BEI Incar IPO Perusahaan Mercusuar Beraset di Atas Rp 3 Triliun

Hingga 7 Februari 2024 telah tercatat 7 emiten baru yang listing di Bursa dengan dana dihimpun sebesar Rp 3 triliun. Sementara per 7 Februari 2024, terdapat 24 perusahaan berada di pipeline IPO Bursa.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Feb 2024, 16:52 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2024, 16:52 WIB
IHSG
Perusahaan-perusahaan yang masuk kategori lighthouse, selain memiliki aset di atas Rp 3 triliun, yakni memiliki free float atau porsi saham yang dimiliki publik setidaknya 15 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengincar sejumlah perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 3 triliun untuk melantai di Bursa lewat penawaran umum perdana saham(initial public offering/IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengelompokkan perusahaan-perusahaan tersebut sebagai lighthouse company atau perusahaan mercusuar.

"Tahun ini kita targetkan 3 lighthouse. Itu minimal dari jumlah total (target) pencatatan efek dari 200 menjadi 250 pencatatan," kata Nyoman kepada wartawan, Kamis (15/2/2024).

Nyoman menjelaskan, perusahaan-perusahaan yang masuk kategori lighthouse, selain memiliki aset di atas Rp 3 triliun, yakni memiliki free float atau porsi saham yang dimiliki publik setidaknya 15 persen. Bursa sendiri terbuka untuk mengakomodir kebutuhan pencatatan saham perusahaan mercusuar.

"Perusahaan yang kita anggap light house company, itu kita selalu targetkan... Pada prinsipnya, ke semua yang besar-besar (itu) kita approach. Pokoknya sepanjang tahun ini paling tidak yang kita kategorikan lighthouse itu bisa tercatat di antara (target) pencatatan efek 200-250 tadi," imbuh Nyoman.

Informasi saja, hingga 7 Februari 2024 telah tercatat 7 emiten baru yang listing di Bursa dengan dana dihimpun sebesar Rp 3 triliun. Sementara per 7 Februari 2024, terdapat 24 perusahaan berada di pipeline IPO Bursa.

Berdasarkan klasifikasi aset, perusahaan skala menengah dengan aset berkisar Rp 50- Rp 250 miliar mendominasi sebanyak 17 perusahaan. Kemudian 4 perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar. Sisanya, 3 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.


26 Calon Emiten Antre di Pipeline IPO BEI per 3 Februari 2024

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). Adapun sampai dengan 2 Februari 2024, terdapat 8 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO itu sebesar Rp 1,54 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini terdapat 26 perusahaan yang siap debut di Bursa. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor Industrials.

“Hingga saat ini, terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, Sabtu (3/2/2024).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 5 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.

Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

  • 2 Perusahaan dari sektor basic materials
  • 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 3 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
  • 0 Perusahaan dari sektor energy
  • 0 Perusahaan dari sektor financials
  • 0 Perusahaan dari sektor healthcare
  • 7 Perusahaan dari sektor industrials
  • 1 Perusahaan dari sektor infrastructures
  • 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate
  • 5 Perusahaan dari sektor technology
  • 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Obligasi

IHSG Ditutup Melemah ke Level 6.679
Pekerja tengah melintas di bawah layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Selasa (16/5/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun untuk obligasi, Nyoman mencatat saat ini telah diterbitkan 8 emisi dari 7 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 6,4 triliun. Sampai dengan 2 Februari 2024 terdapat 15 emisi dari 10 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline dengan klasifikasi sektor sebagai berikut:

  • 1 Perusahaan dari sektor basic materials
  • 0 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
  • 0 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
  • 3 Perusahaan dari sektor energy
  • 3 Perusahaan dari sektor financials
  • 1 Perusahaan dari sektor healthcare
  • 1 Perusahaan dari sektor industrials
  • 1 Perusahaan dari sektor infrastructures
  • 0 Perusahaan dari sektor properties & real estate
  • 0 Perusahaan dari sektor technology
  • 0 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Infografis Keluarga Cendana dan Artis Terseret Investasi Bodong MeMiles
Infografis Keluarga Cendana dan Artis Terseret Investasi Bodong MeMiles. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya