham dalam rangka IPO. Harga penawaran saham yakni Rp 115 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 74,75 miliar dari IPO.
Adapun PT Homeco Victoria Makmur Tbk menawarkan 808,35 juta lembar saham perseroan dalam rangka IPO. Harga penawaran saham yakni Rp 148 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 119,64 miliar dari IPO.
3 Emiten Catat Saham Perdana di BEI Hari Ini 12 Februari 2024
Sebelumnya diberitakan, tiga emiten baru akan segera tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin 12 Februari 2024.
Tiga emiten baru tersebut yakni PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA), PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP), dan PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE). Masing-masing menjadi perusahaan tercatat ke-14,15, dan ke-16 di Bursa pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa, PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) mencatatkan saham di papan akselerasi, dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 480 juta lembar. Harga penawaran saham yakni Rp 103 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 49,44 miliar dari IPO.
Perseroan berencana mengalokasikan 24 persen dana IPO atau sekitar Rp 10,9 miliar untuk pembelian aset tetap berupa peralatan kerja kantor peralatan kerja proyek dan kendaraan.
Kemudian sekitar 4 persen akan dialokasikan untuk sewa bangunan dan kendaraan serta pengembangan sistem informasi dan jaringan. Sisanya sekitar 72 persen atau Rp 32,7 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan antara lain namun tidak terbatas untuk pembelian persediaan bahan baku, biaya kontraktor, desain interior dan pengadaan furnitur.
Advertisement
Saham MKAP-LIVE
Lalu saham PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP) akan tercatat di papan pengembangan, dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 650 juta lembar. Harga penawaran saham yakni Rp 115 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 74,75 miliar dari IPO. Seluruh dana IPO atau 100 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Adapun saham PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) akan tercatat di papan pengembangan, dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik sebanyak 808,35 juta lembar. Harga penawaran saham yakni Rp 148 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana sebanyak Rp 119,64 miliar dari IPO.
Sebesar 58 persen dana IPO PT Homeco Victoria Makmur Tbk akan dialokasikan untuk modal kerja. Lalu masing-masing 21 persen atau sekitar Rp 25 miliar akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang perseroan dan pelunasan sebagian utang perseroan kepada entitas anak PT Trisinar Indopratama.
BEI Incar 62 IPO pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.
"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).
Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 3 Perusahaan dari sektor basic materials
• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor energy
• 0 Perusahaan dari sektor financials
• 0 Perusahaan dari sektor healthcare
• 5 Perusahaan dari sektor industrials
• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 5 Perusahaan dari sektor technology
• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.
Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.
Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.
Advertisement