Bakrie & Brothers Kantongi Laba Rp 237,47 Miliar pada 2023

Bakrie & Brothers membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar Rp 237,47 miliar. Laba ini turun 10,77 persen dari Rp 266,13 miliar yang dicatatkan pada tahun sebelumnya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Mar 2024, 10:47 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2024, 10:47 WIB
IHSG Ditutup Melemah ke Level 6.679
Pendapatan bersih Bakrie & Brothers yang naik tersebut berasal dari kenaikan pendapatan PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group sebesar Rp 49,3 miliar dan PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) sebesar Rp 102,3 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,75 triliun atau naik 3,66 persen dibanding 2022 yang sebesar Rp 3,63 triliun.

Pendapatan bersih Bakrie & Brothers yang naik tersebut berasal dari kenaikan pendapatan PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group sebesar Rp 49,3 miliar dan PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) sebesar Rp 102,3 miliar.

Selain itu, BNBR juga mencatatkan EBITDA sebesar Rp 446,04 miliar pada 2023. Hal ini naik sebesar Rp 121,51 miliar atau 37,44% dari angka di tahun sebelumnya sebesar Rp 324,52 miliar.

Sementara pendapatan naik, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan pada 2023 menjadi Rp 2,99 triliun dari Rp 2,91 triliun pada 2022. Sehingga, laba kotor perseroan tumbuh 23,35 persen menjadi RP 883,37 miliar dari Rp 716,17 miliar pada 2022.

“Capaian ini merupakan hasil dari sinergi yang bagus di antara sejumlah proyek strategis unit-unit usaha, terutama di sektor manufaktur dan juga teknologi informasi,” terang Direktur Utama & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk., Anindya Novyan Bakrie,dalam keterangan resmi, Kamis (14/3/2024).

BNBR juga menorehkan laba usaha sebesar Rp 348,31 miliar di sepanjang tahun 2023. Angka ini naik sebesar Rp 116,38 miliar atau 50,18% dibanding periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 231,93 miliar.

Namun demikian, sepanjang 2023 perseroan membukukan beban lain-lain Rp 30,34 miliar. Kondisi ini berbalik dari penghasilan lain-lain yang berhasil dicatatkan pada tahun sebelumnya sebesar Rp 121,8 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar Rp 237,47 miliar. Laba ini turun 10,77 persen dari Rp 266,13 miliar yang dicatatkan pada tahun sebelumnya.

 

Penyelesaian Utang

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti menambahkan, saat ini postur neraca Perseroan jauh lebih ramping dan sehat. Terutama dengan penyelesaian kewajiban derivatif kepada Glencore sebesar USD 854,7 juta atau setara Rp 13,1 triliun.

Dengan penyelesaian utang ini, rasio debt to equity Perseroan menjadi jauh lebih baik dan sehat dari Rp 12,08 triliun atau 10,44x di tahun sebelumnya, menjadi Rp 589,27 miliar atau 1,67x di tahun 2023.

“Dengan demikian, kondisi neraca Perusahaan menjadi lebih ramping dan sehat sehingga diharapkan ke depan BNBR bisa melesat lebih cepat dari sebelumnya,” kata Roy.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2023 tercatat sebesar Rp 7,1 triliun, turun signifikan dari Rp 17,46 triliun pada akhir 2022. Namun liabilitas pada 2023 turun signifikan menjadi Rp 4,44 triliun dari Rp 15,94 triliun pada 2022.

Sementara ekuitas pada 2023 naik menjadi Rp 2,66 triliun dari Rp 1,53 triliun pada 2022.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya