RUPS Bank OCBC Setujui Perubahan Pengurus, Siapa Saja?

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS), Senin (18/3/2024) menyetujui beberapa perubahan pengurus perusahaan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 18 Mar 2024, 17:13 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2024, 17:13 WIB
Bank OCBC NISP Rebranding jadi OCBC, Beri Benefit Lebih untuk Nasabah
Bank OCBC NISP secara resmi telah meluncurkan ‘OCBC’ sebagai merek dan logo terbaru bank tersebut pada Selasa, 14 November 2023 di Jakarta. (Amira Fatimatuz Zahra/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS), Senin (18/3/2024) menyetujui beberapa perubahan pengurus perusahaan. 

Hasil RUPS menyetujui pengangkatan kembali Wong Pik Kuen Helen sebagai Komisaris dan Martin Widjaja sebagai Direktur efektif sejak ditutupnya rapat itu sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2027. Perseroan juga menyetujui pengunduran diri Emilya Tjahjadi sebagai direktur, efektif sejak ditutupnya rapat. 

Tak hanya melakukan perubahan pengurus, dalam RUPS juga menyetujui pembagian dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun. Pembagian dividen ini merupakan 40,4% dari laba bersih tahun buku 2023 yang mencapai Rp 4,09 triliun. Sehingga, dividen per saham yang dibagikan senilai Rp 72. 

Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja mengatakan besaran dividen tahun ini naik 163% dari Rp 22 pada tahun sebelumnya.

"Menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp 72 rupiah atau sebesar Rp 1,65 triliun ditetapkan sebagai dividen tunai atau 40,4% dari laba bersih," kata Parwati dalam konferensi pers pada Senin (18/3/2024).

RUPS juga menyetujui pembelian kembali saham perseroan (Share Buyback) maksimum 420.000 saham dan pengalihan saham hasil buyback untuk pemberian remunerasi yang bersifat variabel sesuai dengan POJK serta perundang-undangan yang berlaku. 

Selain itu, RUPS turut menyetujui atas pengambilalihan saham pada PT Bank Commonwealth oleh perseroan. Parwati menuturkan akuisisi ini direncanakan akan selesai pada kuartal kedua 2024.  

Bank OCBC Bakal Tebar Dividen Rp 1,65 Triliun

Lindungi Nasabah dari Risiko Cybercrime, Bank OCBC NISP Luncurkan Gerakan #LawanTipu2Online
Dok. OCBC NISP

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS), Senin (18/3/2024) menyetujui untuk membagikan dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun. 

Pembagian dividen ini merupakan 40,4% dari laba bersih tahun buku 2023 yang mencapai Rp 4,09 triliun. Sehingga, dividen per saham yang dibagikan senilai Rp 72. 

Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja mengatakan besaran dividen tahun ini naik 163% dari Rp 22 pada tahun sebelumnya.

"Menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp 72 rupiah atau sebesar Rp 1,65 triliun ditetapkan sebagai dividen tunai atau 40,4% dari laba bersih," kata Parwati dalam konferensi pers pada Senin (18/3/2024).

Selain itu, Parwati menambahkan sebesar Rp 100 juta akan disisihkan untuk cadangan umum dan sisanya digunakan sebagai laba ditahan.

Parwati menjelaskan capaian laba pada 2023 meningkat 23% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,3 triliun. 

Adapun, rasio kecukupan modal (CAR) perseroan juga kuat yaitu sebesar 23,7% atau jauh di atas ketentuan minimum. Kinerja positif perseroan didorong oleh pertumbuhan kredit 12% secara tahunan dengan kualitas kredit yang terjaga baik. 

Atas kinerja positif tersebut, rasio imbal hasil ekuitas (ROE) meningkat menjadi 12,0% pada akhir 2023 dengan total aset Bank sebesar Rp 250 triliun.

Laba OCBC Indonesia Tumbuh 23% pada 2023

OCBC NISP Dorong Perempuan Aktif Berbisnis dalam Kampanye CurrenShe
Pengunjung melihat pameran Art Installation bertajuk ‘Perempuan Kuat Ekonomi Bangsa Hebat’ dengan menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) di sela peresmian Galeri Perempuan Hebat di Gedung Sarinah Thamrin, Jakarta, Kamis (3/11/2022). (Liputan6.com)

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mengumumkan kinerja solid untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, OCBC Indonesia berhasil membukukan laba bersih Rp 4,1 triliun, meningkat 23 persen dibandingkan Rp 3,3 triliun pada tahun sebelumnya.

Selain itu, rasio kecukupan modal atau CAR Bank juga senantiasa kuat di angka 23,7 persen, jauh di atas ketentuan minimum.

"Kami menutup tahun 2023 dengan kinerja yang solid. Kinerja positif tersebut turut didorong oleh pertumbuhan kredit 12 persen YoY dengan kualitas kredit yang terjaga baik. Sebagai hasilnya, rasio imbal hasil ekuitas (ROE) meningkat menjadi 12,0 persen pada akhir tahun 2023 dengan total aset Bank sebesar Rp 250 triliun," ujar Presiden Direktur OCBC Indonesia, Parwati Surjaudaja dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (31/1/2024).

Likuiditas OCBC Indonesia senantiasa di posisi sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 206,2 persen, di atas ketentuan regulator. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank mencapai Rp 182 triliun dengan rasio CASA sebesar 55,8 persen. Sementara itu, jumlah dana tabungan mengalami pertumbuhan sebesar 14,6 persen yoy.  

Melansir laporan keuangan perseroan, OCBC Indonesia membukukan pendapatan bunga dan pendapatan syariah masing-masing Rp 15,53 triliun dan Rp 893,14 miliar. Pendapatan bunga pada 2023 naik 27,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 12,23 triliun.

Sedangkan pendapatan syariah naik 83,02 persen dari Rp 488 miliar pada 2020. Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban bunga dan beban syariah masing-masing naik menjadi Rp 6,08 triliun dan Rp 417,59 miliar pada 31 Desember 2023. Pada 2022, beban bunga yakni Rp 3,8 triliun dan beban syariah Rp 176,45 miliar.

Setelah dikurangi beban lain dan pajak, perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,1 triliun. Laba itu naik 23 persen dibandingkan Rp 3,3 triliun pada tahun sebelumnya.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 tercatat sebesar RP 249,76 triliun, naik dari Rp 238,5 triliun pada 31 Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 212,44 triliun dari sebelumnya Rp 204,29 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan 31 Desember 2023 juga naik menjadi Rp 37,32 triliun dari Rp 34,21 triliun pada 31 Desember 2022.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya