Liputan6.com, Jakarta - Tesla mengumumkan untuk memotong harga berlangganan sistem bantuan pengemudi premiumnya untuk pelanggan di Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 12 April 2024.
Dilansir dari CNBC, Minggu (14/4/2024), dipasarkan sebagai paket Full Self-Driving, atau FSD, pelanggan Tesla sekarang akan membayar USD 99 atau setara Rp 1,59 juta (asumsi kurs Rp 16.117 per dolar AS)per bulan, turun dari USD 199 atau setara Rp 3,20 juta sebelumnya.
Baca Juga
Pemotongan harga ini bertentangan dengan janji-janji sebelumnya dari CEO Elon Musk, yang telah berulang kali mengatakan biaya FSD hanya akan naik jika Tesla menambahkan fitur dan fungsionalitas ke dalam sistem.
Advertisement
Terlepas dari nama mereknya, opsi FSD perusahaan saat ini tidak menjadikan kendaraan Tesla otonom atau berfungsi sebagai robotaxis.
Janjikan Robotaxis Pada Pemegang Saham
Elon Musk telah menjanjikan robotaxi kepada pemegang saham dan pelanggan selama bertahun-tahun, dan mengatakan kendaraan mereka yang ada akan segera dapat mengemudi sendiri setelah pembaruan perangkat lunak melalui udara.
Dia mengatakan kepada investor melalui telepon pada 2019 kendaraan otonom akan mengubah Tesla menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar USD 500 miliar atau setara Rp 8.058 triliun, naik dari sekitar USD 42 miliar atau setara Rp 676,9 triliun pada saat itu.
Tesla saat ini bernilai lebih dari USD 500 miliar bahkan tanpa mengembangkan mobil otonom. Tesla mengumpulkan lebih dari USD 2 miliar atau setara Rp 32,2 triliun melalui utang dan ekuitas setelah panggilan tersebut.
Â
Â
Â
Saham Tesla Menguat 4% Usai Elon Musk Bocorkan Tanggal Rilis Robotaxi
Sebelumnya diberitakan, saham Tesla naik pada perdagangan hari Jumat 5 April 2024 setelah unggahan Elon Musk di media sosial mengatakan bahwa ia akan meluncurkan unit Robotaxi Tesla pada awal bulan Agustus mendatang.
Melansir MarketScreener, Sabtu (6/4/2024) saham Tesla naik 4% menjadi USD 171,48 pada perdagangan pasca-pasar, menyusul penurunan 3,6% di sesi reguler. Sebelumnya dilaporkan bahwa selama 2024, saham Tesla telah telah mengalami penurunan hingga 34%.
Elon Musk mengatakan dalam sebuah postingan di platform X pada Jumat malam (5/4) bahwa model kendaraan baru Tesla, yang tidak akan memiliki roda kemudi atau pedal, akan diluncurkan pada 8 Agustus mendatang.
Bos Tesla itu pertama kali mulai membicarakan taksi otonom kepada investor pada tahun 2019. Saat itu dia memperkirakan taksi robot akan memasuki setidaknya satu pasar pada akhir tahun 2020.
Pada tahun 2015, Musk mengatakan kepada pemegang saham bahwa mobil Tesla akan mencapai "otonomi penuh" dalam waktu tiga tahun, seperti dikutip dari CNBC International. Di tahun selanjutkan, dia mengatakan Tesla akan dapat mengirim salah satu mobilnya untuk berkendara lintas alam tanpa memerlukan campur tangan manusia.
Â
Â
Advertisement
Tawaran Tesla
Tesla masih belum menghadirkan robotaxi, kendaraan otonom, atau teknologi yang dapat mengubah mobilnya menjadi kendaraan otomatis "level 3". Namun, Tesla menawarkan sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut (ADAS), termasuk opsi Autopilot standar atau opsi Full Self-Driving (FSD) premium, yang terakhir berharga USD 199 per bulan untuk pelanggan AS.
Dalam upaya mendorong penjualan di akhir kuartal, Musk baru-baru ini mengamanatkan agar semua staf penjualan dan layanan memasang dan mendemonstrasikan FSD untuk pelanggan sebelum menyerahkan kuncinya. Dia menulis dalam email kepada karyawannya, “Hampir tidak ada yang benar-benar menyadari seberapa baik (yang diawasi) FSD bekerja. Saya tahu ini akan memperlambat proses pengiriman, namun ini tetap merupakan persyaratan yang sulit."
Terlepas dari namanya, opsi premium Tesla memerlukan pengemudi manusia yang siap mengemudikan atau mengerem kapan saja.
Bukan Bangun Pabrik, Tesla Mau Beli Produk Turunan Nikel Indonesia dari Vale
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, tidak memusingkan janji Tesla Inc yang sempat ingin membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.Sebab, sudah ada perusahaan otomotif besar asal China, BYD yang telah berinvestasi membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air dengan nilai USD 1,3 miliar, atau setara Rp 20 triliun.
"Tesla? Kita sudah ada BYD kok, BYD juga enggak jelek, bagus. Kalau Tesla enggak mau datang, ya silakan juga," kata Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Kendati begitu, Luhut menyebut Tesla milik Elon Musk tetap bakal membeli produk turunan nikel dari proyek smelter yang dikerjakan PT Vale Indonesia di Sulawesi.Â
"Dia (Tesla) mau masuk nanti di Vale yang di-joint dengan Ford, dia mau beli mungkin produk mereka itu," ungkap Luhut.
Seperti diketahui, Tesla pada 2022 lalu telah menandatangani kesepakatan jangka panjang baru dengan dua pemasok bahan baterai asal China, yaitu Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co.
Huayou Cobalt akan memasok bahan ke Tesla mulai 1 Juli 2022 hingga akhir 2025. Harga produk akan dikenakan harga pasar untuk nikel, kobalt dan mangan, serta biaya pemurnian. CNGR akan memasok mobil kendaraan listrik antara 2023 dan 2025.
Merujuk catatan Liputan6.com, Huayou juga telah berkolaborasi dengan investor lain maupun BUMN dalam proyek hilirisasi Indonesia. Salah satunya, dengan PT Kolaka Nickel Indonesia di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, proyek HPAL memproduksi 120.000 ton nikel MHP.Â
Huayou bekerja sama dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Ford Motor Company untuk mengembangkan proyek ini yang disaksikan oleh Presiden Jokowi pada Maret 2023.
Â
Advertisement